Selasa, 17 September 2013

LAPORAN PPL DI SMA N 1 KUTABLANG



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah yang diikuti dan harus dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim, untuk mendapatkan pengalaman tentang bagaimana cara mengajar di sekolah dan bagaimana cara berinteraksi langsung dengan siswa khususnya dan semua warga sekolah di lingkungan tersebut pada umumnya. Tahap ini merupakan masa atau kesempatan bagi mahasiswa untuk melatih diri mempraktikkan apa yang telah didapat selama proses pembelajaran di kampus untuk diaplikasikan pada pelajar SMA.
Dengan kata lain, setiap mahasiswa FKIP (calon guru) harus mendapatkan bekal berupa bimbingan dan latihan dalam mengajar pada situasi sesungguhnya serta sebagai bahan evaluasi dan peningkatkan kualitas mengajar jika mahasiswa tersebut menjadi guru yang profesional pada praktik nyata.
Ada beberapa alasan mengapa perlu dilakukannya praktek pengalaman belajar, yaitu karena Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu cara untuk peningkatan potensi calon guru agar dapat menjadi seorang guru yang lebih baik, berwawasan, dan berpengalaman dalam mendidik siswa dan juga dalam melaksanakan tugas-tugas dalam pembelajaran. Melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), mahasiswa FKIP diharapkan mengetahui tata cara Proses Belajar Mengajar (PBM) dan tidak canggung lagi dalam mengajar. Dengan adanya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), mahasiswa FKIP diharapkan mampu membina hubungan sosial atau berinteraksi dengan seluruh warga sekolah.
Untuk memperoleh kemantapan dan keterampilan bagi mahasiswa sebagai calon guru, maka diwajibkan mengikuti program Pengalaman Praktik Lapangan (PPL). Untuk melatih calon guru menguasai kemampuan guru yang utuh dan berinteraksi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikan mereka siap secara mandiri mengembangkan tugas sebagai tenaga professional.


1.2         Tujuan Praktik Penglaman Lapangan (PPL)
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada dasarnya merupakan kegiatan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), untuk melatih diri dalam bidang mengajar, dan keprofesionalisme seorang guru dalam mendidik. Oleh karena itu di sini penulis merincinkan 2 tujuan pelaksaan PPL, yaitu secara umum dan khusus :
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk mengembangkan potensi seorang pendidik agar menjadi lebih baik lagi, berwawasan, berpengalaman dan menjujunng tinggi profesionalisme seorang guru dalam mendidik para siswa dan dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran, serta mendidik guru praktikan untuk lebih sabar, disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan.
Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah sebagai berikut :
1)        Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pengajaran manajemen di sekolah dalam rangka melatih dan mengembangkan kompentesi keguruan atau kependidikan.
2)        Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, mengenal, dan menghayati permasalahan sekolah, baik terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan manajemen kelembagaan.
3)        Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai secara interdisipliner di dalam kehidupan nyata di sekolah.
4)        Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif, akademik, dan psikologis sekolah serta menerapkan kemampuan profesional kegiatan secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata.
5)        Menarik kesimpulan nilai edukatif, penghayatan dan pengalaman selama pelatihan melalui refleksi keguruan.
6)        Mahasiswa calon guru dapat menguasai berbagai ketrampilan dasar mengajar.


1.3         Manfaat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Selain memiliki tujuan, pelaksanaan Prakteik Pengalaman Lapangan (PPL) juga memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan, tidak hanya bagi mahasiswa itu sendiri, tetapi juga bagi lembaga dan sekolah, antara lain ialah :
1)   Manfaat PPL bagi mahasiswa
Dapat menambah pengalaman mengajar dan meningkatkan potensi mahasiswa dalam mendidik dan menguasai kelas. Disamping itu dapat juga meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membuat dan menyusun perangkat pembelajaran (RPP) serta menambah pengetahuan dalam hal melakukan evaluasi pada siswa dan dalam hal menganalisis kasus yang timbul, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan non pembelajaran.
2)   Manfaat PPL bagi lembaga
Dengan diadakannya PPL, lembaga dapat menghasilkan calon guru yang telah berpengalaman dalam mengajar. Nama baik lembaga juga ikut terangkat jika ada mahasiswa yang dapat mengajar dengan baik dan berhasil melaksanakan PPL dengan hasil yang memuaskan.
3)   Manfaat PPL bagi sekolah
Mahasiswa yang PPL dapat diminta tolong untuk menggantikan guru-guru yang berhalangan hadir pada saat terjadi proses pembelajaran, juga dapat menggantikan guru piket yang berhalangan hadir, serta mahasiswa PPL dapat juga membantu dalam pelaksanaan ujian di sekolah tersebut serta dapat membantu untuk menemani siswa saat mereka mengadakan study tour atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya.







BAB II
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
2.1     Struktur Organisasi
Struktur organisasi di SMA Negeri 1 Kutablang terdiri dari beberapa komponen yang memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing. Yang terdiri dari kepala sekolah, komite sekolah, tata usaha, wakil kepala (bidang kurikulum, sarana dan prasarana, humas, dan bidang kesiswaan), sampai dengan wali  kelas dan guru mata pelajaran serta pembina OSIS dan pembina pramuka.
Struktur organisasi yang ada di SMA Negeri 1 Kutablang secara lengkap dapat dilihat pada lampiran, yang menjelaskan secara rinci tugas lainnya yang menunjang kemajuan sekolah.
2.2     Keadaan Fisik Sekolah
Dari studi dokumentasi dan hasil observasi diperoleh bahwa SMA Negeri 1 Kutablang terletak di desa Paya Nie kecamatan Kutablang kabupaten Bireuen.
SMA Negeri 1 Kutablang memiliki konstruksi bangunan yang permanen, terdiri  atas 10 ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar yaitu kelas I sebanyak 3 ruang, kelas II sebanyak 4 ruang, dan kelas 3 sebanyak 3 ruang. Memiliki bangunan lain seperti laboratorium, perpustakaan, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha,  ruang UKS/BP, pos piket, lapangan olahraga, tempat parkir, dan bangunan lainnya yang mendukung berjalannya kegiatan belajar mengajar  di SMA Negeri 1 Kutablang.
2.3  Keadaan Lingkungan Sekolah
1)        Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah
Berdasarkan studi dokumentasi dan hasil observasi diperoleh gambaran sebagai berikut :
Lokasi SMA Negeri 1 Kutablang yang beralamat di Paya Nie kecamatan Kutablang kabupaten Bireuen mempunyai batas-batas sebagai berikut :
a.       Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk
b.      Sebelah barat berbatasan dengan jalan dan irigasi
c.       Sebelah timur berbatasan dengan perkebunan
d.      Sebelah selatan berbatasan dengan rawa-rawa dan sawah
2)        Kondisi lingkungan sekolah
Kondisi lingkungan SMA Negeri 1 Kutablang secara umum sudah memadai. Lingkungannya bersih dan terawat dengan baik. Di halaman sekolah ditanam berbagai pepohonan dan ditanami bunga-bunga di depan kelas sehingga membuat SMA Negeri 1 Kutablang tampak rindang, sejuk dan memenuhi sebuah standar lokasi pendidikan yang mampu mendukung upaya pelaksanaan pembelajaran yang baik.
2.4         Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang tersedia di SMA Negeri 1 Kutablang sudah dikatagorikan memadai. Hal ini terlihat dari persediaan ruang belajar dan fasilitas belajar yang cukup. Berikut adalah beberapa fasilitas belajar yang tersedia di SMA Negeri 1 Kutablang, yaitu :
1.    Perpustakaan
Ruang perpustakaan berjumlah 1 ruang, permanen dan dalam keadaan baik serta layak pakai dengan ukuran 177,12 m2. Perpustakaan digunakan oleh siswa untuk membaca, meminjam buku dan mencari bahan pelajaran tambahan. Tata cara pengelolaannya juga cukup baik yaitu dengan mengedepankan tata tertib sebagai berikut :
a.    Pengunjung tidak dibenarkan berbicara atau tertawa keras di dalam perpustakaan
b.    Siswa tidak dibolehkan membawa makanan dan minuman
c.    Siswa yang dibenarkan meminjam buku harus mempunyai kartu perpustakaan
d.   Buku yang dipinjam harus dikembalikan tetap pada waktunya
e.    Jika buku yang dipinjam hilang, siswa harus bertanggung jawab dengan mengganti buku tersebut.
2.    Laboratorium
Laboratorium yang tersedia di SMA Negeri 1 Kutablang sebanyak 2 buah dan dalam keadaan baik, yaitu :


a.    Laboratorium IPA
Laboratorium IPA berjumlah satu ruangan dalam kondisi baik dengan jenis permanen. Adapun alat yang terdapat dalam laboratorium sudah dapat menunjang kegiatan praktikum. Tetapi laboratorium tersebut masih kekurangan alat-alat praktikum bidang kimia / IPA terpadu dan fisika, sehingga guru mata pelajaran tidak leluasa melakukan praktikum mengingat alat dan bahan-bahannya tidak memadai. Lain halnya dengan bahan praktikum biologi, laboratorium mempunyai perangkat yang sudah memadai untuk mata pelajaran biologi, dan guru leluasa melaksanakan praktikum.
Laboratorium dikelola oleh semua guru bidang studi IPA yang bertanggung jawab penuh terhadap alat-alat yang terdapat didalamnya. Setelah praktikum siswa selesai. Siswa diarahkan untuk membersihkan ruangan hingga menata alat-alat praktikum ketempatnya semula.
b.    Laboratorium komputer
Laboratorium komputer SMA Negeri 1 Kutablang berjumlah satu ruangan yang berjenis permanen, dan terdapat di dalamnya 10 unit komputer. Laboratorium tersebut dikelola oleh staf yang juga berprofesi sebagai staf pengajar. Mereka bertanggung jawab penuh dalam pengelolaan laboratorium tersebut, baik dalam menjaga kebersihan maupun menjalankan peraturan yang berlaku dalam penggunaan laboratorium tersebut. Laboratorium komputer lebih sering digunakan oleh siswa kelas XI dan XII, sedangkan kelas X masih dalam tahap pembelajaran materi dan pengenalan perangkat keras komputer.
3.    Ruang Bimbingan Konseling
Ruang BK berjumlah satu ruangan bersama dengan ruangan tata usaha dalam kondisi cukup baik. Ruang ini biasa digunakan untuk proses bimbingan siswa bermasalah. Ruang BK juga berseblahan dengan ryang kepala sekolah.
4.    Ruang UKS
Ruang UKS satu ruangan, digunakan untuk tempat berobat sementara bagi siswa yang tiba-tiba sakit, sampai mendapat pertolongan selanjutnya. Di dalam ruang UKS terdapat beberapa jenis obat-obatan atau P3K, dan satu buah tempat tidur yang digunakan untuk berbaring siswa yang sakit.
5.    Ruang Guru
Jumlah ruang guru sebanyak 1 ruang, dalam keadaan baik yang di tempati oleh ± 45 orang guru dan wakil kepala sekolah. Ruang ini cukup besar, luasnya 211,15 m², tertata dengan rapi. Di ruangan ini guru menyimpan keperluan-keperluan mengajar, serta serbagai tempat beristirahat saat tidak ada jam mengajar
6.    Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kepala Sekolah berjumlah satu ruangan dengan kondisi baik dan satu dinding dengan ruang tata usaha dan BK. Ruangan ini merupakan ruang privasi Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan sekolah. Jika ingin menjumpai kepala sekolah maka ke ruangan tersebutlah.
7.    Ruang Tata Usaha
Ruang TU terletak satu ruangan dengan ruang BK, yang kondisinya baik. Ruangan ini digunakan sebagai tempat administrasi sekolah.
2.5         Fasilitas Belajar
          Fasilitas belajar yang tersedia di SMA Negeri 1 Kutablang meliputi buku pegangan guru, buku penunjang bagi siswa, alat peraga, dan didukung dengan adanya laboratorium yang memadai bagi siswa dalam belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuannya. Di SMA Negeri 1 Kutablang terdapat juga perpustakaan yang menyediakan berbagai jenis buku, mulai dari buku pengetahuan umum, buku cerita, sampai dengan Esiklopedia. Semua buku-buku tersebut dapat digunakan siswa dalam rangka belajar mandiri.
          Di samping buku yang tersedia di perpustakaan, guru mata pelajaran biasanya mengusahakan LKS agar siswa mampu memecahkan berbagai masalah yang berhubungan dengan materi pembelajaran secara meluas dan berdaya kesulitan tinggi.
          Tetapi fasilitas belajar lainnya bisa dikatakan cukup, meskipun masih ada yang kurang, tetapi minat belajar siswa untuk belajar sudah lumayan tinggi, hal ini bisa kita lihat pada daftar foto ruang praktik pada daftar gambar.

2.6         Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang digunakan di sekolah SMA Negeri 1 Kutablang adalah kurikulum yang berlaku sekarang yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini merupakan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan atau keterampilan oleh siswa sebagai hasil pengalaman belajar untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. KTSP juga merupakan bentuk kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan karakteristik sekolah. KTSP ini dilengkapi dengan beberapa buku pelaksanaannya, yang terdiri dari :
1)      Buku Landasan Program dan Pengembangan Kurikulum
2)      Buku Landasan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3)      Buku Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum, yaitu :
Ø Petunjuk pelaksanaan PBM
Ø Petunjuk pelaksanaan penilaian
Ø Petunjuk pelaksanaan administrasi dan supervise
Ø Buku silabus untuk SMA berdasarkan kurikulum KTSP
Penerapan KTSP di SMA Negeri 1 Kutablang bukan sekedar pergantian kurikulum, tetapi menuntut perubahan paradigma dalam pembelajaran karena dengan penerapan KTSP tidak hanya menyebabkan perubahan konsep, metode dan strategi guru dalam mengajar, tetapi juga pola pikir, folosofis, komitmen guru, sekolah dan pihak yang terkait dalam pendidikan.
2.7         Prestasi Akademik
          Berdasarkan pengamatan penulis, prestasi yang diperoleh di sekolah ini bisa dikatakan tidak terlalu rendah untuk tingkat sekolah di kecamatan. Guru-gurunya juga sebagian sudah disertifikasi. Meskipun masih ada yang belum disertifikasi, siswa-siswanya juga memiliki potensi masing-masing, tetapi karena faktor ekonomi yang kurang mendukung, maka kadang-kadang mereka ketinggalan dari siswa-siswa yang sekolah di tingkat kabupaten, terutama dibidang ilmu Bahasa Indonesia.



BAB III
HASIL TEMUAN PPL DAN PEMBAHASAN
3.1     Hasil Temuan dalam PPL
3.1.1 Dalam Kegiatan Pembelajaran
Beberapa diantara masalah kedisiplinan yang paling rumit akan timbul apabila guru tidak yakin akan kedudukannya. Kesulitan itu dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian guru terhadap siswa dan kurangnya pengetahuan guru tentang siswa. Untuk itu, sebagai calon guru kami diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk mengidentifikasi, mengobservasi dan mencari pengalaman mengajar. Selama pelaksanaan PPL, banyak ilmu yang kami peroleh baik dari guru pamong maupun dari guru-guru lain.
Diantaranya ada beberapa komponen penting yang kami dapatkan, yaitu: siswa, guru, tujuan pembelajaran, pengelolaan kelas, metode mengajar, media, evaluasi dan cara membina siswa yang bermasalah.
Pengalaman mengajar banyak kami dapatkan dari guru pamong, karena kami diperkenankan untuk mengamati cara beliau mengajar untuk beberapa waktu. Di sana kami dapat belajar bagaimana cara membuka pelajaran, mengkondisikan kelas, penyajian pelajaran, cara memotivasi siswa dan cara menutup pelajaran yang baik saat jam pelajaran telah berakhir. Semua itu akhirnya dapat kami terapkan dan kembangkan menjadi lebih baik pada saat telah menjadi guru.
Sebagai seorang pendidik, guru harus memiliki tiga tahapan penting dalam mengajar yaitu :
a.    Kegiatan Awal
Ø  Ketika masuk kelas yang dilakukan guru adalah :
1.   Memberi salam lalu mengabsen siswa
2.   Mengamati dan mengatur manajemen dan isi kelas
Ø  Guru membuka pelajaran dengan cara :
1.   Mengulang sedikit tentang pelajaran minggu lalu
2.   Apersepsi
3.   Memotivasi
Ø  Guru membuka pelajaran tersebut sesuai dengan materi yang akan dibahas.
1.        Tahap ini berlangsung selama 10 menit
2.        Perhatian siswa terhadap guru : siswa sangat antusias memperhatikan apa yang dijelaskan guru dengan seksama, walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikannya.
b.   Kegiatan Inti
Ø  Guru menyediakan materi pokok pelajaran dengan baik dan benar serta mengikuti prosedur.
Ø  Selama proses belajar mengajar berlangsung, guru bertanya kepada siswa.
Adapun kegiatan inti siswa selama pelajaran berlangsung adalah sebagai berikut :
1.        Siswa mengajukan pertanyaan ketika mendapat kesulitan belajar.
2.        Cara guru mengatasinya yaitu menghampiri siswa tersebut dan menjelaskannya secara induvidual.
3.        Guru mengatasi siswa yang mengganggu di kelas dengan cara meminta siswa tersebut maju ke depan untuk mengerjakan soal.
4.        Secara umum perhatian siswa selama proses belajar mengajar tergolong antusias.
5.        Proses belajar mengajar itu berlangsung selama 2 x 45 menit yaitu 2 jam mata pelajaran.
c.    Penutup
Ø  Guru mengakhiri pelajaran dengan tanya jawab, penugasan dan evaluasi serta menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung.
Ø  Guru menilai siswa dengan cara mengumpulkan tugas yang diberikan per pasangan dengan mengandalkan kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas tersebut.
Ø  Guru mengakhiri pelajaran dengan cara meminta siswa mengumpulkan tugas dan mengoreksi tugas tersebut bersama-sama.
Ø  Kegiatan penutup berlangsung selama 10 menit.         
3.1.2  Dalam Kegiatan Non Mengajar
Selama melaksanakan PPL di SMA Negeri 1 Kutablang, banyak sekali ilmu yang kami dapatkan, tidak hanya menyangkut proses pembelajaran, tetapi juga beberapa ilmu yang menyangkut dengan hal di luar jam mengajar. Adapun ilmu yang kami dapatkan di antaranya :
a.    Kami berkesempatan untuk piket, di sana kami bisa belajar melihat pergantian jam pelajaran, jam istirahat dan jam pulang. Selain itu kami juga bisa mengajar melayani orang tua/wali siswa yang datang untuk memberitahukan  perihal tentang anak-anak  mereka yang tidak dapat hadir ke sekolah. 
b.    Di sela-sela tidak mengajar, kami bisa berkumpul bersama guru-guru senior dan berpengalaman yang selalu memberikan arahan bagaimana menjadi guru dan disenangi oleh siswa.
c.    Kadang-kadang kepala sekolah SMA Negeri 1 Kutablang juga memberikan saran kepada kami, bagaimana cara mengatasi siswa-siswa yang nakal.
3.2     Pembahasan
Ide-ide tentang bagaimana menyusun tujuan pengajaran, bagaimana menganalisis urutannya dengan seksama, tentang penilaian, tujuan serta pengetahuan tentang prinsip-prinsip pengajaran yang berguna, semua itu akan membantu guru dalam memberikan dampak pada kegiatan belajar siswanya.
Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan gurunya atau bahan pembelajaran yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Oleh karena itu, guru harus mampu memodifikasi program pengajarannya guna mencapai hasil yang diinginkan, serta bila perlu, bersedia mengadakan perubahan dalam program pengajaran itu.
Selama melaksanakan kegiatan PPL, saya menemukan beberapa hal penting dalam kegiatan pembelajaran   .           
a.    Siswa ialah seseorang yang bertindak sebagai pencari, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.    Guru ialah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang efektif.
c.    Tujuan ialah pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, baik berupa perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik.
d.   Isi pelajaran ialah segala informasi berupa fakta, prinsip, konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e.    Evaluasi ialah cara tertentu untuk menilai suatu proses perlu diadakan perubahan atau tidak.
f.     Motivasi ialah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seseorang mau dan ingin melakukan perbuatan.
          Pembahasan hasil belajar dilakukan secara lisan dan tulisan. Pembahasan secara lisan dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung di kelas melalui Tanya jawab ataupun dengan menanyakan peristiwa. Sedangkan pembahasan secara tulisan dilakukan dengan mengumpulkan hasil soal latihan siswa, baik yang dikerjakan di sekolah maupun yang dikerjakan dirumah.
          Semua hasil kegiatan siswa diperiksa dan diberi nilai, kemudian hasil pembahasan diberikan kepada guru pamong, kemudian dikembalikan lagi kepada masing-masing siswa.
3.3     Analisa Kasus dan Pemecahannya
1.    Kasus-kasus yang di temukan selama PPL
Selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), penulis sebagai pelaksana kegiatan PPL sering kali menghadapi permasalahan pada siswa, antara lain sebagai berikut :
Ø Ada beberapa siswa yang melanggar tata tertib sekolah, misalnya datang terlambat ke sekolah dan keluar kelas pada saat pergantian jam pelajaran.
Ø Beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan guru.
Ø Banyak siswa yang malas mengerjakan catatan dan Pekerjaan Rumah (PR).
Ø Ada siswa yang menyontek saat ujian dan melihat kopean.

2.    Pemecahannya
Untuk memecahkan hambatan-hambatan di atas, maka penulis paparkan beberapa alternatif sebagai berikut:
a.    Untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar, dapat dipecahkan dengan memvariasikan metode dan pendekatan pembelajaran.
b.    Memberikan motivasi dan perhatian khusus kepada siswa dan memonitor perkembangan siswa.
c.    Memberi perhatian khusus terutama pada siswa yang sulit belajar dan suka mengganggu teman.
d.   Untuk siswa yang malas buat PR, diberikan peringatan dan sanksi yang sifatnya membangun misalnya dengan memberi tugas rangkuman materi tersebut.



















BAB IV
PENUTUP
4.1     Simpulan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu program dalam pendidikan mahasiswa yang direncanakan dan merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa  S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk menyelesaikan studi yang ditempuh pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam rangka mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional.
Tujuan dilaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu untuk melatih calon guru menguasai kemampuan keguruannya secara utuh sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya sehingga mereka siap berperan sebagai guru.
Keberhasilan seorang guru dalam mengajar sangat tergantung pada penguasaan materi, pengelolaan kelas dan penggunaan media yang tepat agar siswa tidak salah menafsirkan arti suatu pokok bahasan serta mampu mengatasi berbagai kendala dan masalah yang dihadapinya agar proses belajar mengajar tercapai dengan baik.
Selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Kutablang penulis telah mendapatkan banyak pengalaman yang berharga sebagai bekal agar menjadi seorang guru yang semestinya.
4.2     Saran
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal sebagaimana yang diharapkan, di sini penulis ingin mengemukakan beberapa saran, diantaranya :
a.    Sebelum menyajikan materi pelajaran terlebih dahulu hendaknya seorang guru mengkondisikan siswa ke situasi belajar yang baik dan menyenangkan.
b.    Tanggung jawab pendidikan terhadap anak didik janganlah diserahkan kepada anak semata tetapi tanggung jawab bersama antara lembaga pendidikan, keluarga dan pemerintah.
c.    Dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah suatu lembaga pendidikan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.
d.   Mengingat waktu PPL begitu singkat maka hendaknya mahasiswa calon guru memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Karena ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi pengembangan seorang guru.
e.    Gunakanlah pengalaman PPL sebagai bekal untuk menjadi seorang calon guru yang profesional.
f.     Keberhasilan dalam melaksanakan PPL sangat bergantung pada kemampuan mahasiswa bekerjasama dengan pihak-pihak lain, yaitu guru pamong, kepala sekolah, guru wali kelas, guru bidang studi dan murid.
g.    Menerima kritik dan saran yang diberikan oleh guru pamong, kepala sekolah dan berbagai pihak yang berguna untuk menambah wawasan.
h.    Keterampilan dan keberhasilan sebagai guru yang sedang melaksanakan PPL. Untuk dapat membina hubungan antarpribadi dengan murid hendaklah kita sebagai calon guru berusaha mengenali murid, bersikap tebuka dan luwes, mendahulukan kepentingan murid, menaruh perhatian terhadap minat murid dan simpati.



















DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. M. Alisuf Sabri. 1998. Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Jaya.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Resdakarya.
Popham w. James & L. Baker Evi. Teknik Mengajar Secara Sistematika. Rineka Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar