BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
merupakan salah satu mata kuliah yang diikuti dan harus dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim, untuk mendapatkan pengalaman tentang
bagaimana cara mengajar di sekolah dan bagaimana cara berinteraksi
langsung dengan siswa khususnya dan semua warga sekolah di lingkungan tersebut pada umumnya. Tahap ini merupakan
masa atau kesempatan bagi mahasiswa untuk melatih diri mempraktikkan apa yang
telah didapat selama proses pembelajaran di kampus untuk diaplikasikan pada
pelajar SMA.
Dengan kata lain, setiap
mahasiswa FKIP (calon guru) harus mendapatkan bekal berupa bimbingan dan
latihan dalam mengajar pada situasi sesungguhnya serta sebagai bahan evaluasi dan
peningkatkan kualitas mengajar jika mahasiswa tersebut menjadi guru yang
profesional pada praktik
nyata.
Ada beberapa alasan mengapa
perlu dilakukannya praktek pengalaman belajar, yaitu karena Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
merupakan suatu cara untuk peningkatan potensi calon guru agar dapat menjadi
seorang guru yang lebih baik, berwawasan, dan berpengalaman dalam mendidik
siswa dan juga dalam melaksanakan tugas-tugas dalam pembelajaran. Melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL),
mahasiswa FKIP diharapkan mengetahui tata cara Proses Belajar Mengajar (PBM)
dan tidak canggung lagi dalam mengajar. Dengan adanya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), mahasiswa
FKIP diharapkan mampu membina hubungan sosial atau berinteraksi dengan seluruh
warga sekolah.
Untuk memperoleh kemantapan dan
keterampilan bagi mahasiswa sebagai calon guru, maka diwajibkan mengikuti
program Pengalaman Praktik
Lapangan (PPL). Untuk melatih calon guru menguasai kemampuan guru yang utuh dan
berinteraksi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikan mereka siap secara
mandiri mengembangkan tugas sebagai tenaga professional.
1.2
Tujuan
Praktik Penglaman Lapangan (PPL)
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada dasarnya merupakan kegiatan
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), untuk melatih diri
dalam bidang mengajar, dan keprofesionalisme seorang guru dalam mendidik. Oleh
karena itu di sini
penulis merincinkan 2 tujuan pelaksaan PPL, yaitu secara umum dan khusus :
Tujuan
umum dari pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk mengembangkan potensi seorang pendidik
agar menjadi lebih baik lagi, berwawasan, berpengalaman dan menjujunng tinggi
profesionalisme seorang guru dalam mendidik para siswa dan dalam melaksanakan
tugas-tugas pembelajaran, serta mendidik guru praktikan untuk lebih sabar,
disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan.
Adapun
tujuan khusus dari pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah sebagai berikut :
1)
Memberikan pengalaman kepada mahasiswa
dalam bidang pengajaran manajemen
di sekolah dalam rangka melatih dan mengembangkan kompentesi keguruan atau
kependidikan.
2)
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mempelajari, mengenal, dan menghayati permasalahan sekolah, baik terkait dengan
pembelajaran maupun kegiatan manajemen kelembagaan.
3)
Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai secara
interdisipliner di dalam kehidupan nyata di sekolah.
4)
Mengenal secara cermat lingkungan
fisik, administratif, akademik, dan psikologis sekolah serta menerapkan
kemampuan profesional kegiatan secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata.
5)
Menarik kesimpulan nilai edukatif, penghayatan dan pengalaman
selama pelatihan melalui refleksi keguruan.
6)
Mahasiswa calon guru dapat menguasai
berbagai ketrampilan dasar mengajar.
1.3
Manfaat
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Selain memiliki tujuan, pelaksanaan
Prakteik Pengalaman Lapangan
(PPL) juga memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan, tidak hanya bagi
mahasiswa itu sendiri, tetapi juga bagi lembaga dan sekolah, antara lain ialah :
1) Manfaat
PPL bagi mahasiswa
Dapat menambah pengalaman mengajar dan meningkatkan potensi
mahasiswa dalam mendidik dan menguasai kelas. Disamping itu dapat juga
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membuat dan menyusun perangkat
pembelajaran (RPP) serta menambah pengetahuan dalam hal melakukan evaluasi pada
siswa dan dalam hal menganalisis kasus yang timbul, baik dalam kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan non pembelajaran.
2) Manfaat
PPL bagi lembaga
Dengan diadakannya PPL, lembaga dapat menghasilkan calon guru
yang telah berpengalaman dalam mengajar. Nama baik lembaga juga ikut terangkat
jika ada mahasiswa yang dapat mengajar dengan baik dan berhasil melaksanakan
PPL dengan hasil yang memuaskan.
3) Manfaat
PPL bagi sekolah
Mahasiswa yang PPL dapat diminta tolong untuk menggantikan
guru-guru yang berhalangan hadir pada saat terjadi proses pembelajaran, juga dapat menggantikan guru
piket yang berhalangan hadir, serta mahasiswa PPL dapat juga membantu dalam
pelaksanaan ujian di sekolah tersebut serta dapat membantu untuk menemani siswa saat mereka mengadakan study tour atau kegiatan ekstrakurikuler
lainnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
2.1 Struktur
Organisasi
Struktur organisasi di SMA Negeri 1 Kutablang
terdiri dari beberapa komponen yang memiliki tugas dan kewajibannya
masing-masing. Yang terdiri dari kepala sekolah,
komite sekolah, tata usaha,
wakil kepala (bidang kurikulum, sarana dan prasarana, humas, dan bidang kesiswaan), sampai
dengan wali kelas dan
guru mata pelajaran serta pembina OSIS dan pembina
pramuka.
Struktur organisasi yang ada di SMA Negeri 1 Kutablang secara lengkap dapat dilihat pada lampiran, yang
menjelaskan secara rinci tugas lainnya yang menunjang kemajuan sekolah.
2.2 Keadaan Fisik Sekolah
Dari studi dokumentasi dan
hasil observasi diperoleh bahwa SMA Negeri 1 Kutablang terletak
di desa Paya Nie kecamatan Kutablang kabupaten Bireuen.
SMA Negeri 1 Kutablang memiliki konstruksi
bangunan yang permanen, terdiri atas 10
ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar yaitu kelas I
sebanyak 3 ruang, kelas II sebanyak 4 ruang, dan kelas 3 sebanyak 3 ruang. Memiliki bangunan lain seperti laboratorium, perpustakaan, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata
usaha, ruang UKS/BP, pos piket, lapangan
olahraga, tempat parkir, dan bangunan lainnya yang mendukung berjalannya kegiatan
belajar mengajar di SMA Negeri 1 Kutablang.
2.3 Keadaan Lingkungan Sekolah
1)
Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah
Berdasarkan studi
dokumentasi dan hasil observasi diperoleh gambaran sebagai berikut :
Lokasi SMA Negeri 1 Kutablang yang beralamat di Paya
Nie kecamatan Kutablang kabupaten Bireuen mempunyai batas-batas sebagai berikut :
a.
Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk
b.
Sebelah barat berbatasan dengan jalan dan irigasi
c.
Sebelah timur berbatasan dengan perkebunan
d.
Sebelah selatan berbatasan dengan rawa-rawa dan sawah
2)
Kondisi lingkungan sekolah
Kondisi lingkungan SMA Negeri 1 Kutablang secara umum sudah memadai. Lingkungannya bersih dan terawat dengan baik. Di halaman sekolah ditanam berbagai pepohonan dan ditanami bunga-bunga di
depan kelas sehingga
membuat SMA Negeri 1 Kutablang tampak rindang, sejuk dan memenuhi sebuah standar
lokasi pendidikan yang mampu mendukung upaya pelaksanaan pembelajaran yang
baik.
2.4
Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang tersedia di SMA Negeri 1 Kutablang sudah
dikatagorikan memadai. Hal ini terlihat dari persediaan ruang belajar dan fasilitas belajar yang
cukup. Berikut
adalah beberapa fasilitas belajar yang tersedia di SMA Negeri 1 Kutablang, yaitu :
1.
Perpustakaan
Ruang perpustakaan berjumlah
1 ruang, permanen dan dalam keadaan baik serta layak pakai dengan ukuran 177,12 m2. Perpustakaan digunakan
oleh siswa untuk membaca, meminjam buku dan mencari bahan pelajaran tambahan. Tata
cara pengelolaannya juga cukup baik yaitu dengan mengedepankan tata tertib sebagai berikut :
a.
Pengunjung tidak dibenarkan berbicara atau tertawa keras di
dalam perpustakaan
b.
Siswa tidak dibolehkan membawa makanan dan minuman
c.
Siswa yang dibenarkan meminjam buku
harus mempunyai kartu perpustakaan
d.
Buku yang dipinjam harus dikembalikan
tetap pada waktunya
e.
Jika buku yang dipinjam hilang, siswa
harus bertanggung jawab dengan mengganti buku tersebut.
2.
Laboratorium
Laboratorium yang tersedia
di SMA Negeri 1 Kutablang sebanyak 2 buah dan
dalam keadaan baik, yaitu :
a.
Laboratorium IPA
Laboratorium IPA berjumlah satu ruangan dalam
kondisi baik dengan jenis permanen. Adapun
alat yang terdapat dalam laboratorium sudah dapat menunjang kegiatan praktikum.
Tetapi laboratorium tersebut masih kekurangan
alat-alat praktikum bidang kimia / IPA terpadu dan fisika, sehingga guru mata
pelajaran tidak leluasa melakukan praktikum mengingat alat dan bahan-bahannya
tidak memadai. Lain halnya dengan bahan praktikum biologi, laboratorium mempunyai perangkat yang sudah
memadai untuk mata pelajaran biologi, dan guru leluasa
melaksanakan praktikum.
Laboratorium dikelola oleh semua guru bidang studi IPA yang bertanggung jawab penuh terhadap alat-alat yang
terdapat didalamnya. Setelah praktikum siswa selesai. Siswa diarahkan untuk
membersihkan ruangan hingga menata alat-alat praktikum ketempatnya semula.
b. Laboratorium komputer
Laboratorium komputer SMA Negeri 1 Kutablang berjumlah satu ruangan yang berjenis permanen, dan terdapat di dalamnya 10 unit komputer. Laboratorium tersebut dikelola oleh staf
yang juga berprofesi sebagai staf pengajar. Mereka bertanggung jawab penuh
dalam pengelolaan laboratorium tersebut, baik dalam menjaga kebersihan maupun
menjalankan peraturan yang berlaku dalam penggunaan laboratorium tersebut.
Laboratorium komputer lebih sering digunakan
oleh siswa kelas XI dan XII,
sedangkan kelas X masih dalam tahap pembelajaran
materi dan pengenalan perangkat keras komputer.
3.
Ruang Bimbingan Konseling
Ruang BK berjumlah satu
ruangan bersama dengan ruangan tata usaha dalam kondisi cukup baik. Ruang
ini biasa digunakan untuk proses bimbingan siswa bermasalah. Ruang BK juga berseblahan dengan ryang kepala sekolah.
4. Ruang UKS
Ruang UKS satu ruangan,
digunakan untuk tempat berobat sementara bagi siswa yang tiba-tiba sakit,
sampai mendapat pertolongan selanjutnya. Di dalam ruang UKS terdapat beberapa jenis obat-obatan
atau P3K, dan satu buah tempat tidur yang digunakan untuk berbaring siswa yang
sakit.
5. Ruang Guru
Jumlah ruang guru sebanyak 1 ruang, dalam keadaan baik
yang di tempati oleh ± 45 orang guru dan wakil kepala sekolah. Ruang ini cukup besar,
luasnya 211,15 m², tertata dengan rapi. Di ruangan ini guru menyimpan
keperluan-keperluan mengajar, serta serbagai tempat beristirahat saat tidak ada
jam mengajar
6. Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kepala Sekolah berjumlah
satu ruangan dengan kondisi baik dan satu dinding dengan ruang tata usaha dan BK. Ruangan ini merupakan ruang
privasi Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan sekolah. Jika ingin menjumpai kepala sekolah maka ke ruangan tersebutlah.
7. Ruang Tata Usaha
Ruang TU terletak
satu ruangan dengan ruang BK, yang kondisinya baik. Ruangan ini digunakan sebagai tempat administrasi sekolah.
2.5
Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar yang
tersedia di SMA Negeri 1 Kutablang meliputi buku pegangan
guru, buku penunjang bagi siswa, alat peraga, dan didukung dengan adanya
laboratorium yang memadai bagi siswa dalam belajar dan mengembangkan ilmu
pengetahuannya. Di SMA Negeri 1 Kutablang terdapat juga perpustakaan
yang menyediakan berbagai jenis buku, mulai dari buku pengetahuan umum, buku
cerita, sampai dengan Esiklopedia. Semua buku-buku tersebut dapat digunakan
siswa dalam rangka belajar mandiri.
Di samping buku yang
tersedia di perpustakaan, guru mata pelajaran biasanya mengusahakan LKS agar
siswa mampu memecahkan berbagai masalah yang berhubungan dengan materi
pembelajaran secara meluas dan berdaya kesulitan tinggi.
Tetapi
fasilitas belajar lainnya bisa
dikatakan cukup, meskipun masih ada yang kurang, tetapi minat belajar siswa
untuk belajar sudah lumayan tinggi, hal ini bisa kita lihat pada daftar foto
ruang praktik pada daftar gambar.
2.6
Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang digunakan di sekolah
SMA Negeri 1 Kutablang adalah kurikulum yang berlaku sekarang yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini merupakan dasar pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan atau keterampilan oleh siswa
sebagai hasil pengalaman belajar untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. KTSP juga merupakan bentuk kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan karakteristik sekolah. KTSP ini dilengkapi dengan
beberapa buku pelaksanaannya, yang terdiri dari :
1)
Buku Landasan Program dan Pengembangan Kurikulum
2)
Buku Landasan Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
3)
Buku Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum, yaitu :
Ø Petunjuk
pelaksanaan PBM
Ø Petunjuk
pelaksanaan penilaian
Ø Petunjuk
pelaksanaan administrasi dan supervise
Ø Buku
silabus untuk SMA berdasarkan kurikulum KTSP
Penerapan KTSP di SMA Negeri 1 Kutablang
bukan sekedar pergantian kurikulum, tetapi menuntut perubahan paradigma dalam
pembelajaran karena dengan penerapan KTSP tidak hanya menyebabkan perubahan
konsep, metode dan strategi guru dalam mengajar, tetapi juga pola pikir,
folosofis, komitmen guru, sekolah dan pihak yang terkait dalam pendidikan.
2.7
Prestasi Akademik
Berdasarkan pengamatan penulis, prestasi yang
diperoleh di sekolah ini bisa
dikatakan tidak terlalu rendah untuk tingkat sekolah di kecamatan. Guru-gurunya
juga sebagian sudah disertifikasi. Meskipun masih ada yang belum disertifikasi,
siswa-siswanya juga memiliki potensi masing-masing, tetapi karena faktor
ekonomi yang kurang mendukung, maka kadang-kadang mereka ketinggalan dari
siswa-siswa yang sekolah di tingkat kabupaten, terutama dibidang ilmu Bahasa Indonesia.
BAB III
HASIL TEMUAN PPL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Temuan dalam PPL
3.1.1 Dalam Kegiatan
Pembelajaran
Beberapa diantara masalah kedisiplinan
yang paling rumit akan timbul apabila guru tidak yakin akan kedudukannya.
Kesulitan itu dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian guru terhadap siswa dan
kurangnya pengetahuan guru tentang siswa. Untuk itu, sebagai calon guru kami
diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk mengidentifikasi, mengobservasi dan
mencari pengalaman mengajar. Selama pelaksanaan PPL, banyak ilmu yang kami
peroleh baik dari guru pamong maupun dari guru-guru lain.
Diantaranya ada beberapa komponen
penting yang kami dapatkan, yaitu: siswa, guru, tujuan pembelajaran,
pengelolaan kelas, metode mengajar, media, evaluasi dan cara membina siswa yang
bermasalah.
Pengalaman mengajar banyak kami
dapatkan dari guru pamong, karena kami diperkenankan untuk mengamati cara
beliau mengajar untuk beberapa waktu. Di sana kami dapat belajar bagaimana cara membuka pelajaran,
mengkondisikan kelas, penyajian pelajaran, cara memotivasi siswa dan cara
menutup pelajaran yang baik saat jam pelajaran telah berakhir. Semua itu
akhirnya dapat kami terapkan dan kembangkan menjadi lebih baik pada saat telah
menjadi guru.
Sebagai seorang pendidik, guru harus
memiliki tiga tahapan penting dalam mengajar yaitu :
a.
Kegiatan Awal
Ø
Ketika masuk kelas yang dilakukan guru
adalah :
1. Memberi salam lalu
mengabsen siswa
2. Mengamati dan
mengatur manajemen
dan isi kelas
Ø
Guru membuka pelajaran dengan cara :
1.
Mengulang sedikit tentang pelajaran minggu lalu
2.
Apersepsi
3.
Memotivasi
Ø
Guru membuka pelajaran tersebut sesuai dengan materi yang akan dibahas.
1.
Tahap
ini berlangsung selama 10 menit
2.
Perhatian
siswa terhadap guru : siswa sangat antusias memperhatikan apa yang dijelaskan
guru dengan seksama, walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikannya.
b.
Kegiatan Inti
Ø Guru menyediakan materi pokok pelajaran
dengan baik dan benar serta mengikuti prosedur.
Ø Selama proses belajar mengajar
berlangsung, guru bertanya kepada siswa.
Adapun
kegiatan inti siswa selama
pelajaran berlangsung adalah sebagai berikut :
1.
Siswa
mengajukan pertanyaan ketika mendapat kesulitan belajar.
2.
Cara
guru mengatasinya yaitu menghampiri siswa tersebut dan menjelaskannya secara
induvidual.
3.
Guru
mengatasi siswa yang mengganggu di kelas dengan cara meminta siswa tersebut
maju ke depan untuk mengerjakan soal.
4.
Secara
umum perhatian siswa selama proses belajar mengajar tergolong antusias.
5.
Proses belajar mengajar itu berlangsung
selama 2 x 45 menit yaitu 2 jam mata pelajaran.
c.
Penutup
Ø
Guru mengakhiri pelajaran dengan tanya jawab, penugasan
dan evaluasi serta menyimpulkan pembelajaran yang telah
berlangsung.
Ø
Guru menilai siswa dengan cara mengumpulkan tugas yang
diberikan per pasangan dengan mengandalkan kecepatan dan
ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas tersebut.
Ø
Guru mengakhiri pelajaran dengan cara meminta siswa
mengumpulkan tugas dan mengoreksi tugas tersebut bersama-sama.
Ø
Kegiatan
penutup berlangsung selama 10 menit.
3.1.2 Dalam
Kegiatan Non Mengajar
Selama melaksanakan PPL di SMA Negeri 1 Kutablang, banyak sekali ilmu yang kami
dapatkan, tidak hanya menyangkut proses pembelajaran, tetapi juga beberapa ilmu
yang menyangkut dengan hal di luar jam mengajar. Adapun ilmu yang kami dapatkan di
antaranya :
a. Kami berkesempatan untuk piket, di sana kami bisa belajar melihat
pergantian jam pelajaran, jam istirahat dan jam pulang. Selain itu kami juga
bisa mengajar melayani orang tua/wali siswa yang datang untuk
memberitahukan perihal tentang anak-anak mereka yang tidak dapat hadir ke sekolah.
b. Di sela-sela tidak mengajar, kami bisa
berkumpul bersama guru-guru senior dan berpengalaman yang selalu memberikan
arahan bagaimana menjadi guru dan disenangi oleh siswa.
c. Kadang-kadang kepala sekolah SMA Negeri 1 Kutablang juga memberikan saran kepada kami,
bagaimana cara mengatasi siswa-siswa yang nakal.
3.2 Pembahasan
Ide-ide tentang bagaimana menyusun
tujuan pengajaran, bagaimana menganalisis urutannya dengan seksama, tentang
penilaian, tujuan serta pengetahuan tentang prinsip-prinsip pengajaran yang
berguna, semua itu akan membantu guru dalam memberikan dampak pada kegiatan
belajar siswanya.
Situasi yang memungkinkan terjadinya
kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan
gurunya atau bahan pembelajaran yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan.
Oleh karena itu, guru harus mampu memodifikasi program pengajarannya guna
mencapai hasil yang diinginkan, serta bila perlu, bersedia mengadakan perubahan
dalam program pengajaran itu.
Selama melaksanakan kegiatan PPL, saya
menemukan beberapa hal penting dalam kegiatan pembelajaran .
a. Siswa ialah seseorang yang bertindak sebagai
pencari, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Guru ialah seseorang yang bertindak sebagai
pengelola kegiatan belajar mengajar, yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang efektif.
c. Tujuan ialah pernyataan tentang perubahan perilaku
yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, baik berupa perubahan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
d. Isi pelajaran ialah segala informasi berupa fakta,
prinsip, konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e. Evaluasi ialah cara tertentu untuk menilai suatu
proses perlu diadakan perubahan atau tidak.
f. Motivasi ialah usaha-usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi sehingga seseorang mau dan ingin melakukan perbuatan.
Pembahasan hasil belajar dilakukan secara lisan
dan tulisan. Pembahasan secara lisan dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung
di kelas melalui Tanya jawab ataupun dengan menanyakan peristiwa. Sedangkan
pembahasan secara tulisan dilakukan dengan mengumpulkan hasil soal latihan
siswa, baik yang dikerjakan di sekolah maupun yang dikerjakan dirumah.
Semua
hasil kegiatan siswa diperiksa dan diberi nilai, kemudian hasil pembahasan
diberikan kepada guru pamong, kemudian dikembalikan lagi kepada masing-masing
siswa.
3.3 Analisa Kasus dan Pemecahannya
1.
Kasus-kasus
yang di temukan selama PPL
Selama
melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), penulis
sebagai pelaksana kegiatan PPL sering kali menghadapi permasalahan pada siswa,
antara lain sebagai berikut :
Ø Ada
beberapa siswa yang melanggar tata tertib sekolah, misalnya datang terlambat ke
sekolah dan keluar kelas pada saat pergantian jam pelajaran.
Ø Beberapa
siswa yang tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan guru.
Ø Banyak
siswa yang malas mengerjakan catatan dan Pekerjaan Rumah (PR).
Ø Ada siswa
yang menyontek saat ujian dan melihat kopean.
2.
Pemecahannya
Untuk memecahkan hambatan-hambatan di
atas, maka penulis paparkan beberapa alternatif sebagai berikut:
a.
Untuk
kelancaran kegiatan belajar mengajar, dapat dipecahkan dengan memvariasikan
metode dan pendekatan pembelajaran.
b.
Memberikan
motivasi dan perhatian khusus kepada siswa dan memonitor perkembangan siswa.
c.
Memberi
perhatian khusus terutama pada siswa yang sulit belajar dan suka mengganggu
teman.
d.
Untuk
siswa yang malas buat PR, diberikan peringatan dan sanksi yang sifatnya
membangun misalnya dengan memberi tugas rangkuman materi tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu
program dalam pendidikan mahasiswa yang direncanakan dan merupakan salah satu
persyaratan bagi mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk menyelesaikan studi yang ditempuh pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam rangka mempersiapkan tenaga
kependidikan yang profesional.
Tujuan dilaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu
untuk melatih calon guru menguasai kemampuan keguruannya secara utuh sehingga
setelah menyelesaikan pendidikannya sehingga mereka siap berperan sebagai
guru.
Keberhasilan seorang guru dalam mengajar sangat tergantung
pada penguasaan materi, pengelolaan kelas dan penggunaan media yang tepat agar
siswa tidak salah menafsirkan arti suatu pokok bahasan serta mampu mengatasi
berbagai kendala dan masalah yang dihadapinya agar proses belajar mengajar
tercapai dengan baik.
Selama melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Kutablang
penulis telah mendapatkan banyak pengalaman yang berharga sebagai bekal agar
menjadi seorang guru yang semestinya.
4.2 Saran
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal
sebagaimana yang diharapkan, di sini penulis ingin mengemukakan beberapa saran,
diantaranya :
a. Sebelum menyajikan materi
pelajaran terlebih dahulu hendaknya seorang guru mengkondisikan siswa ke
situasi belajar yang baik dan menyenangkan.
b. Tanggung jawab pendidikan
terhadap anak didik janganlah diserahkan kepada anak semata tetapi tanggung
jawab bersama antara lembaga pendidikan, keluarga dan pemerintah.
c. Dalam kegiatan belajar
mengajar hendaklah suatu lembaga pendidikan dapat menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai.
d. Mengingat waktu PPL begitu
singkat maka hendaknya mahasiswa calon guru memanfaatkan kesempatan ini sebaik
mungkin. Karena ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi pengembangan
seorang guru.
e. Gunakanlah pengalaman PPL
sebagai bekal untuk menjadi seorang calon guru yang profesional.
f. Keberhasilan dalam
melaksanakan PPL sangat bergantung pada kemampuan mahasiswa bekerjasama dengan pihak-pihak lain, yaitu
guru pamong, kepala sekolah, guru wali kelas, guru bidang studi dan murid.
g. Menerima kritik dan saran
yang diberikan oleh guru pamong, kepala sekolah dan berbagai pihak yang berguna
untuk menambah wawasan.
h. Keterampilan
dan keberhasilan sebagai guru yang sedang melaksanakan PPL. Untuk dapat membina hubungan
antarpribadi dengan murid hendaklah kita sebagai calon guru berusaha mengenali
murid, bersikap tebuka dan luwes, mendahulukan kepentingan murid, menaruh
perhatian terhadap minat murid dan simpati.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. M. Alisuf Sabri. 1998. Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Jaya.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Resdakarya.
Popham w. James & L. Baker Evi. Teknik Mengajar
Secara Sistematika. Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar