BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran
bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai strategi,
pendekatan, model, metode, teknik, dan media pembelajaran bahasa Indonesia yang
inovatif dan variatif mulai diterapkan para guru bahasa Indonesia. Tujuan
adanya penerapan pola pembelajaran tersebut adalah dalam rangka pencapaian
kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Khususnya penguasaan
keterampilan dalam bidang bahasa juga mendapat perhatian. Keterampilan
berbahasa bukan hanya untuk diketahui, melainkan juga untuk dikuasai oleh
siswa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling memengaruhi.
Keempat
keterampilan berbahasa tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Yang lebih memprihatinkan, ada pihak yang sangat ekstrim berani
mengatakan bahwa tidak ada mata pelajaran Bahasa Indonesia pun siswa dapat
berbahasa Indonesia seperti saat ini, asalkan mereka diajari berbicara,
membaca, dan menulis oleh guru (Depdiknas 2004:9).
|
Salah satu keterampilan yang paling sulit penguasaannya adalah
keterampilan menulis karena menulis merupakan kegiatan yang menuntut adanya
latihan dan membutuhkan ketelitian serta kecerdasan. Kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa siswa cenderung menyukai hal-hal yang bersifat praktis dan
instan. Kenyataan tersebut menjadi kendala dan hambatan bagi siswa untuk
melakukan kegiatan menulis secara maksimal.
Untuk itu,
agar siswa menyadari bahwa segala sesuatu yang berhasil baik harus melalui
proses dan tahapan maka kegiatan menulis harus dilakukan dengan latihan rutin
dan terus-menerus karena penguasaan keterampilan menulis sangat bermanfaat bagi
siswa untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keterampilan menulis menjadi
suatu keterampilan yang penting untuk dikuasai siswa karena budaya menulis
adalah budayanya orang terpelajar. Menulis bukan sekadar menulis, melainkan
suatu kegiatan yang menggabungkan pengetahuan intelektual dan berpikir logis
yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan bahasa yang efektif dan komunikatif
untuk diungkapkan dalam bentuk tulisan.
Keterampilan
menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan,
menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya
dapat dicapai dengan baik oleh para siswa yang dapat menyusun dan merangkai
jalan pikiran serta mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan
komunikatif. Mengingat pentingnya pembelajaran menulis, maka tidak heran jika
menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dipelajari siswa dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan, saat
menempuh pendidikan tingkat SMP dan SMA, siswa diwajibkan menulis karangan
ilmiah berupa makalah maupun laporan berbentuk karya tulis sebagai tugas akhir.
Laporan
adalah segala sesuatu yang dilaporkan. Laporan termasuk salah satu bentuk karya
ilmiah. Oleh karena itu, penulisan laporan harus ditulis dengan bahasa
Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku ialah bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah atau tata bahasa resmi. Wahyudi dan Darmiyati (2009:41) menyatakan bahwa
kaidah yang digunakan untuk penulisan kata baku adalah 3 buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (PUEYD), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).
Laporan
kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan,
yang harus disampaikan oleh pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai
pertanggungjawaban.
Dari uraian pada latar belakang masalah yang telah
penulis kemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian.
Adapun judul penelitian ini adalah ”Kemampuan
Siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam Menulis Laporan Kegiatan Sekolah”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan siswa SMK
Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah?
1.3
Tujuan
Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di
atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan data tentang kemampuan
siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
1.4
Manfaat
Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan dan tujuan penelitian yang
telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai dua manfaat yaitu secara
teoretis dan praktis.
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam memberikan kajian dan informasi yang
berarti tentang kemampuan siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
Selanjutnya, secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat
bagi:
1)
Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang menulis laporan
kegiatan sekolah.
2)
Bagi guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Gandapura,
hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan guru dalam menghadapi
permasalahan dalam pembelajaran di kelas terutama permasalahan yang berkaitan
dengan kesulitan menulis laporan kegiatan sekolah.
3)
Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi motivasi untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menulis, khususnya menulis laporan kegiatan sekolah.
Selain itu, tindakan yang diterapkan guru di kelas dapat membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan belajar menulis
sehingga keterampilan menulis mereka meningkat.
4)
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai pengembangan proses pembelajaran Baahasa Indonesia dalam
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMK Negeri 1 Gandapura.
1.5
Anggapan
Dasar dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar dalam penelitian ini berfungsi untuk
memperoleh gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang
lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang
kuat tentang kedudukan permasalahannya, sehingga menjadi tumpuan peneliti dalam
melaksanakan penelitian.
Menurut Arikunto (2006:65), ia menyatakan bahwa
”Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil
penelitian nanti”. Maka, yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini
adalah :
1)
Menulis laporan kegiatan sekolah merupakan salah
satu kegiatan yang ditentukan oleh SMK Negeri 1 Gandapura.
2)
Dengan menulis laporan kegiatan sekolah dapat
mengasah kemampuan siswa.
1.5.2
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih
perlu pembuktiannya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto
(2006:71), bahwa ”Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Maka, yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa SMK
Negeri 1 Gandapura dalam Menulis Laporan Kegiatan Sekolah masih kurang.
1.6
Definisi
Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan beberapa definisi
operasional sebagai berikut:
1)
Kemampuan adalah
kesanggupan siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
2)
Menulis adalah sebuah proses kreatif menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulis yaitu laporan kegiatan
sekolah.
3)
Laporan kegiatan
sekolah adalah bentuk
penyajian fakta tentang sesuatu keadaan atau suatu kegiatan yang berkenaan dengan
kegiatan sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Menulis
Menulis
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara menuangkan gagasan dan ide
yang dimiliki oleh seorang penulis. Gagasan dan ide tersebut dituangkan dalam
bentuk tulisan melalui media bahasa. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang
membutuhkan kemahiran berbahasa yang baik, sehingga menghasilkan tulisan yang
baik pula.
Menurut Djuharie (2005:120), ia menyatakan bahwa ”Menulis merupakan
suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatih”. Maksudnya, jelas bahwa
keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang memerlukan
latihan untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik, hal ini dikarenakan menulis
merupakan proses berpikir yang dihasilkan melalui media tulisan.
Selanjutnya, Pranoto (2004:9), ia mengemukakan bahwa ”Menulis
adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan
sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai
ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan
kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak
langsung”. Maksudnya, menulis merupakan kegaitan yang dilakukan seseorang,
dengan cara menuangkan gagasan yang dimilikinya dalam bentuk bahasa tulis,
sehingga dapat dipahami maksud yang disampaikannya tersebut oleh orang lain.
|
Lalu, Mc Crimmon dalam St. Y. Slamet (2008:141), mengungkapkan
bahwa ”Menulis adalah kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu
subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya
sehingga pembaca dapat memahaminya dengan baik”. Maksudnya, kegiatan menulis
adalah kegiatan yang dilakukan seseorang tentang suatu subjek yang ditulis
dengan menggunakan strategi menulis yang baik sehingga apa yang ditulis dapat
dipahami dengan baik pula oleh pembaca tulisan tersebut.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan atau komunikasi kepada
orang lain dengan media bahasa berbentuk tulisan yang dilandasi dengan
pengetahuan dan kaidah-kaidah tentang kebahasaan. Menulis merupakan suatu
keterampilan yang tidak datang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan latihan
yang teratur.
2.2 Tujuan Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah menyampaikan gagasan yang
dimiliki oleh penulis kepada pembaca melalui bahasa tulis atau tulisan. Ide
atau gagasan tersebut disampaikan melalui tulisan kepada pembaca sehingga
pembaca mendapatkan suatu informasi baru. Selain itu, menulis juga memiliki
tujuan tersendiri sesuai dengan jenis tulisan yang dipublikasikan oleh penulis.
Nursisto (2000:223), ia menyatakan bahwa ”Tujuan menulis
siswa di sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar
tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan
berbahasa dengan baik”. Maksudnya, keterampilan menulis bagi siswa perlu
dibina, dengan tujuan agar siswa tersebut dapat mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru, sehingga sedikit banyaknya dapat memberikan dampak pada
keterampilan berbahasa siswa.
Sebaik-baik tulisan adalah tulisan yang dapat memberikan
manfaat kepada kehidupan yang lebih baik bagi para pembaca tulisan tersebut. Misalnya,
jurnal ilmiah, karangan populer, fiksi, atau roman picisan sekali pun, ditulis
dengan tujuan supaya manusia, setidak-tidaknya ada segolongan kecil yang terinspirasi
dan tergerakkan hatinya melalui tulisan yang dibaca tersebut.
Menurut Lie Charlie (2006, 110-111) dalam bukunya
mengungkapkan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut:
1)
Memberi (Menjual) Informasi
Sebagian besar tulisan dihasilkan
dengan tujuan memberi (menjual) informasi, teristimewa bila hasil karya tulis
tersebut diperjualbelikan. Pada sisi positif lain, tulisan juga bersifat
memperkenalkan atau mempromosikan sesuatu, termasuk suatu kejadian (berita)
atau tempat (pariwisata).
2)
Mencerahkan Jiwa
Bacaan sudah menjadi salah satu
kebutuhan manusia modern, sehingga karya tulis selain sebagai komoditi juga
layak dipandang sebagai salah satu sarana pencerahan pikiran dan jiwa.
3)
Mengabadikan Sejarah
Sejarah harus
dituliskan agar abadi sampai ke generasi selanjutnya.
4)
Ekspresi Diri
Tulisan juga merupakan sarana
mengekspresikan diri, baik bagi perorangan maupun kelompok.
5)
Mengedepankan Idealisme
Idealisme umumnya dituangkan dalam
bentuk tertulis supaya memiliki daya sebar lebih cepat dan merata.
6)
Mengemukakan Opini dan Teori
Buah pikiran
pun hampir selalu diabadikan dalam bentuk tulisan.
7)
Menghibur
Baik temanya humor maupun bukan,
tulisan umumnya juga bersifat ”menghibur”.
Maksudnya, jelas bahwa menulis memiliki
tujuan tersendiri yang berbeda-beda. Ada tulisan yang ditulis dengan tujuan
untuk memberikan informasi kepada khalayak ramai. Sehingga dengan tulisannya
tersebut, pembaca mendapatkan informasi baru dan menambah pengetahuan. Begitu
juga dengan tujuan membaca untuk mencerahkan jiwa, mengabadikan sejarah,
ekspresi diri, mengedepankan idealisme, mengemukakan opini dan teori, serta
menghibur. Kesemua itu memiliki tujuan yang berbeda, sesuai dengan tulisan yang
dihasilkan oleh penulis.
Dari kedua pendapat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengekspresikan
perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Selain
itu, tujuan menulis juga dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi
olah pembaca.
2.3 Manfaat
Menulis
Tulisan yang dihasilkan melalui buah pikir seorang penulis
tentunya memiliki manfaat yang dapat diambil oleh pembaca dan untuk penulis
sendiri. Manfaat tersebut dapat dirasakan sesuai dengan bentuk tulisan yang
dihasilkan atau ditulis.
Menurut Sofyan (2006:35), ia membagi manfaat menulis menjadi
enam bagian. Keenam manfaat menulis tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Memperoleh kebenaran dan percaya diri.
2)
Menyehatkan kulit.
Pada tahun 1990, ada seorang psikolog
yang melakukan penelitian selama lima tahun tentang hubungan menulis dengan
membuka diri terhadap kesehatan fisik. Hasil penelitian akhirnya dibukukan
dengan judul ”Opening Up: The Heading Power of Expressing Emotions”.
3)
Mengatasi trauma atau frustasi.
4)
Tangan ibarat jembatan yang mengalirkan
kepribadian ketika seseorang menulis.
5)
Menulis sama dengan menata dan menjernihkan
pikiran.
6)
Menulis secara teratur dan terstruktur akan
membuat seseorang dimudahkan untuk mengenali dirinya.
Pada intinya pendapat tersebut menjelaskan tentang beberapa
manfaat yang diperoleh melalui kegiatan menulis, yaitu memperoleh rasa percaya
diri, karena melalui kegiatan menulis, seorang penulis membuat dunia tersendiri
yang bebas dari intervensi orang lain. Selain manfaat tersebut, menulis juga
dapat menyehatkan kulit. Pendapat tersebut dibuktikan dengan penelitian yang
telah dilakukan seorang psikolog pada tahun 1990 tentang hubungan menulis
dengan kesehatan fisik. Manfaat lain yang diperoleh dalam kegiatan menulis
yaitu mengatasi trauma atau frustasi yang pernah dimiliki, mengalirkan
kepribadiaan seorang penulis, karena setiap tulisan pasti memiliki karakter
yang berbeda-beda dan mencerminkan kepribadian penulisnya. Menulis juga dapat
menjernihkan pikiran dan kegiatan menulis yang dilakukan secara teratur dan
terstruktur akan membuat seseorang lebih mudah mengenali dirinya.
Pendapat di atas diperjelas oleh Komaidi (2007:12-13), ia
menyatakan bahwa terdapat enam manfaat menulis, yaitu sebagai berikut:
1)
Untuk menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity)
dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar.
2)
Melalui kegiatan menulis mendorong seseorang
untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya.
Melalui kegiatan tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang apa
yang ditulis.
3)
Melalui kegiatan menulis, terlatih untuk
menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis.
4)
Melalui kegiatan menulis, secara psikologis akan
mengurangi tingkat ketegangan dan stres.
5)
Melalui kegiatan menulis apabila hasil tulisan
dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit, akan memperoleh
kepuasan batin karena tulisannya dianggap bermanfaat bagi orang lain, selain
itu juga memperoleh honorarium (penghargaan).
6)
Mendapatkan kepopularitasan apabila tulisannya
dibaca oleh banyak orang. Hal ini akan memperoleh kepuasan tersendiri dan
merasa dihargai oleh orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa
melalui kegiatan menulis, seseorang dapat melatih dirinya untuk melihat
realitas yang ada di sekitarnya. Menulis juga membuat seseorang mahir dalam
menyusun berbagai argumen yang dimilikinya secara runtut dan jelas, sehingga jika
dimuat di media cetak, aka nada rasa bangga tersendiri terhadap tulisan yang
telah ditulis tersebut.
Selain manfaat di atas, seorang ahli, Pannebaker (dalam
Komaidi 2007:14), ia menyatakan bahwa ”Terdapat beberapa manfaat aktivitas
menulis, yaitu 1) menulis menjernihkan pikiran, 2) menulis mengatasi trauma, 3)
menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru, 4) menulis membantu
memecahkan masalah, dan 5) menulis-bebas dapat membantu ketika terpaksa harus
menulis”. Maksudnya, melalui kegiatan menulis, seseorang dilatih untuk
memetakan persoalan yang rumit, misalnya dengan memetakan atau menyederhanakan
masalah yang sulit. Selain itu, melalui kegiatan menulis dapat mengurangi
trauma masa lalu, berusaha melupakan dan menyederhanakan bahkan melihat dari
sudut pandang kelucuannya, sehingga dapat melihat hidup secara lebih luas dan
tidak picik.
Manfaat lain yaitu melalui kegiatan menulis dapat melatih
untuk mengingat atau mengabadikan informasi atau peristiwa yang telah terjadi
di masa lalu. Melalui kegiatan menulis, dapat melihat segala permasalahan
dengan kepala dingin, pikiran tenang, dengan memetakan dan menyederhanakan
masalah, kemudian mencari solusinya. Selanjutnya, melalui kegiatan menulis
(bebas) akan terlatih atau terbiasa menulis dalam kondisi apapun.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas
tentang manfaat menulis, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menulis kita dapat
mengetahui kemampuan diri yang dimiliki, mengembangkan gagasan dan ide,
mengurangi permasalahan yang menumpuk, memetakan masalah, mampu meningkatkan
kegiatan belajar, membantu ingatan, mengatasi trauma, menyehatkan kulit, dan
dapat digunakan sebagai sumber penghasilan.
2.4 Pengertian
Laporan
Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban atas suatu
tindakan atau kegiatan yang dilakukan. Selain itu, laporan merupakan salah satu
bentuk karangan yang berisi tentang rancangan suatu acara atau kegiatan yang
akan dilakukan, yang berisi struktur susunan kegiatan, orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan dan menerangkan tentang tempat serta waktu
berlangsungnya acara.
Menurut Keraf (2001:284), ia menyatakan bahwa ”Laporan adalah
suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang
atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya”. Maksudnya, laporan
merupakan uraian yang dibuat oleh seorang penulis yang ditujukan kepada
seseorang atau badan tertentu, yang berisi tentang rancangan suatu kegiatan dan
didukung oleh data yang lengkap sesuai dengan fakta yang ditemukan. Lalu, data disusun sedemikian rupa sehingga
informasi yang kita berikan dapat dipercaya dan mudah dipahami.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
laporan adalah suatu bentuk penyampaian informasi yang didukung oleh data yang
lengkap sesuai dengan fakta sehingga informasi yang diberikan dapat dipercaya
serta mudah dipahami. Dalam penyampaiannya, laporan dapat bersifat lisan maupun
tertulis.
2.5 Fungsi dan Tujuan
Laporan
Laporan yang ditulis oleh seseorang dan ditujukan untuk suatu
lembaga atau seseorang memiliki fungsi dan tujuan yang jelas, sehingga laporan
tersebut layak untuk dipublikasikan kepada orang yang bersangkutan. Selain itu,
fungsi dan tujuan laporan juga dapat dilihat dari segi bentuk dan isi laporan
yang dibuat.
Menurut Keraf (2001:288), ia menyatakan bahwa ”Fungsi laporan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Pertanggungjawaban bagi orang yang
diberi tugas.
2)
Landasan pimpinan dalam mengambil
kebijakan/keputusan.
3)
Alat untuk melakukan pengawasan.
4)
Dokumen sebagai bahan studi dan
pengalaman bagi orang lain.
Dapat dipahami bahwa,
laporan memiliki fungsi sebagai bukti tanggung jawab yang dibebankan kepada
seseorang, menjadi pedoman bagi seorang pemimpin untuk menentukan kebijakan
dalam menentukan keputusan. Laporan juga dapat dijadikan sebagai alat yang
dapat dipedomani untuk melakukan pengawasan ketika berlangsungnya kegiatan, dan
laporan yang telah dibuat juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi
orang lain, saat akan melakukan membuat sebuah laporan kegiatan.
Selanjutnya, Keraf
(2001:289), menyatakan bahwa ”Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal
berikut:
1)
Untuk mengatasi suatu masalah.
2)
Untuk mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
3)
Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu
masalah.
4)
Untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan.
5)
Untuk menemukan teknik-teknik baru dan
sebagainya.
Dapat dipahami
bahwa, laporan yang ditulis seseorang memiliki tujuan untuk menjadi salah satu pedoman
dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul sebelum atau saat kegiatan
berlangsung atau bahkan ketika kegiatan usai. Selain itu, laporan juga
bertujuan untuk mengambil suatu keputusan yang akan diterapkan, dengan adanya
laporan pun dapat dijadikan sebagai salah satu hal yang dapat dijadikan untuk
mengetahui perkembangan suatu masalah yang terjadi. Laporan juga dapat
dijadikan sebagai alat untuk mengadakan perbaikan dari berbagai segi, serta
dapat dijadikan pedoman dalam menemukan cara-cara baru yang lebih efektif dalam
suatu kegiatan. Pembuat laporan harus memperhatikan sungguh-sungguh tujuan laporan
ini, sehingga pengarahan, ilustrasi, dan perincian diarahkan secara tepat
kepada tujuan terakhir dari laporan itu.
Keraf (2001:290), ia
menyatakan bahwa ”Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan
jelas. Isi dari laporan harus diurutkan dan dikembangkan sedemikian rupa
sehingga dapat masuk akal”. Maksudnya, laporan yang baik haruslah ditulis
dengan memperhatikan kaidah penulisan laporan dengan benar, agar dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Fakta-fakta atau
bahan-bahan yang disajikan pelapor pun harus dapat menimbulkan kepercayaan,
tertama bila pelapor itu dimaksudkan untuk mengambil suatu tindakan tertentu.
Selain itu, laporan
yang baik juga harus memiliki sifat-sifat laporan sebagai berikut:
1)
Laporan harus
bersifat imajinasi.
2)
Laporan yang
dibuat harus sempurna, tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan, jika hal itu diperlukan
untuk memperkuat kesimpulan laporan.
3)
Laporan juga
harus disajikan secara menarik.
2.6 Macam-macam Laporan
Laporan yang dibuat oleh seseorang memiliki beragam macam,
hal ini disesuaikan dengan bentuk dari laporan tersebut. Laporan juga dibuat
oleh seseorang berdasarkan tujuan dari laporan tersebut. Maksudnya, untuk apa
laporan itu disajikan dan dalam rangka kegiatan apa.
Keraf (2001:280), ia membedakan laporan berdasarkan
bentuknya, yaitu sebagai berikut:
1)
Laporan beberbentuk
formulir isian
Laporan yang berbentuk formulir isian ini,
biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diarahkan kepada tujuan yang akan
dicapai. Laporan ini bersifat rutin dan seringkali berbentuk angka-angka.
2)
Laporan berbentuk
surat
Bila sebuah laporan tidak banyak
mengandung tabel, angka atau sesuatu hal lain yang digolongkan pada tabel dan
angka, maka bentuk yang paling umum dipergunakan adalah laporan berbentuk
surat. Laporan bentuk ini tidak banyak berbeda dengan sebuah surat biasa,
kecuali jika ada suatu subjek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh
penerima laporan. Jika penulis laporan mempergunakan bentuk surat dalam
laporannya, maka nada dan pendekatan yang bersifat pribadi memegang peranan
yang penting, seperti halnya dengan surat-surat lainnya.
3)
Laporan bebentuk
memorandum
Laporan yang berbentuk memorandum (saran,
nota, catatan pendek) mirip dengan laporan berbentuk surat, namun biasanya
lebih singkat. Biasanya digunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam
bagian-bagian suatu organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu
hubungan kerja dan seringkali bermanfaat untuk suatu laporan yang bersifat
formal.
4)
Laporan perkembangan
dan laporan keadaan
Laporan perkembangan pada prinsipnya
berbeda dari laporan keadaan. Menurut arti laporan perkembangan adalah suatu
macam laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembanagn, perubahan yang
bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap mana yang
sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan. Sebaliknya laporan keadaan
mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi
yang ada pada saat laporan itu dibuat.
5)
Laporan berkala
Laporan semacam ini selau dibuat dalam
jangka waktu tertentu. Dalam bentuk sederhan, laporan semacam ini dapat dibuat
dalam bentuk formulir-formulir isian, atau dalam bentuk memorandum.
6)
Laporan laboratories
Tujuan laporan laboratoris adalah
menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakuakan dalam
laboratoria. Oleh sebab itu laporan ini seringkali memuat percobaan-percobaan
yang telah dilakukan.
Kerangka laporan laboratoris:
(1) Halaman
judul
(2) Obyek
atau tujuan
(3) Teori
(yang menyangkut teori mana yang diterapkan)
(4) Metode
(prosedur yang digunakan)
(5) Hasil-hasil
yang dicapai dalam percobaan ini dengan mempergunakan metode di atas
(6) Diskusi
atas hasil yang telah dicapai dalam percobaan
(7) Kesimpulan
(8) Apendiks
(9) Data
asli
7)
Laporan formal dan
semi formal
Laporan formal adalah laporan yang
mennuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti yang disebutkan di bawah, sedangkan
nadanya bersifat impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur
seperti yang terdapat dalam buku-buku.
Ciri-ciri umum yang dijadikan pegangan
untuk menetapkan apakah laporan tersebut merupakan laporan formal, adalah:
(1) Harus
ada halaman judul
(2) Biasanya
ada sebuah surat penyerahan
(3) Daftar
isi
(4) Ada
ikhtisar untuk mengawali laporan atau abstrak
(5) Ada
pendahuluan
(6) Bila
ada kesimpulan dan saran biasanya diberi judul tersendiri
(7) Isi
laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda
(8) Nada
yang dipergunakan adalah nada resmi, gayanya bersifat impersonal
(9) Jika
perlu laporan formal dilengkapi dengan tabel dan angka-angka
(10) Laporan
formal biasanya didokumentasikan secra khusus.
8)
Laporan buku
Suatu macam laporan untuk kepentingan
pendidikan atau perkuliahan di perguruan tinggi. Laporan buku bertujuan untuk
mendorong mahasiswa membaca buku-buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan, serta
meningkatkan kemampuan mereka memahami isi buku-buku tersebut. Laporan buku
tidak perlu mengikuti persyaratan bagi laporan formal, di samping itu laporan
ini terbentuk dari laporan-laporan lain karena ia tidak diperlukan oleh
penerima laporan. Karena itu cukup bila terdiri dari bagian-bagian berikut :
judul, pendahuluan (mencakup surat penyerahan dan pendahulan), isi laporan,
kesimpulan dan saran. Laporan buku tidak hanya berakhir dengan penyajian
ringkasan buku, tetapi diakhiri dengan kesimpulan.
2.7 Dasar-dasar Membuat Laporan
Ketika akan menulis sebuah laporan, maka haruslah ada dasar-dasar yang
menjadi suatu syarat dalam membuat sebuah laporan yang baik, sehingga dapat dipahami
oleh orang atau badan yang akan diajukan sebuah laporan. Dasar-dasar tersebut
adalah sebagai berikut:
1)
Clear
Kejelasan suatu laporan diperlukan baik
kejelasan dalam pemakaian bahasa, istilah, maupun kata-kata harus yang mudah
dicerna, dipahami dan dimengerti bagi si pembaca.
2)
Mengenai sasaran
permasalahannya
Caranya dengan jalan menghindarkan
pemakaian kata-kata yang membingungkan atau tidak muluk-muluk, demikian juga
hal dalam penyusunan kata-kata maupun kalimat harus jelas dan singkat jangan
sampai melantur kemana-mana dan bertele-tele yang membuat si pembaca laporan
semakin bingung dan tidak mengerti.
3)
Lengkap (complete)
Kelengkapan tersebut menyangkut :
(1) Permasalahan
yang dibahas harus sudah terselesaikan semua sehingga tidak menimbulkan tanda tanya
(2) Pembahasan
urutan permasalahan harus sesuai dengan prioritas penting tidaknya permasalahan
diselesaikan
4)
Tepat waktu dan cermat
Tepat waktu sangat diperlukan dalam
penyampaian laporan kepada pihak-pihak yang membutuhkan karena pihak yang
membutuhkan laporan untuk menghadapi masalah-masalah yang bersifat mendadak
membutuhkan pembuatan laporan yang bisa diusahakan secepat-cepatnya dibuat dan
disampaikan.
5)
Tetap (consistent)
Laporan yang didukung data-data yang
bersifat tetap dalam arti selalu akurat dan tidak berubah-ubah sesuai dengan
perubahan waktu dan keadaan akan membuat suatu laporan lebih dapat dipercaya
dan diterima.
6)
Objective dan Factual
Pembuatan laporan harus berdasarkan
fakta-fakta yang bisa dibuktikan kebenarannya maupun dibuat secara obyektif.
7)
Harus ada proses timbal balik
(1) Laporan
yang baik harus bisa dipahami dan dimengerti sehingga menimbulkan gairah dan
minat si pembaca
(2) Jika
si pembaca memberikan respon berarti menunjukkan adanya proses timbal balik
yang bisa memanfaatkan secara pemberi laporan maupun si pembaca laporan.
2.8 Sistematika Laporan
Dalam menulis sebuah laporan juga harus diperhatikan struktur
penulisan yang baik, karena hakikatnya laporan yang baik adalah laporan yang
ditulis berdasarkan sistematika penulisan yang baik pula.
Menurut Keraf (2001:292), ia mengemukakan bahwa ”Laporan yang
lengkap haruslah dapat menjawab semua pertanyaan mengenai apa (what), mengapa
(why), siapa (who), dimana (where), kapan (when), dan bagaimana (how).
Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima
laporan dapat mudah memahami laporan tersebut. Urutan isi sebuah laporan adalah
sebagai berikut:
1)
Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
(1) Latar
belakang kegiatan.
(2) Dasar
hukum kegiatan.
(3) Apa
maksud dan tujuan kegiatan.
(4) Ruang
lingkup isi laporan
2)
Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
(1) Jenis
kegiatan.
(2) Tempat
dan waktu kegiatan.
(3) Petugas
kegiatan.
(4) Persiapan
dan rencana kegiatan.
(5) Peserta
kegiatan.
(6) Pelaksanaan
kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta/datanya).
(7) Kesulitan
dan hambatan.
(8) Hasil
kegiatan.
(9) Kesimpulan
dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
3)
Penutup
Pada bagian ini, ditulis ucapan terima kasih kepada yang
telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada
kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.
2.9 Laporan
Kegiatan Sekolah
Laporan kegiatan sekolah merupakan
salah satu jenis laporan yang ditulis oleh siswa, dalam rangka kegiatan yang
akan diadakan dalam ruang lingkup warga sekolah. Laporan kegiatan sekolah
biasanya ditulis oleh seorang ketua pelaksana suatu kegiatan, misalnya ketua
OSIS atau ketua PMR dan sebagainya.
Contoh laporan kegiatan sekolah:
LAPORAN
KEGIATAN SEKOLAH
Judul : Laporan
Kegiatan Pemberian Materi Sekaligus Pengrekrutan Anggota Baru PMR SMK Negeri 1 Gandapura
I.
Pendahuluan
Palang Merah Remaja (PMR)
merupa organisasi yang bergerak di bidang yang bersifat kemanusiaan, bukan
hanya sekedar mempelajari cara menangani korban, namun di PMR juga melatih
anggota-anggotanya untuk mengasah kreatifitas
dengan berbagai kegiatan yang diadakan. Itu semua tentunya agar insan-insan PMR
menjadi lebih unggul dibandingkan yang lainnya.
Sehubungan dengan adanya
kegiatan Masa
orientasi siswa yang diadakan OSIS SMK Negeri 1 Gandapura, maka PMR mengadakan pengrekrutan anggota baru yang dilakukan sesuai
jadwal yang telah ditentukan bersama pihak OSIS.
II. ISI LAPORAN
a. Susunan Acara
1.
Pembukaan
2.
Pemberian materi seputar PMR
3.
Tanya-jawab
4.
Pengisian formulir bagi
calon anggota PMR
5.
Penutup
b. Jadwal Kegiatan
Hari/Tanggal
|
Waktu
|
Ruang
|
Pemateri
|
Paraf
|
Kamis,
12 Maret 2014
|
07.30-08.45
|
6
|
Asmaul Husna
|
|
Intan Farhana
|
||||
08.45-10.45
|
2
|
Putri Amalia
|
||
Eva Mauliza
|
||||
10.45-12.45
|
1
|
Nurul Yennita
|
||
Dewi Ratna
|
||||
Jumat,
13 Maret 2014
|
08.45-10.45
|
3
|
Asmaul Husna
|
|
Intan Farhana
|
||||
Sabtu,
14 Maret 2014
|
07.30-08.45
|
4
|
Putri Amalia
|
|
Eva Mauliza
|
||||
08.45-10.45
|
5
|
Nurul Yennita
|
||
Dewi Ratna
|
c. Susunan Panitia
Ketua panitia : Putri Amalia
Sekretaris : Asmaul Husna
Bendahara : Dewi Ratna
Bendahara : Dewi Ratna
P.S Acara : Nurul
Yennita
Intan Farhana
Eva Mauliza
P.S Dokumentasi : Tiara Putri
Sri Hartati
d.
Rincian Dana
No
|
Kebutuhan
|
Banyak
|
Harga Satuan
|
Jumlah
|
1
|
Foto copy formulir pendaftaran
|
100 lembar
|
@ Rp 150.00,-
|
Rp 15000.00,-
|
2
|
Foto copy brosur PMR
|
66 lembar
|
@ Rp 150.00,-
|
Rp 10000.00,-
|
3
|
Pena
|
6 buah
|
@ Rp 2000.00,-
|
Rp 12000.00,-
|
Total
|
Rp 37000.00,-
|
III. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan sekolah tentang Pemberian Materi
sekaligus Pengrekrutan Anggota Baru PMR SMK Negeri 1 Gandapura, maka kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
sehingga berlangsungnya acara ini dengan lancar.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Sesuai
dengan masalah dan tujuan penelitian, maka pendekatan yang tepat untuk digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penggunaan pendekatan ini
didasarkan pada kenyataan bahwa data yang dikumpulkan berupa nilai atau
angka-angka, adanya rumusan hipotesis yang jelas, analisis data dilakukan
setelah semua data terkumpul dan analisis data ini dilakukan dengan menggunakan
rumus statistik (Arikunto, 2002:11). Maka data-data dalam penelitian ini
berbentuk statistik dari kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis
laporan kegiatan sekolah, lalu diolah dengan menggunakan rumus statistik.
Pendekatan kuantitatif bersifat deskriptif tersebut digunakan mengingat tujuan penelitian ini ingin
membuktikan hipotesis bahwa masih kurangnya kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan
kegiatan sekolah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penggunaan jenis penelitian ini
didasarkan pada pendapat Arikunto (2002:120), ia menyatakan bahwa ”Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap
suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu”. Peneliti memilih jenis
penelitian ini karena mengkaji tentang kemampuan
siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
|
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Gandapura yang terletak di Jalan
Gle Kuprai Desa Cot Teube Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen. Penelitian ini
dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, hal ini dikarenakan materi
tentang menulis laporan kegiatan sekolah terdapat pada semester genap untuk
kelas X. Alasan peneliti memilih SMK Negeri 1 Gandapura sebagai lokasi penelitian
ini dikarenakan letak SMK Negeri 1 Gandapura tidak terlalu jauh dengan tempat
tinggal peneliti, sehingga memudahkan peneliti dalam menjangkau tempat tersebut.
Selain itu, SMK Negeri 1 Gandapura merupakan sekolah tempat peneliti pernah
melakukan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) sehingga dengan demikian, sedikit
banyaknya peneliti sudah memahami bagaimana seluk beluk sekolah tersebut.
Sehingg, dapat membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:32),
bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari. Populasi tersebut berkenaan dengan data, bukan
dengan orang atau bendanya. Populasi merupakan kelompok subjek, baik manusia,
kelas, nilai, tes, benda-benda ataupun peristiwa yang akan diteliti”. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Gandapura,
yaitu kelas X jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) yang berjumlah 25
siswa dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) yang
berjumlah 7 siswa. Maka, jumlah populasi sebanyak 32 siswa.
3.3.2 Sampel
Penarikan sampel dipedomani pada
pendapat Arikunto (2006:134), ia menyatakan bahwa ”Apabila subjeknya (populasi)
kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya (populasi) besar atau lebih
besar dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Dengan
demikian, karena jumlah subjek kurang dari 100, maka penulis mengambil
keseluruhan subjeknya, yang berjumlah 32 siswa, yaitu kelas X jurusan
Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) yang berjumlah 25 siswa dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) yang berjumlah 7 siswa.
Dengan demikian, jumlah sampel sebanyak 32 siswa.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini
akan dilakukan dengan menggunakan instrumen atau alat tes. Tes yang digunakan
adalah tes essai, dengan menugaskan siswa menulis laporan kegiatan sekolah
berkenaan dengan kegiatan OSIS.
Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1)
Peneliti meminta responden menulis laporan
kegiatan sekolah.
2)
Responden
melakukan tugas yang diberikan peneliti.
3)
Peneliti
mengumpulkan hasil kerja responden.
4)
Peneliti menilai hasil kerja responden.
5)
Peneliti
mengelompokkan data hasil kerja responden dan dianalisis.
3.5
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Mentabulasi nilai hasil tes secara acak.
2)
Mengurutkan nilai tertinggi ke nilai terendah.
3)
Menentukan range (Rg) dengan rumus Rg = H-L+1
4)
Menentukan jumlah kelas interval (K) dengan
rumus:
K + 1+3.3 log n
5)
Menentukan jumlah interval kelas (I) dengan
rumus:
I =
6)
Membuat tabel distribusi frekuensi.
7)
Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:
M =
Keterangan rumus:
M =
Nilai kemampuan rata-rata
fx =
Nilai perkalian frekuensi dan nilai tengah
f =
Frekuensi tiap kelompok nilai
X =
Nilai tengah
N =
Jumlah sampel
8)
Mengklasifikasi nilai sebagai berikut:
86-100 sangat baik
76-85 baik
66-75 cukup
56-65 kurang
≤ 55 jelek
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian
Setelah data hasil penelitian tentang
menulis laporan kegiatan sekolah diperoleh, data tersebut selanjutnya diolah
untuk dapat ditentukan nilai rata-rata kemampuan menulis laporan kegiatan
sekolah siswa secara total. Pengolahan data dan analisis data dilakukan
berdasarkan teknik pengolahan data secara kuntitatif. Pengukuran data menulis
laporan kegiatan sekolah ini dilakukan dengan cara memberikan tes kepada siswa
untuk menulis laporan kegiatan sekolah yang dikerjakan oleh siswa secara
tertulis. Nilai penulisan laporan kegiatan sekolah diukur dengan menghitung
data yang diperoleh dari kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia
(ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK
Negeri 1 Gandapura.
1)
Mentabulasi nilai hasil tes secara acak
Nilai yang diperoleh oleh siswa kelas X,
yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam
menulis laporan kegiatan sekolah adalah sebagai berikut:
80 90 90 90 85 90 90 65 90 95 90
90 95 95 95 75 65 95 85 70 70 70
2)
Mengurutkan nilai tertinggi ke nilai terendah
Urutan nilai tertinggi hingga nilai terendah
dari nilai dalam menulis laporan kegiatan sekolah yang diperoleh siswa adalah
sebagai berikut:
|
95 95 95 95 95 90 90 90 90 90 90 90 90 85 85 80 75 70 70 70 65 65
3)
Menentukan range (Rg) dengan rumus Rg = H-L+1
Setelah data diperoleh, selanjutnya langkah yang ditempuh
adalah range. Range adalah selisis nilai tertinggi (H) dengan nilai terendah
(L), kemudian ditambah satu (1).
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai tertinggi adalah 95
dan nilai terendah adalah 65.
Dengan demikian, rangenya adalah:
Rg =
H – L + 1
=
95 - 65 + 1
=
30 + 1
=
31
4)
Menentukan jumlah kelas interval (K) dengan
rumus K + 1+3.3 log n
Setelah range diketahui, langkah yang ditempuh selanjutnya
adalah menentukan lebar kelas, yaitu:
K = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 22
= 1 + (3,3) 1,342
= 1 + 4,42
= 5,42
= 5
5)
Menentukan jumlah interval kelas (I) dengan
rumus I =
Setelah lebar kelas
diketahui, selanjutnya ditentukan nilai lebar kelas (I), yaitu:
Dengan demikian interval
penelitian adalah:
I =
=
=
6,20
=
6
6)
Membuat tabel distribusi frekuensi.
Setelah menentukan range dan lebar kelas,
selanjutnya disusun tabel distribusi dan frekuensi sebagai berikut:
Tabel 1: Distribusi dan frekuensi
kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan
Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura
No
|
Interval Kelas
|
Frekuensi (f)
|
Nilai Tengah (x)
|
Perselisihan (fx)
|
1
|
89-95
|
13
|
92
|
1196
|
2
|
83-88
|
2
|
85,5
|
171
|
3
|
77-82
|
1
|
79,5
|
79,5
|
4
|
71-76
|
1
|
73,5
|
73,5
|
5
|
65-70
|
5
|
67,5
|
337,5
|
∑
|
-
|
N=22
|
-
|
1857,5
|
7)
Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus M =
Berdasarkan distribusi dan frekuensi di
atas, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah menentukan nilai rata-rata,
yaitu:
M =
=
= 84,43
= 84
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian
di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan
Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik
Las (Fabrinasi)
SMK Negeri 1
Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah adalah 84.
Setelah nilai rata-rata
diperoleh, selanjutnya nilai tersebut dimasukkan ke dalam skala penelitian.
Dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 22 orang, prestasi skor yang diperoleh
sangat bervariasi, yaitu 13 orang memperoleh nilai sangat baik, 4 orang memperoleh
nilai baik dan 5 orang memperoleh nilai cukup.
Jika nilai yang diperoleh
siswa dibandingkan dengan kriteria nilai yang telah ditetapkan maka kemampuan
siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan
jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah
sudah baik.
Tabel 2: Persentase kemampuan siswa kelas X,
yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK
Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
Klasifikasi
|
Frekuensi (f)
|
Persentase (%)
|
|
Kualitatif
|
Kuantitatif
|
||
Sangat baik
|
89-95
|
13
|
59
|
Baik
|
71-88
|
4
|
18
|
Cukup
|
65-70
|
5
|
23
|
Jumlah
|
N=22
|
100%
|
Tabel di atas menunjukkan
bahwa siswa yang memperoleh nilai sangat baik dalam menulis laporan kegiatan
sekolah yaitu terdapat 13 siswa (59%) dan siswa yang medapatkan nilai baik
dalam menulis laporan kegiatan sekolah yaitu 4 orang (18%), sedangkan siswa
yang mendapatkan nilai cukup dalam menulis laporan kegiatan sekolah adalah 5
orang (23%).
Hal ini menunjukkan bahwa
siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan
jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah
sudah dapat memahami dan mengetahui cara menulis laporan kegiatan sekolah dengan
baik.
4.3 Pembuktian
Hipotesis
Pembuktian hipotesis adalah salah satu
langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Hal ini dikarenakan tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui sesuatu hal pada tingkat tertentu yang
dipercaya sebagai sesuatu yang benar. Maka, berpedoman pada rumusan hipotesis yang
telah dikemukakan dalam bab I, yaitu kemampuan
siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah masih
kurang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata 84 yang
diperoleh siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia
(ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK
Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah termasuk kategori baik, yang berada pada
rentang (76-85). Dengan demikian, hipotesis
yang diajukan ditolak kebenarannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dalam penelitian ini diuraikan simpulan dan
saran yang erat hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Dari
hasil pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X,
yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura
dalam menulis laporan kegiatan sekolah secara keseluruhan berada pada katagori
baik, maka penulis penyimpulkan bahwa:
1)
Setelah peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas X, yaitu
jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik
Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan
sekolah sudah pada
tahap yang baik, meskipun demikian masih perlu juga adanya pembelajaran yang lebih
baik lagi agar kemampuan siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah sampai
pada tahap yang sangat baik.
2)
Nilai yang didapat oleh para siswa dalam menulis laporan
kegiatan sekolah sangatlah bervariasi, mulai dari 13 orang yang memperoleh
nilai sangat baik, 4 orang memperoleh nilai baik dan 5 orang memperoleh nilai cukup.
3)
|
Setelah peneliti
menghitung besarnya kemampuan siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah,
maka didapatkan nilai rata-rata kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak
Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi)
SMK Negeri 1
Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah sebesar 84. Dengan demikian dapat dikatakan siswa telah
mampu dengan baik dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
5.2 Saran
Sebagai
usaha pembinaan kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak
Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi)
SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah, maka
penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1)
Kepada Guru Bahasa Indonesia
-
Untuk lebih meningkatkan lagi keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar khususnya pada materi menulis laporan kegiatan sekolah.
-
Guru diharapkan menggunakan metode mengajar yang bervariasi
agar mampu membuat siswa semakin berminat dan semangat dalam belajar atau tidak
jenuh.
2)
Kepada Kepala Sekolah
-
Untuk memberikan fasilitas yang lebih memadai lagi kepada
guru dan peserta didiknya, agar proses belajar mengajar bisa berjalan lebih
efektif lagi. Misalnya dengan menyediakan lebih banyak lagi bahan bacaan yang
bermutu di perpustakaan, menyediakan ruangan kelas yang lebih efisien serta
menyediakan tenaga pendidik yang professional.
3)
Kepada Siswa
-
Selayaknya untuk lebih terlibat aktif dalam pembelajaran
karena ingatlah bahwa kalian adalah generasi kedepan. Jadi, jangan membuang
waktu untuk melakukan hal yang tidak penting.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
------------. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Materi Pelatihan Terintergrasi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.
Djuharie. 2005. Panduan Menulis Karya Ilmiah. Bandung: PT. Yrama Widya.
Goys, Keraf. 2001. Komposisi. Semarang: Bina Putera.
Keraf, Gorys. 2000. Tata Bahasa
Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas.
Ende: Nusa Indah.
Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis. Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta: Sabda Media.
------------. 2011. Menulis Kreatif. Yogyakarta: Sabda Media.
Kusumah, Encep,
dkk. 2007. Menulis 2. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Mulyasa, E.
2010. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Rosda Karya.
Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Jakarta: Adicita.
Panitia Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Matangglumpangdua: FKIP Universitas Almuslim.
Pranoto. 2004. Creative Writting. 72 Jurus Seni mengarang. Jakarta: PT. Primadia
Pustaka.
Sofyan, Ahmadi. 2006. Jangan Takut Menulis. Tip-tip Cerdas dan
Terapi Mengolah Diri menjadi Penulis Produktif. Jakarta: Prestasi Pustaka..
St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: UNS Press.
|
Wahyudi dkk. 2009. Bahasaku
Bahasa Indonesia 1 untuk Kelas VII SMP dan MTs. Surakarta: PT. Tiga
Serangkai Pustaka.