Minggu, 05 April 2015

KEMAMPUAN SISWA SMK NEGERI 1 GANDAPURA DALAM MENULIS LAPORAN KEGIATAN SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai strategi, pendekatan, model, metode, teknik, dan media pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif dan variatif mulai diterapkan para guru bahasa Indonesia. Tujuan adanya penerapan pola pembelajaran tersebut adalah dalam rangka pencapaian kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Khususnya penguasaan keterampilan dalam bidang bahasa juga mendapat perhatian. Keterampilan berbahasa bukan hanya untuk diketahui, melainkan juga untuk dikuasai oleh siswa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling memengaruhi.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Yang lebih memprihatinkan, ada pihak yang sangat ekstrim berani mengatakan bahwa tidak ada mata pelajaran Bahasa Indonesia pun siswa dapat berbahasa Indonesia seperti saat ini, asalkan mereka diajari berbicara, membaca, dan menulis oleh guru (Depdiknas 2004:9).
1
 
Salah satu keterampilan yang paling sulit penguasaannya adalah keterampilan menulis karena menulis merupakan kegiatan yang menuntut adanya latihan dan membutuhkan ketelitian serta kecerdasan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa siswa cenderung menyukai hal-hal yang bersifat praktis dan instan. Kenyataan tersebut menjadi kendala dan hambatan bagi siswa untuk melakukan kegiatan menulis secara maksimal.
Untuk itu, agar siswa menyadari bahwa segala sesuatu yang berhasil baik harus melalui proses dan tahapan maka kegiatan menulis harus dilakukan dengan latihan rutin dan terus-menerus karena penguasaan keterampilan menulis sangat bermanfaat bagi siswa untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keterampilan menulis menjadi suatu keterampilan yang penting untuk dikuasai siswa karena budaya menulis adalah budayanya orang terpelajar. Menulis bukan sekadar menulis, melainkan suatu kegiatan yang menggabungkan pengetahuan intelektual dan berpikir logis yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan bahasa yang efektif dan komunikatif untuk diungkapkan dalam bentuk tulisan.
Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para siswa yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran serta mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Mengingat pentingnya pembelajaran menulis, maka tidak heran jika menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dipelajari siswa dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan, saat menempuh pendidikan tingkat SMP dan SMA, siswa diwajibkan menulis karangan ilmiah berupa makalah maupun laporan berbentuk karya tulis sebagai tugas akhir.
Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan. Laporan termasuk salah satu bentuk karya ilmiah. Oleh karena itu, penulisan laporan harus ditulis dengan bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku ialah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah atau tata bahasa resmi. Wahyudi dan Darmiyati (2009:41) menyatakan bahwa kaidah yang digunakan untuk penulisan kata baku adalah 3  buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Laporan kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan, yang harus disampaikan oleh pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai pertanggungjawaban.
Dari uraian pada latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian. Adapun judul penelitian ini adalah ”Kemampuan Siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam Menulis Laporan Kegiatan Sekolah”.


1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah?

1.3         Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan data tentang kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah.


1.4         Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai dua manfaat yaitu secara teoretis dan praktis.
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan kajian dan informasi yang berarti tentang kemampuan siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
Selanjutnya, secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat bagi:
1)             Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang menulis laporan kegiatan sekolah.
2)             Bagi guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Gandapura, hasil  penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan guru dalam  menghadapi permasalahan dalam pembelajaran di kelas terutama permasalahan yang berkaitan dengan kesulitan menulis laporan kegiatan sekolah.
3)             Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk  meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis, khususnya menulis laporan kegiatan sekolah. Selain itu, tindakan yang diterapkan guru di kelas dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan  belajar menulis sehingga keterampilan menulis mereka meningkat.
4)             Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan proses pembelajaran Baahasa Indonesia dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa SMK Negeri 1 Gandapura.


1.5         Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar dalam penelitian ini berfungsi untuk memperoleh gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahannya, sehingga menjadi tumpuan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Menurut Arikunto (2006:65), ia menyatakan bahwa ”Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti”. Maka, yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
1)        Menulis laporan kegiatan sekolah merupakan salah satu kegiatan yang ditentukan oleh SMK Negeri 1 Gandapura.
2)        Dengan menulis laporan kegiatan sekolah dapat mengasah kemampuan siswa.
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih perlu pembuktiannya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (2006:71), bahwa ”Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Maka, yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam Menulis Laporan Kegiatan Sekolah masih kurang.  


1.6         Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan beberapa definisi operasional sebagai berikut:
1)             Kemampuan adalah kesanggupan siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
2)             Menulis adalah sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis yaitu laporan kegiatan sekolah.
3)             Laporan kegiatan sekolah adalah bentuk penyajian fakta tentang sesuatu keadaan atau suatu kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan sekolah.


























BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1     Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara menuangkan gagasan dan ide yang dimiliki oleh seorang penulis. Gagasan dan ide tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan melalui media bahasa. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang membutuhkan kemahiran berbahasa yang baik, sehingga menghasilkan tulisan yang baik pula.
Menurut Djuharie (2005:120), ia menyatakan bahwa ”Menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatih”. Maksudnya, jelas bahwa keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang memerlukan latihan untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik, hal ini dikarenakan menulis merupakan proses berpikir yang dihasilkan melalui media tulisan.
Selanjutnya, Pranoto (2004:9), ia mengemukakan bahwa ”Menulis adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung”. Maksudnya, menulis merupakan kegaitan yang dilakukan seseorang, dengan cara menuangkan gagasan yang dimilikinya dalam bentuk bahasa tulis, sehingga dapat dipahami maksud yang disampaikannya tersebut oleh orang lain.
7
 
Lalu, Mc Crimmon dalam St. Y. Slamet (2008:141), mengungkapkan bahwa ”Menulis adalah kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan baik”. Maksudnya, kegiatan menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang tentang suatu subjek yang ditulis dengan menggunakan strategi menulis yang baik sehingga apa yang ditulis dapat dipahami dengan baik pula oleh pembaca tulisan tersebut.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan atau komunikasi kepada orang lain dengan media bahasa berbentuk tulisan yang dilandasi dengan pengetahuan dan kaidah-kaidah tentang kebahasaan. Menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak datang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan latihan yang teratur.

2.2     Tujuan Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah menyampaikan gagasan yang dimiliki oleh penulis kepada pembaca melalui bahasa tulis atau tulisan. Ide atau gagasan tersebut disampaikan melalui tulisan kepada pembaca sehingga pembaca mendapatkan suatu informasi baru. Selain itu, menulis juga memiliki tujuan tersendiri sesuai dengan jenis tulisan yang dipublikasikan oleh penulis.
Nursisto (2000:223), ia menyatakan bahwa ”Tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”. Maksudnya, keterampilan menulis bagi siswa perlu dibina, dengan tujuan agar siswa tersebut dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sehingga sedikit banyaknya dapat memberikan dampak pada keterampilan berbahasa siswa.
Sebaik-baik tulisan adalah tulisan yang dapat memberikan manfaat kepada kehidupan yang lebih baik bagi para pembaca tulisan tersebut. Misalnya, jurnal ilmiah, karangan populer, fiksi, atau roman picisan sekali pun, ditulis dengan tujuan supaya manusia, setidak-tidaknya ada segolongan kecil yang terinspirasi dan tergerakkan hatinya melalui tulisan yang dibaca tersebut.
Menurut Lie Charlie (2006, 110-111) dalam bukunya mengungkapkan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut:
1)        Memberi (Menjual) Informasi
Sebagian besar tulisan dihasilkan dengan tujuan memberi (menjual) informasi, teristimewa bila hasil karya tulis tersebut diperjualbelikan. Pada sisi positif lain, tulisan juga bersifat memperkenalkan atau mempromosikan sesuatu, termasuk suatu kejadian (berita) atau tempat (pariwisata).
2)        Mencerahkan Jiwa
Bacaan sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia modern, sehingga karya tulis selain sebagai komoditi juga layak dipandang sebagai salah satu sarana pencerahan pikiran dan jiwa.
3)        Mengabadikan Sejarah
Sejarah harus dituliskan agar abadi sampai ke generasi selanjutnya.
4)        Ekspresi Diri
Tulisan juga merupakan sarana mengekspresikan diri, baik bagi perorangan maupun kelompok.
5)        Mengedepankan Idealisme
Idealisme umumnya dituangkan dalam bentuk tertulis supaya memiliki daya sebar lebih cepat dan merata.
6)        Mengemukakan Opini dan Teori
Buah pikiran pun hampir selalu diabadikan dalam bentuk tulisan.
7)        Menghibur
Baik temanya humor maupun bukan, tulisan umumnya juga bersifat ”menghibur”.

Maksudnya, jelas bahwa menulis memiliki tujuan tersendiri yang berbeda-beda. Ada tulisan yang ditulis dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak ramai. Sehingga dengan tulisannya tersebut, pembaca mendapatkan informasi baru dan menambah pengetahuan. Begitu juga dengan tujuan membaca untuk mencerahkan jiwa, mengabadikan sejarah, ekspresi diri, mengedepankan idealisme, mengemukakan opini dan teori, serta menghibur. Kesemua itu memiliki tujuan yang berbeda, sesuai dengan tulisan yang dihasilkan oleh penulis.
Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Selain itu, tujuan menulis juga dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi olah pembaca.

2.3     Manfaat Menulis
Tulisan yang dihasilkan melalui buah pikir seorang penulis tentunya memiliki manfaat yang dapat diambil oleh pembaca dan untuk penulis sendiri. Manfaat tersebut dapat dirasakan sesuai dengan bentuk tulisan yang dihasilkan atau ditulis.
Menurut Sofyan (2006:35), ia membagi manfaat menulis menjadi enam bagian. Keenam manfaat menulis tersebut adalah sebagai berikut:
1)        Memperoleh kebenaran dan percaya diri.
2)        Menyehatkan kulit.
Pada tahun 1990, ada seorang psikolog yang melakukan penelitian selama lima tahun tentang hubungan menulis dengan membuka diri terhadap kesehatan fisik. Hasil penelitian akhirnya dibukukan dengan judul ”Opening Up: The Heading Power of Expressing Emotions”.
3)        Mengatasi trauma atau frustasi.
4)        Tangan ibarat jembatan yang mengalirkan kepribadian ketika seseorang menulis.
5)        Menulis sama dengan menata dan menjernihkan pikiran.
6)        Menulis secara teratur dan terstruktur akan membuat seseorang dimudahkan untuk mengenali dirinya.

Pada intinya pendapat tersebut menjelaskan tentang beberapa manfaat yang diperoleh melalui kegiatan menulis, yaitu memperoleh rasa percaya diri, karena melalui kegiatan menulis, seorang penulis membuat dunia tersendiri yang bebas dari intervensi orang lain. Selain manfaat tersebut, menulis juga dapat menyehatkan kulit. Pendapat tersebut dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan seorang psikolog pada tahun 1990 tentang hubungan menulis dengan kesehatan fisik. Manfaat lain yang diperoleh dalam kegiatan menulis yaitu mengatasi trauma atau frustasi yang pernah dimiliki, mengalirkan kepribadiaan seorang penulis, karena setiap tulisan pasti memiliki karakter yang berbeda-beda dan mencerminkan kepribadian penulisnya. Menulis juga dapat menjernihkan pikiran dan kegiatan menulis yang dilakukan secara teratur dan terstruktur akan membuat seseorang lebih mudah mengenali dirinya.
Pendapat di atas diperjelas oleh Komaidi (2007:12-13), ia menyatakan bahwa terdapat enam manfaat menulis, yaitu sebagai berikut:
1)        Untuk menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar.
2)        Melalui kegiatan menulis mendorong seseorang untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya. Melalui kegiatan tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang apa yang ditulis.
3)        Melalui kegiatan menulis, terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis.
4)        Melalui kegiatan menulis, secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stres.
5)        Melalui kegiatan menulis apabila hasil tulisan dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit, akan memperoleh kepuasan batin karena tulisannya dianggap bermanfaat bagi orang lain, selain itu juga memperoleh honorarium (penghargaan).
6)        Mendapatkan kepopularitasan apabila tulisannya dibaca oleh banyak orang. Hal ini akan memperoleh kepuasan tersendiri dan merasa dihargai oleh orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa melalui kegiatan menulis, seseorang dapat melatih dirinya untuk melihat realitas yang ada di sekitarnya. Menulis juga membuat seseorang mahir dalam menyusun berbagai argumen yang dimilikinya secara runtut dan jelas, sehingga jika dimuat di media cetak, aka nada rasa bangga tersendiri terhadap tulisan yang telah ditulis tersebut.
Selain manfaat di atas, seorang ahli, Pannebaker (dalam Komaidi 2007:14), ia menyatakan bahwa ”Terdapat beberapa manfaat aktivitas menulis, yaitu 1) menulis menjernihkan pikiran, 2) menulis mengatasi trauma, 3) menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru, 4) menulis membantu memecahkan masalah, dan 5) menulis-bebas dapat membantu ketika terpaksa harus menulis”. Maksudnya, melalui kegiatan menulis, seseorang dilatih untuk memetakan persoalan yang rumit, misalnya dengan memetakan atau menyederhanakan masalah yang sulit. Selain itu, melalui kegiatan menulis dapat mengurangi trauma masa lalu, berusaha melupakan dan menyederhanakan bahkan melihat dari sudut pandang kelucuannya, sehingga dapat melihat hidup secara lebih luas dan tidak picik.
Manfaat lain yaitu melalui kegiatan menulis dapat melatih untuk mengingat atau mengabadikan informasi atau peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Melalui kegiatan menulis, dapat melihat segala permasalahan dengan kepala dingin, pikiran tenang, dengan memetakan dan menyederhanakan masalah, kemudian mencari solusinya. Selanjutnya, melalui kegiatan menulis (bebas) akan terlatih atau terbiasa menulis dalam kondisi apapun.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang manfaat menulis, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menulis kita dapat mengetahui kemampuan diri yang dimiliki, mengembangkan gagasan dan ide, mengurangi permasalahan yang menumpuk, memetakan masalah, mampu meningkatkan kegiatan belajar, membantu ingatan, mengatasi trauma, menyehatkan kulit, dan dapat digunakan sebagai sumber penghasilan.

2.4     Pengertian Laporan
Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban atas suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan. Selain itu, laporan merupakan salah satu bentuk karangan yang berisi tentang rancangan suatu acara atau kegiatan yang akan dilakukan, yang berisi struktur susunan kegiatan, orang-orang yang terlibat dalam kegiatan dan menerangkan tentang tempat serta waktu berlangsungnya acara.
Menurut Keraf (2001:284), ia menyatakan bahwa ”Laporan adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya”. Maksudnya, laporan merupakan uraian yang dibuat oleh seorang penulis yang ditujukan kepada seseorang atau badan tertentu, yang berisi tentang rancangan suatu kegiatan dan didukung oleh data yang lengkap sesuai dengan fakta yang ditemukan.  Lalu, data disusun sedemikian rupa sehingga informasi yang kita berikan dapat dipercaya dan mudah dipahami.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan adalah suatu bentuk penyampaian informasi yang didukung oleh data yang lengkap sesuai dengan fakta sehingga informasi yang diberikan dapat dipercaya serta mudah dipahami. Dalam penyampaiannya, laporan dapat bersifat lisan maupun tertulis.

2.5     Fungsi dan Tujuan Laporan
Laporan yang ditulis oleh seseorang dan ditujukan untuk suatu lembaga atau seseorang memiliki fungsi dan tujuan yang jelas, sehingga laporan tersebut layak untuk dipublikasikan kepada orang yang bersangkutan. Selain itu, fungsi dan tujuan laporan juga dapat dilihat dari segi bentuk dan isi laporan yang dibuat.
Menurut Keraf (2001:288), ia menyatakan bahwa ”Fungsi laporan diantaranya adalah sebagai berikut:
1)        Pertanggungjawaban bagi orang yang diberi tugas.
2)        Landasan pimpinan dalam mengambil kebijakan/keputusan.
3)        Alat untuk melakukan pengawasan.
4)        Dokumen sebagai bahan studi dan pengalaman bagi orang lain.

Dapat dipahami bahwa, laporan memiliki fungsi sebagai bukti tanggung jawab yang dibebankan kepada seseorang, menjadi pedoman bagi seorang pemimpin untuk menentukan kebijakan dalam menentukan keputusan. Laporan juga dapat dijadikan sebagai alat yang dapat dipedomani untuk melakukan pengawasan ketika berlangsungnya kegiatan, dan laporan yang telah dibuat juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi orang lain, saat akan melakukan membuat sebuah laporan kegiatan.
Selanjutnya, Keraf (2001:289), menyatakan bahwa ”Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut:
1)        Untuk mengatasi suatu masalah.
2)        Untuk mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
3)        Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
4)        Untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan.
5)        Untuk menemukan teknik-teknik baru dan sebagainya.
Dapat dipahami bahwa, laporan yang ditulis seseorang memiliki tujuan untuk menjadi salah satu pedoman dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul sebelum atau saat kegiatan berlangsung atau bahkan ketika kegiatan usai. Selain itu, laporan juga bertujuan untuk mengambil suatu keputusan yang akan diterapkan, dengan adanya laporan pun dapat dijadikan sebagai salah satu hal yang dapat dijadikan untuk mengetahui perkembangan suatu masalah yang terjadi. Laporan juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengadakan perbaikan dari berbagai segi, serta dapat dijadikan pedoman dalam menemukan cara-cara baru yang lebih efektif dalam suatu kegiatan. Pembuat laporan harus memperhatikan sungguh-sungguh tujuan laporan ini, sehingga pengarahan, ilustrasi, dan perincian diarahkan secara tepat kepada tujuan terakhir dari laporan itu.
Keraf (2001:290), ia menyatakan bahwa ”Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas. Isi dari laporan harus diurutkan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat masuk akal”. Maksudnya, laporan yang baik haruslah ditulis dengan memperhatikan kaidah penulisan laporan dengan benar, agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan pelapor pun harus dapat menimbulkan kepercayaan, tertama bila pelapor itu dimaksudkan untuk mengambil suatu tindakan tertentu.
Selain itu, laporan yang baik juga harus memiliki sifat-sifat laporan sebagai berikut:
1)        Laporan harus bersifat imajinasi.
2)        Laporan yang dibuat harus sempurna, tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan, jika hal itu diperlukan untuk memperkuat kesimpulan laporan.
3)        Laporan juga harus disajikan secara menarik.
2.6     Macam-macam Laporan
Laporan yang dibuat oleh seseorang memiliki beragam macam, hal ini disesuaikan dengan bentuk dari laporan tersebut. Laporan juga dibuat oleh seseorang berdasarkan tujuan dari laporan tersebut. Maksudnya, untuk apa laporan itu disajikan dan dalam rangka kegiatan apa.
Keraf (2001:280), ia membedakan laporan berdasarkan bentuknya, yaitu sebagai berikut:
1)        Laporan beberbentuk formulir isian
Laporan yang berbentuk formulir isian ini, biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diarahkan kepada tujuan yang akan dicapai. Laporan ini bersifat rutin dan seringkali berbentuk angka-angka.
2)        Laporan berbentuk surat
Bila sebuah laporan tidak banyak mengandung tabel, angka atau sesuatu hal lain yang digolongkan pada tabel dan angka, maka bentuk yang paling umum dipergunakan adalah laporan berbentuk surat. Laporan bentuk ini tidak banyak berbeda dengan sebuah surat biasa, kecuali jika ada suatu subjek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh penerima laporan. Jika penulis laporan mempergunakan bentuk surat dalam laporannya, maka nada dan pendekatan yang bersifat pribadi memegang peranan yang penting, seperti halnya dengan surat-surat lainnya.
3)        Laporan bebentuk memorandum
Laporan yang berbentuk memorandum (saran, nota, catatan pendek) mirip dengan laporan berbentuk surat, namun biasanya lebih singkat. Biasanya digunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam bagian-bagian suatu organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja dan seringkali bermanfaat untuk suatu laporan yang bersifat formal.
4)        Laporan perkembangan dan laporan keadaan
Laporan perkembangan pada prinsipnya berbeda dari laporan keadaan. Menurut arti laporan perkembangan adalah suatu macam laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembanagn, perubahan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap mana yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan. Sebaliknya laporan keadaan mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
5)        Laporan berkala
Laporan semacam ini selau dibuat dalam jangka waktu tertentu. Dalam bentuk sederhan, laporan semacam ini dapat dibuat dalam bentuk formulir-formulir isian, atau dalam bentuk memorandum.
6)        Laporan laboratories
Tujuan laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakuakan dalam laboratoria. Oleh sebab itu laporan ini seringkali memuat percobaan-percobaan yang telah dilakukan.
Kerangka laporan laboratoris:
(1)     Halaman judul
(2)     Obyek atau tujuan
(3)     Teori (yang menyangkut teori mana yang diterapkan)
(4)     Metode (prosedur yang digunakan)
(5)     Hasil-hasil yang dicapai dalam percobaan ini dengan mempergunakan metode di atas
(6)     Diskusi atas hasil yang telah dicapai dalam percobaan
(7)     Kesimpulan
(8)     Apendiks
(9)     Data asli
7)        Laporan formal dan semi formal
Laporan formal adalah laporan yang mennuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti yang disebutkan di bawah, sedangkan nadanya bersifat impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur seperti yang terdapat dalam buku-buku.
Ciri-ciri umum yang dijadikan pegangan untuk menetapkan apakah laporan tersebut merupakan laporan formal, adalah:
(1)     Harus ada halaman judul
(2)     Biasanya ada sebuah surat penyerahan
(3)     Daftar isi
(4)     Ada ikhtisar untuk mengawali laporan atau abstrak
(5)     Ada pendahuluan
(6)     Bila ada kesimpulan dan saran biasanya diberi judul tersendiri
(7)     Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda
(8)     Nada yang dipergunakan adalah nada resmi, gayanya bersifat impersonal
(9)     Jika perlu laporan formal dilengkapi dengan tabel dan angka-angka
(10) Laporan formal biasanya didokumentasikan secra khusus.
8)        Laporan buku
Suatu macam laporan untuk kepentingan pendidikan atau perkuliahan di perguruan tinggi. Laporan buku bertujuan untuk mendorong mahasiswa membaca buku-buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan, serta meningkatkan kemampuan mereka memahami isi buku-buku tersebut. Laporan buku tidak perlu mengikuti persyaratan bagi laporan formal, di samping itu laporan ini terbentuk dari laporan-laporan lain karena ia tidak diperlukan oleh penerima laporan. Karena itu cukup bila terdiri dari bagian-bagian berikut : judul, pendahuluan (mencakup surat penyerahan dan pendahulan), isi laporan, kesimpulan dan saran. Laporan buku tidak hanya berakhir dengan penyajian ringkasan buku, tetapi diakhiri dengan kesimpulan.

2.7     Dasar-dasar Membuat Laporan
Ketika akan menulis sebuah laporan, maka haruslah ada dasar-dasar yang menjadi suatu syarat dalam membuat sebuah laporan yang baik, sehingga dapat dipahami oleh orang atau badan yang akan diajukan sebuah laporan. Dasar-dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1)        Clear
Kejelasan suatu laporan diperlukan baik kejelasan dalam pemakaian bahasa, istilah, maupun kata-kata harus yang mudah dicerna, dipahami dan dimengerti bagi si pembaca.
2)        Mengenai sasaran permasalahannya
Caranya dengan jalan menghindarkan pemakaian kata-kata yang membingungkan atau tidak muluk-muluk, demikian juga hal dalam penyusunan kata-kata maupun kalimat harus jelas dan singkat jangan sampai melantur kemana-mana dan bertele-tele yang membuat si pembaca laporan semakin bingung dan tidak mengerti.
3)        Lengkap (complete)
Kelengkapan tersebut menyangkut :
(1)     Permasalahan yang dibahas harus sudah terselesaikan semua sehingga tidak menimbulkan tanda tanya
(2)     Pembahasan urutan permasalahan harus sesuai dengan prioritas penting tidaknya permasalahan diselesaikan
4)        Tepat waktu dan cermat
Tepat waktu sangat diperlukan dalam penyampaian laporan kepada pihak-pihak yang membutuhkan karena pihak yang membutuhkan laporan untuk menghadapi masalah-masalah yang bersifat mendadak membutuhkan pembuatan laporan yang bisa diusahakan secepat-cepatnya dibuat dan disampaikan.

5)        Tetap (consistent)
Laporan yang didukung data-data yang bersifat tetap dalam arti selalu akurat dan tidak berubah-ubah sesuai dengan perubahan waktu dan keadaan akan membuat suatu laporan lebih dapat dipercaya dan diterima.
6)        Objective dan Factual
Pembuatan laporan harus berdasarkan fakta-fakta yang bisa dibuktikan kebenarannya maupun dibuat secara obyektif.
7)    Harus ada proses timbal balik
(1)     Laporan yang baik harus bisa dipahami dan dimengerti sehingga menimbulkan gairah dan minat si pembaca
(2)     Jika si pembaca memberikan respon berarti menunjukkan adanya proses timbal balik yang bisa memanfaatkan secara pemberi laporan maupun si pembaca laporan.

2.8     Sistematika Laporan
Dalam menulis sebuah laporan juga harus diperhatikan struktur penulisan yang baik, karena hakikatnya laporan yang baik adalah laporan yang ditulis berdasarkan sistematika penulisan yang baik pula.
Menurut Keraf (2001:292), ia mengemukakan bahwa ”Laporan yang lengkap haruslah dapat menjawab semua pertanyaan mengenai apa (what), mengapa (why), siapa (who), dimana (where), kapan (when), dan bagaimana (how).
Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami laporan tersebut. Urutan isi sebuah laporan adalah sebagai berikut:
1)        Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
(1)     Latar belakang kegiatan.
(2)     Dasar hukum kegiatan.
(3)     Apa maksud dan tujuan kegiatan.
(4)     Ruang lingkup isi laporan
2)        Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
(1)     Jenis kegiatan.
(2)     Tempat dan waktu kegiatan.
(3)     Petugas kegiatan.
(4)     Persiapan dan rencana kegiatan.
(5)     Peserta kegiatan.
(6)     Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta/datanya).
(7)     Kesulitan dan hambatan.
(8)     Hasil kegiatan.
(9)     Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.


3)        Penutup
Pada bagian ini, ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.

2.9     Laporan Kegiatan Sekolah
          Laporan kegiatan sekolah merupakan salah satu jenis laporan yang ditulis oleh siswa, dalam rangka kegiatan yang akan diadakan dalam ruang lingkup warga sekolah. Laporan kegiatan sekolah biasanya ditulis oleh seorang ketua pelaksana suatu kegiatan, misalnya ketua OSIS atau ketua PMR dan sebagainya.            
          Contoh laporan kegiatan sekolah:
LAPORAN KEGIATAN SEKOLAH

Judul  :  Laporan Kegiatan Pemberian Materi Sekaligus Pengrekrutan Anggota Baru PMR SMK Negeri 1 Gandapura

I.         Pendahuluan
Palang Merah Remaja (PMR) merupa organisasi yang bergerak di bidang yang bersifat kemanusiaan, bukan hanya sekedar mempelajari cara menangani korban, namun di PMR juga melatih anggota-anggotanya untuk mengasah kreatifitas dengan berbagai kegiatan yang diadakan. Itu semua tentunya agar insan-insan PMR menjadi lebih unggul dibandingkan yang lainnya.
Sehubungan dengan adanya kegiatan Masa orientasi siswa yang diadakan OSIS SMK Negeri 1 Gandapura, maka PMR mengadakan pengrekrutan anggota baru  yang dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan bersama pihak OSIS.

II.   ISI LAPORAN
a.  Susunan Acara
1.    Pembukaan
2.    Pemberian materi seputar PMR
3.    Tanya-jawab
4.    Pengisian formulir bagi calon anggota PMR
5.    Penutup

b.   Jadwal Kegiatan
Hari/Tanggal
Waktu
Ruang
Pemateri
Paraf
Kamis,
12 Maret 2014
07.30-08.45
6
Asmaul Husna
Intan Farhana
08.45-10.45
2
Putri Amalia
Eva Mauliza
10.45-12.45
1
Nurul Yennita
Dewi Ratna
Jumat,
13 Maret 2014
08.45-10.45
3
Asmaul Husna
Intan Farhana
Sabtu,
14 Maret 2014
07.30-08.45
4
Putri Amalia
Eva Mauliza
08.45-10.45
5
Nurul Yennita
Dewi Ratna

c.    Susunan Panitia
     Ketua panitia       :       Putri Amalia
     Sekretaris             :       Asmaul Husna
Bendahara            :       Dewi Ratna
     P.S Acara             :       Nurul Yennita
                                          Intan Farhana
                                          Eva Mauliza
P.S Dokumentasi :       Tiara Putri
                                          Sri Hartati

d.  Rincian Dana
No
Kebutuhan
Banyak
Harga Satuan
Jumlah
1
Foto copy formulir pendaftaran
100 lembar
@ Rp   150.00,-
Rp 15000.00,-
2
Foto copy brosur PMR
66 lembar
@ Rp   150.00,-
Rp 10000.00,-
3
Pena
6 buah
@ Rp 2000.00,-
Rp 12000.00,-
Total
                                                Rp 37000.00,-

III.   PENUTUP
Demikian laporan kegiatan sekolah tentang Pemberian Materi sekaligus Pengrekrutan Anggota Baru PMR SMK Negeri 1 Gandapura, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga berlangsungnya acara ini dengan lancar.


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1     Pendekatan dan Jenis Penelitian
          Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka pendekatan yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penggunaan pendekatan ini didasarkan pada kenyataan bahwa data yang dikumpulkan berupa nilai atau angka-angka, adanya rumusan hipotesis yang jelas, analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul dan analisis data ini dilakukan dengan menggunakan rumus statistik (Arikunto, 2002:11). Maka data-data dalam penelitian ini berbentuk statistik dari kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah, lalu diolah dengan menggunakan rumus statistik. Pendekatan kuantitatif bersifat deskriptif tersebut digunakan mengingat tujuan penelitian ini ingin membuktikan hipotesis bahwa masih kurangnya kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
          Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penggunaan jenis penelitian ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2002:120), ia menyatakan bahwa ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu”. Peneliti memilih jenis penelitian ini karena mengkaji tentang kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah.

25
 
 


3.2     Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Gandapura yang terletak di Jalan Gle Kuprai Desa Cot Teube Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, hal ini dikarenakan materi tentang menulis laporan kegiatan sekolah terdapat pada semester genap untuk kelas X. Alasan peneliti memilih SMK Negeri 1 Gandapura sebagai lokasi penelitian ini dikarenakan letak SMK Negeri 1 Gandapura tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal peneliti, sehingga memudahkan peneliti dalam menjangkau tempat tersebut. Selain itu, SMK Negeri 1 Gandapura merupakan sekolah tempat peneliti pernah melakukan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) sehingga dengan demikian, sedikit banyaknya peneliti sudah memahami bagaimana seluk beluk sekolah tersebut. Sehingg, dapat membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.

3.3     Populasi dan Sampel Penelitian
          3.3.1 Populasi
          Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:32), bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi tersebut berkenaan dengan data, bukan dengan orang atau bendanya. Populasi merupakan kelompok subjek, baik manusia, kelas, nilai, tes, benda-benda ataupun peristiwa yang akan diteliti”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Gandapura, yaitu kelas X jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) yang berjumlah 25 siswa dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) yang berjumlah 7 siswa. Maka, jumlah populasi sebanyak 32 siswa.
          3.3.2  Sampel
          Penarikan sampel dipedomani pada pendapat Arikunto (2006:134), ia menyatakan bahwa ”Apabila subjeknya (populasi) kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya (populasi) besar atau lebih besar dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Dengan demikian, karena jumlah subjek kurang dari 100, maka penulis mengambil keseluruhan subjeknya, yang berjumlah 32 siswa, yaitu kelas X jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) yang berjumlah 25 siswa dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) yang berjumlah 7 siswa. Dengan demikian, jumlah sampel sebanyak 32 siswa.

3.4     Teknik Pengumpulan Data
          Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan instrumen atau alat tes. Tes yang digunakan adalah tes essai, dengan menugaskan siswa menulis laporan kegiatan sekolah berkenaan dengan kegiatan OSIS.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1)             Peneliti meminta responden menulis laporan kegiatan sekolah.
2)             Responden melakukan tugas yang diberikan peneliti.
3)             Peneliti mengumpulkan hasil kerja responden.
4)             Peneliti menilai hasil kerja responden.
5)             Peneliti mengelompokkan data hasil kerja responden dan dianalisis.

3.5         Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)             Mentabulasi nilai hasil tes secara acak.
2)             Mengurutkan nilai tertinggi ke nilai terendah.
3)             Menentukan range (Rg) dengan rumus Rg = H-L+1
4)             Menentukan jumlah kelas interval (K) dengan rumus:
K + 1+3.3 log n
5)             Menentukan jumlah interval kelas (I) dengan rumus:
I =
6)             Membuat tabel distribusi frekuensi.
7)             Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:
M =
Keterangan rumus:
M    = Nilai kemampuan rata-rata
fx    = Nilai perkalian frekuensi dan nilai tengah
f      = Frekuensi tiap kelompok nilai
X    = Nilai tengah
N    = Jumlah sampel
8)             Mengklasifikasi nilai sebagai berikut:
86-100   sangat baik
76-85     baik
66-75     cukup
56-65     kurang
55       jelek    

























BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil Penelitian
   Setelah data hasil penelitian tentang menulis laporan kegiatan sekolah diperoleh, data tersebut selanjutnya diolah untuk dapat ditentukan nilai rata-rata kemampuan menulis laporan kegiatan sekolah siswa secara total. Pengolahan data dan analisis data dilakukan berdasarkan teknik pengolahan data secara kuntitatif. Pengukuran data menulis laporan kegiatan sekolah ini dilakukan dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk menulis laporan kegiatan sekolah yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis. Nilai penulisan laporan kegiatan sekolah diukur dengan menghitung data yang diperoleh dari kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura.
1)        Mentabulasi nilai hasil tes secara acak
Nilai yang diperoleh oleh siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah adalah sebagai berikut:
80        90        90        90        85        90        90        65        90        95        90
90        95        95        95        75        65        95        85        70        70        70       
2)        Mengurutkan nilai tertinggi ke nilai terendah
Urutan nilai tertinggi hingga nilai terendah dari nilai dalam menulis laporan kegiatan sekolah yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut:
30
 
95        95        95        95        95        90        90        90        90        90        90         90       90        85        85            80        75        70        70        70        65        65
3)        Menentukan range (Rg) dengan rumus Rg = H-L+1
Setelah data diperoleh, selanjutnya langkah yang ditempuh adalah range. Range adalah selisis nilai tertinggi (H) dengan nilai terendah (L), kemudian ditambah satu (1).
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 65.
Dengan demikian, rangenya adalah:
Rg  = H – L + 1
       = 95 - 65 + 1
       = 30 + 1
       = 31
4)        Menentukan jumlah kelas interval (K) dengan rumus K + 1+3.3 log n
Setelah range diketahui, langkah yang ditempuh selanjutnya adalah menentukan lebar kelas, yaitu:
K    = 1 + (3,3) log n
       = 1 + (3,3) log 22
       = 1 + (3,3) 1,342
       = 1 + 4,42
       = 5,42
       = 5
5)        Menentukan jumlah interval kelas (I) dengan rumus I =
Setelah lebar kelas diketahui, selanjutnya ditentukan nilai lebar kelas (I), yaitu:
Dengan demikian interval penelitian adalah:
I      =
       =
       = 6,20
       = 6
6)        Membuat tabel distribusi frekuensi.
Setelah menentukan range dan lebar kelas, selanjutnya disusun tabel distribusi dan frekuensi sebagai berikut:
Tabel 1: Distribusi dan frekuensi kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura
No
Interval Kelas
Frekuensi (f)
Nilai Tengah (x)
Perselisihan (fx)
1
89-95
13
92
1196
2
83-88
2
85,5
171
3
77-82
1
79,5
79,5
4
71-76
1
73,5
73,5
5
65-70
5
67,5
337,5
-
N=22
-
1857,5

7)        Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus M =
Berdasarkan distribusi dan frekuensi di atas, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah menentukan nilai rata-rata, yaitu:
M =
     =
     = 84,43
     = 84
4.2     Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah adalah 84.
Setelah nilai rata-rata diperoleh, selanjutnya nilai tersebut dimasukkan ke dalam skala penelitian. Dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 22 orang, prestasi skor yang diperoleh sangat bervariasi, yaitu 13 orang memperoleh nilai sangat baik, 4 orang memperoleh nilai baik dan 5 orang memperoleh nilai cukup.
Jika nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan kriteria nilai yang telah ditetapkan maka kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah sudah baik.
Tabel 2: Persentase kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
Klasifikasi
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Kualitatif
Kuantitatif
  Sangat baik
89-95
13
59
Baik
71-88
4
18
  Cukup
65-70
5
23
Jumlah
N=22
100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai sangat baik dalam menulis laporan kegiatan sekolah yaitu terdapat 13 siswa (59%) dan siswa yang medapatkan nilai baik dalam menulis laporan kegiatan sekolah yaitu 4 orang (18%), sedangkan siswa yang mendapatkan nilai cukup dalam menulis laporan kegiatan sekolah adalah 5 orang (23%).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah sudah dapat memahami dan mengetahui cara menulis laporan kegiatan sekolah dengan baik.

4.3     Pembuktian Hipotesis
          Pembuktian hipotesis adalah salah satu langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sesuatu hal pada tingkat tertentu yang dipercaya sebagai sesuatu yang benar. Maka, berpedoman pada rumusan hipotesis yang telah dikemukakan dalam bab I, yaitu kemampuan siswa SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah masih kurang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata 84 yang diperoleh siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah termasuk kategori baik, yang berada pada rentang      (76-85). Dengan demikian, hipotesis yang diajukan ditolak kebenarannya.







BAB V
PENUTUP
5.1     Simpulan
          Dalam penelitian ini diuraikan simpulan dan saran yang erat hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Dari hasil pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah secara keseluruhan berada pada katagori baik, maka penulis penyimpulkan bahwa:
1)        Setelah peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah sudah pada tahap yang baik, meskipun demikian masih perlu juga adanya pembelajaran yang lebih baik lagi agar kemampuan siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah sampai pada tahap yang sangat baik.
2)        Nilai yang didapat oleh para siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah sangatlah bervariasi, mulai dari 13 orang yang memperoleh nilai sangat baik, 4 orang memperoleh nilai baik dan 5 orang memperoleh nilai cukup.
3)       
35
 
Setelah peneliti menghitung besarnya kemampuan siswa dalam menulis laporan kegiatan sekolah, maka didapatkan nilai rata-rata kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah sebesar 84. Dengan demikian dapat dikatakan siswa telah mampu dengan baik dalam menulis laporan kegiatan sekolah.
5.2     Saran
          Sebagai usaha pembinaan kemampuan siswa kelas X, yaitu jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR) dan jurusan Teknik Las (Fabrinasi) SMK Negeri 1 Gandapura dalam menulis laporan kegiatan sekolah, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1)      Kepada Guru Bahasa Indonesia
-          Untuk lebih meningkatkan lagi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar khususnya pada materi menulis laporan kegiatan sekolah.
-          Guru diharapkan menggunakan metode mengajar yang bervariasi agar mampu membuat siswa semakin berminat dan semangat dalam belajar atau tidak jenuh.
2)      Kepada Kepala Sekolah
-          Untuk memberikan fasilitas yang lebih memadai lagi kepada guru dan peserta didiknya, agar proses belajar mengajar bisa berjalan lebih efektif lagi. Misalnya dengan menyediakan lebih banyak lagi bahan bacaan yang bermutu di perpustakaan, menyediakan ruangan kelas yang lebih efisien serta menyediakan tenaga pendidik yang professional.
3)      Kepada Siswa
-          Selayaknya untuk lebih terlibat aktif dalam pembelajaran karena ingatlah bahwa kalian adalah generasi kedepan. Jadi, jangan membuang waktu untuk melakukan hal yang tidak penting.




DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

------------. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2003. Materi Pelatihan Terintergrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.

Djuharie. 2005. Panduan Menulis Karya Ilmiah. Bandung: PT. Yrama Widya.

Goys, Keraf. 2001. Komposisi. Semarang: Bina Putera.

Keraf, Gorys. 2000. Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan  Atas. Ende: Nusa Indah.

Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis. Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta: Sabda Media.

------------. 2011. Menulis Kreatif. Yogyakarta: Sabda Media.

Kusumah, Encep, dkk. 2007. Menulis 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyasa, E. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.

Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Jakarta: Adicita.

Panitia Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Matangglumpangdua: FKIP Universitas Almuslim.

Pranoto. 2004. Creative Writting. 72 Jurus Seni mengarang. Jakarta: PT. Primadia Pustaka.

Sofyan, Ahmadi. 2006. Jangan Takut Menulis. Tip-tip Cerdas dan Terapi Mengolah Diri menjadi Penulis Produktif. Jakarta: Prestasi Pustaka..

St. Y. Slamet. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.


37
 
Wahyudi dkk. 2009. Bahasaku Bahasa Indonesia 1 untuk Kelas VII SMP dan MTs. Surakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka.