Selasa, 17 September 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJELASKAN SECARA LISAN URAIAN TOPIK TERTENTU DARI HASIL MEMBACA BUKU DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KUTABLANG



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat, manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam itulah terjadi interaksi dan komunikasi, baik dengan alam lingkungan, dengan sesamanya maupun dengan tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan reseptif apresiatif, yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan membaca, yang bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh informasi dari apa yang dibaca dari sesuatu yang bernuansa media tulisan.
Membaca merupakan kegiatan yang nantinya akan mampu menuntun seseorang untuk menuju tahap menulis, sebab tanpa membaca kita tidak akan mampu menuangkan ide-ide baru dalam tulisan.
Menurut Good Man, (1967:127) membaca bukanlah hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna memberi atau membentuk makna.
Suatu uraian topik yang diperoleh dari hasil membaca buku akan falid jika penerapan aspek membaca benar-benar dijalankan di dalamnya. Dalam hal ini membaca bukan hanya sekedar mengeja rentetan kata-kata tetapi haruslah membaca kritis yaitu membaca yang disertai dengan evaluasi, dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif serta analitis dan juga membaca kreatif yaitu membaca dengan usaha mengkombinasikan pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan selanjutnya.
Kenyataan yang terjadi sekarang ternyata masih sangat rendahnya kemauan membaca pada siswa. Maka dari itu penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian. Adapun alternatif pemecahannya yang penulis lakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dengan cara melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan menggunakan metode Inquiri.
Inquri merupakan suatu metode mengajar yang sangat kontruktivistik, di mana melalui metode ini lebih menekankan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan siswa.
Pemilihan model ini disebabkan Inquiri adalah salah satu metode yang mampu membuat siswa lebih aktif, kreatif dan imajinatif dalam menemukan sendiri berbagai informasi dalam pelajaran bahasa Indonesia terutama pada menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku. Tidak hanya itu, melalui metode pembelajaran Inquiri siswa dituntut untuk lebih tampil dan mampu menunjukkan kemampuannya.
Dari uraian pada latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas, Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian. Adapun judul penelitian ini adalah “Peningkatan Kemampuan Menjelaskan Secara Lisan Uraian Topik Tertentu dari Hasil Membaca Buku dengan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang”.
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan metode Inquiri pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang ?

1.3    Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan data tentang peningkatan kemampuan menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan metode Inquiri pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang.

1.4    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti dan bagi mahasiswa lain.
1)        Bagi peneliti, untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembelajaran membaca Bahasa dan Sastra Indonesia.
2)        Bagi mahasiswa lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam merencanakan, melaksanakan dan mencetak kader-kader ke depan yang mampu dan lebih mencintai aspek keterampilan membaca bukan hanya sekedar mengeja rentetan kata-kata tetapi juga mampu memahami dan mengapresiasikan isi bacaan tersebut.

1.5    Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.5.1   Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini berfungsi untuk memperoleh  masalah yang telah ditetapkan sehingga menjadi tumpuan penulis dalam melaksanakan penelitian. Yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah materi tentang peningkatan kemampuan menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan metode Inquiri pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang.
1.5.2   Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih perlu pembuktiannya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (2003:67) bahwa “Hipotesis merupakan satu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian samapai terbukti melalui data yang terkumpul”. Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan metode Inquiri pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang.

1.6    Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1)        Peningkatan adalah usaha meningkatkan suatu kemampuan proses dan hasil pembelajaran menguraikan topik tertentu secara lisan dari hasil membaca buku pada siswa.
2)        Kemampuan adalah keterampilan menggungkapkan gagasan secara lisan.
3)        Menjelaskan secara lisan adalah menerangkan suatu hal dengan bahasa lisan sehingga dapat dipahami maknanya oleh penyimak.
4)        Uraian topik adalah rentetan kalimat yang mendasari suatu permasalahan dalam pemaparan suatu materi.
5)        Membaca adalah proses memetik dan memahami arti yang terkandung dalam bahasa tulis.
6)        Metode adalah cara yang telah dipikir baik-baik dan teratur untuk mencapai sesuatu maksud, misalnya dalam ilmu pengetahuan.
7)        Metode Inquiri merupakan suatu metode mengajar yang sangat kontruktivistik, di mana melalui metode ini lebih menekankan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan siswa.























BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1  Pembelajaran Membaca
2.1.1 Pengertian Membaca
Menurut Tarigan (2008:7), mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Menurut Anderson (dalam Tarigan 1985:7), mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.
Menurut Thorndike (1967:127), mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses ketika seseorang berpikir dan bernalar.
Menurut Hodgson (dalam Tarigan 1985 :7), mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
Menurut Finochiaro dan Bonono (1973:119), mengemukakan bahwa membaca adalah proses memetik dan memahami arti yang terkandung dalam bahasa tulis.
Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian membaca yang telah dikemukakan oleh para pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca  merupakan proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya,  di mana ucapan itu tidak selalu dapat didengar, misalnya membaca dalam hati. Membaca juga merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara dan menulis, karena sewaktu membaca, pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, dia bisa mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis.
Dengan demikian, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Jadi, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, peoses aktif, bertujuan serta memerlukan strategi tertentu sesuai dengan tujuan dan jenis membaca.

2.1.2 Tujuan Membaca
       Menurut Henry Guntur Tarigan (2008:7), mengemukakan bahwa tujuan membaca yaitu :
1)        Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
Misalnya, membaca untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh sang tokoh
2)        Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
Misalnya, membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh dan merangkum hal-hal yang dilakukan sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
3)        Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).                                            
Misalnya, Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga atau seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
4)        Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
Misalnya, Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.
5)        Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
Misalnya, membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.
6)        Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
Misalnya, membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
7)        Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
Misalnya, membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.
Menurut Nurhadi ( 1987:11), mengemukakan bahwa tujuan membaca secara umum yaitu,
1)        Mendapatkan informasi
2)        Memperoleh pemahaman
3)        Memperoleh kesenangan
Tujuan membaca secara khusus yaitu :
1)        Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
2)        Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat.
3)        Mendapatkan informasi tentang sesuatu.
4)        Mengenali makna kata-kata.
5)        Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar.
6)        Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra.
7)        Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.
8)        Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.
9)        Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang.
10)    Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
11)    Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu istilah.
Berdasarkan dari beberapa tujuan membaca yang telah dikemukakan oleh kedua pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca ialah pada dasarnya untuk mencari dan memperoleh informasi, yang pada hakikatnya melalui informasi yang diperoleh dari sebuah bacaan tersebutlah akan menciptakan sebuah komunikasi yang lancar sehingga kita tidak ketinggalan informasi atau miskin informasi, karena ketika kita kaya akan informasi maka bukan hal sulit bagi kita untuk bergelut dalam suatu sendi kehidupan, di mana kehidupanlah yang menuntut kita untuk selalu berinteraksi dengan sesama, alam sekitar dan dengan Sang Maha Pencipta.         

2.1.3        Manfaat Membaca Buku
Menurut Jordan E. Ayan, mengemukakan bahwa manfaat membaca buku berdampak bagi perkembangan sebagian besar jenis kecerdasan, diantaranya yaitu :
1)        Membaca dapat menambah kosa kata, pengetahuan akan tatabahasaan dan sintaksis, membaca juga memperkenalkan kita pada banyak ragam lingkungan kreatif.
2)        Membaca buku secara langsung dapat membantu mengalami perasan dan pemikiran yang paling dalam.
3)        Membaca memicu imajinasi, buku yang baik mengajarkan untuk membanyangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya.
4)        Membaca bahan bacaan umumnya memaksa nalar, pengurutan keteraturan dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri sehingga akan semakin memperkukuh kecerdasan matematis dan logis yang dimiliki.
Dari beberapa manfaat membaca buku yang telah dikemukan oleh Jordan E. Ayan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat membaca, khususnya sebuah buku ialah mampu menambah pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tentang suatu bacaan. Melalui membaca kita juga mampu mengembangkan kefasihan dalam bertutur kata, menambah wawasan, mampu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir. Semua manfaat membaca tersebut berdampak positif bagi kita yang mampu menikmati sebuah bacaan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk malas membaca apa lagi setelah kita mengetahui bagitu banyak manfaat membaca bagi kita, sebab untuk membaca tidak membutuhkan waktu khusus, kapan saja kegiatan tersebut bisa kita lakukan.
2.2 Mendata Isi Buku
       Buku merupakan media tertulis yang dapat melengkapi pengetahuan kita. Jadi, apapun jenis buku yang kita baca, kita tidak boleh melewatkan kegiatan pendataan buku tersebut, untuk itu awali mengenali isi buku secara umum yaitu :
a.         Judul
b.        Pengarang
c.         Nama penerbit dan alamatnya
d.        Nomor edisi
e.         Ketebalan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis akan mendata isi sebuah buku yaitu : 
Menjelajah Pembelajaran Inovatif
Karangan Dr. Suyatno, M.Pd
Dicetak oleh Masmedia Buana Pustaka
Jln. Propodo I No. 111, Waru Sidowarjo-Jawa Timur
Cetakan pertama : Oktober,2009
vii+176 hlm, 20 cm
Adapun isi buku secara umum dapat kita ketahui dari daftar isinya. Maka, bagian dari daftar isi tidak boleh kita lewatkan ketika bermaksud mengenali isi sebuah buku, yaitu :
Halaman
 
DAFTAR ISI

PRAKATA .............................................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
BAB I   PEMBELAJARAN INOVATIF............................................................. 1
1.1    Paradigma Baru Pendidikan................................................................. 3
1.2    Arti Pembelajaran Inovatif................................................................... 6
1.3    Prinsip Pembelajaran Inovatif............................................................... 8
1.4    Keberanian Guru dalam Berinovasi...................................................... 13
BAB II CARA KREATIF MEMILIH METODE PEMBELAJARAN........... 19
2.1    Menjadi Guru Kreatif........................................................................... 21
2.2    Cara Memilih Metode Pembelajaran.................................................... 25
BAB III ANEKA METODE PEMBELAJARAN INOVATIF.......................... 37
3.1    Metode Quantum................................................................................. 39
3.2    Metode Partisipatori............................................................................. 44
3.3    Metode Kolaboratif.............................................................................. 46
3.4    Metode Kooperative............................................................................. 51
3.5    Sadapan Ringkas.........................................................................        114
3.6    Aneka Pembelajaran Inovatif......................................................        115
BAB IV RPP DALAM SERTIFIKASI ......................................................        133
GLOSARIUM.................................................................................................        149
LAMPIRAN...................................................................................................        155
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................        171
BIOGRAFI PENULIS...................................................................................        179
       Dari daftar isi tersebut,kita dapat mengetahui isi buku secara umum, termasuk susunannya. Kita pun dapat menentukan bagian mana yang perlu di baca atau tidak.       Setelah mengetahui daftar isinya, baca juga prakatanya. Sehingga kita akan memperoleh tujuan dan gagasan penulisnya secara umum, yaitu :
PRAKATA
Salam inovatif,                                                                                                            Pembaca yang budiman, Buku Menjelajah Pembelajaran Inovatif ini sebagai salah satu sarana untuk merenung kembali dalam memaksimalkan kemampuan proses dan kualitas pembelajaran. Berlatih dan terus berlatih untuk mengubah kebiasaan bukan merupakan hal yang mudah, tetapi dapat kita lakukan dengan niat yang kuat. Menjadi guru profesional diperlukan high impulse energy  ( tenaga awal yang tinggi ). Apa lagi, selama ini guru terlalu kuat dan hafal dengan pola pembelajaran klasik.
       Dalam buku ini, disajikan beberapa metode pembelajaran inovatif dengan harapan memberikan pencerahan baru dalam dunia pembelajaran. Metode lama bukan berarti tidak dapat digunakan karena tidak ada metode yang paling bagus dan tidak ada metode yang paling buruk. Metode pembelajaran akan bagus jika sesuai dengan tujuan pembelajaran dan konteks anak sebagai pembelajar. Metode pembelajaran akan menjadi buruk jika tidak sesuai dengan tujuan dan tidak mendukung keberhasilan belajar anak. Pilihan metode pembelajaran sepenuhnya bergantung pada guru.                                                                                                       Kami menyadari masih banyak kekurangan terhadap buku ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharap koreksi, kritik dan saran dari para membaca yang budiman untuk penyempurnaan buku ini. Semoga yang sedikit dan kecil ini bermanfaat bagi masyarakat.                                                                                                                                                                                                    Surabaya,   April 2009

   Drs. Suyatno, M.Pd
Berdasarkan prakata di atas, maka kita akan mengetahui bahwa tujuan penulisan buku itu adalah untuk merenung kembali dalam memaksimalkan kemampuan proses dan kualitas pembelajaran dengan mengunakan beberapa metode pembelajaran inovatif dengan harapan memberikan pencerahan baru dalam dunia pembelajaran.

2.3 Mencatat Isi Pokok Buku                                                                                              Ketika kita akan mencatat isi pokok sebuah buku, maka pokok-pokoknya tersebut bisa kita catat berdasarkan sub-subjudulnya. Hal itu bisa kita lakukan dengan cara membuat pertanyaan dari setiap subjudul buku tersebut dan jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang nantinya akan menjadi isi pokok sebuah buku.    Misalnya :                                                                                                        BAB I PEMBELAJARAN INOVATIF       
a.         Bagaimanakah paradigma baru pendidikan ?     
       Freire (1986), memberikan paradigma baru bagi pendidikan berdasarkan paradigma kritis, karena menurutnya pendidikan adalah proses memanusiawikan manusia. Pendidikan dengan paradigma kritis menempatkan peserta didik sebagai subjek sebab manusia sejati adalah menjadi pelaku atau subjek bukan penderita atau objek.

b.        Apakah arti pembelajaran inovatif ?
       Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas guru atas dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan pada hasil belajar.
c.         Bagaimanakah prinsip pembelajaran inovatif ?
Prinsip pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, berbasis masalah, terintegrasi, memberikan pilihan, tersistem dan berkelanjutan.
d.        Bagaimana cara menumbuhkan keberanian guru dalam berinovasi?
1)    Yakinlah bahwa setiap guru tanpa terkecuali dapat berinovasi dalam pembelajarannya.
2)    Sungai besar pasti dari sungai kecil. Untuk menjadi besar mulailah dari yang kecil. Mulailah berinovasi dari aspek yang kecil, seperti mengubah tempat duduk.
3)    Buatlah catatan perubahan dalam buku harian tentang cara dan gaya mengajar setiap hari.
4)    Mulailah mengerti bahwa inovasi berbeda dengan kreatif, karena inovatif ialah perubahan yang berangkat dari yang sudah ada untuk bergerak maju dan berkelanjutan.
BAB II CARA KREATIF MEMILIH METODE PEMBELAJARAN
a.         Bagaimanakah menjadi guru kreatif ?
1)   Jangan membayangkan sesuatu itu sulit dan akan menemui kegagalan sebelum anda mencoba beberapa kali.
2)   Jangan takut dengan alat dan bahan yang sulit didapat.
3)   Jangan berpikiran bahwa kreatif itu berkaitan dengan dana besar.
4)   Jangan beranggapan bahwa kreatifitas itu membutuhkan waktu yang banyak
5)   Jangan percaya dengan anggapan bahwa untuk kreatif itu membutuhkan pemikiran yang mendalam.
6)   Jangan memfonis bahwa kreatifitas itu milik orang-orang tertentu.
7)   Jangan menuduh bahwa diri anda tidak dapat kreatif.
8)   Jangan takut bertanya kepada siapa saja.
9)   Jangan terlalu asyik dengan kebiasaan selama ini.
10)  Jangan mudah putus asa, jenuh, marah, dan mudah mengatakan gagal.
b.        Bagaimana cara kreatif memilih metode pembelajaran?
1)    Perhatikan tujuan pembelajaran.
2)    Perhatikan karakteristik siswa.
3)    Perhatikan kemasan materi pembelajaran.
4)    Perhatikan situasi dan konteks belajar siswa
5)    Perhatikan sumber belajar yang ada.
6)    Perhatikan waktu yang tesedia.
BAB III ANEKA METODE PEMBELAJARAN INOVATIF
a.         Apa pengertian metode quantum?
Metode quantum ialah metode yang mengutamakan percepatan belajar, dengan cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasan diri.


b.        Apa pengertian metode partisipatori?
Metode partisipatori ialah metode yang lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar.
c.         Apa pengertian metode kolaborative ?
Metode kolaborative ialah metode pembelajaran yang lebih menekankan pada pembangunan makna oleh siswa dari proses sosial yang bertumpu pada konteks belajar.
d.        Apa pengertian metode kooperatif ?
Metode kooperatif  ialah metode pembelajaran yang kegiatannya dilakukan dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inquiri.
e.         Apa yang dipaparkan dalam sadapan ringkas ?  
Yang dipaparkan dalam sadapan ringkas ialah tentang pendidikan kita sekarang yang membutuhkan perubahan paradigma pendidikan dari pengajaran bergeser kepembelajaran
f.         Apa saja aneka model pembelajaran inovatif ?
1)   Model Examples Non Examples
2)   Picture And Picture
3)   Numbered Heads Together
4)   Cooperative Script
5)   Kepala Bernomor Struktur
6)   Student Teams-Achievement Divisions (Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi.
7)   Jigsaw
8)   Problem Based Introduction (PBI)/Pembelajaran Berdasarkan Masalah
9)   Artikulasi
10)  Mind Mapping
11)  Make-A Macth (Mencari Pasangan)
12)  Think Pair And Share
13)  Debat
14)  Role Playing
15)  Group Investigation
16)  Talking Stick
17)  Bertukar Pasangan
18)  Snowball Throwing
19)  Facilitator And Explaining
20)  Course Review Horay
21)  Demonstration
22)  Explicit Intruction (Pengajaran Langsung)
23)   Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ)/Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.
24)  Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
25)  Tabak Kata
26)  Word Square




2.4 Menemukan Daya Tarik Buku
Daya tarik sebuah buku yang berkenaan dengan :
1)        Metode penyajiannya, “Buku ini mampu mengantarkan kita menuju paradigma baru pendidikan, susunan kata-katanya mampu diserap oleh kepala siapa saja yang membaca”.
2)        Manfaatnya, “ Buku Menjelajah Pembelajaran Inovatif memberikan banyak pesan kepada sang guru khususnya untuk mampu menjadi guru yang sebenarnya, guru yang mampu menciptakan bagaimana sebenarnya situasi belajar yang inovatif. Bagi murid, mampu bertindak lebih aktif, kreatif dan imajinatif”.
3)        Temanya, “Buku ini mengupas tentang problematika pendidikan di Indonesia. Bagaimana menciptakan pembelajaran yang inovatif yang sedang hangat-hangatnya diperdebatkan dikalangan sang guru khususnya”.
4)        Ilustrasi, “Buku ini mampu menyajikan berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam belajar. Itulah yang membuat kita tertarik membacanya”.

2.5 Menyampaikan Secara Lisan Isi Sebuah Buku
Pada saat menyampaikan isi sebuah buku, pertama-tama sebutkanlah judulnya, tunjukkan pula bukti fisiknya, terutama ilustrasi pada jilidnya. Selanjutnya, ceritakan isi buku itu secara garis besar, sebagai pedoman, gunakanlah catatan yang telah anda persiapkan sebelumnya. Sampaikanlah secara berurutan, yaitu mulai dari bab pendahuluan, isi, sampai bagian penutupnya. Dengan begitu, penjelasan yang anda sampaikan lebih mudah dipahami para pendengar.
2.6 Metode Pembelajaran Inquiri
       2.6.1 Pengertian Metode Inquiri
       Menurut Piaget, ia mengemukakan bahwa metode inquiri ialah metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri serta menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik yang lain.
       Menurut Sura (dalam Oemar Hamalik, 2001:219) “Inquiri atau penemuan adalah proses mental di mana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat simpulan dan sebagainya”.
       Dari kedua pendapat pakar di atas tentang pengertian metode pembelajaran inquiri maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inquiri adalah suatu metode pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa. Dalam metode ini siswa dituntut mencari dan menemukan sendiri jawaban atas sebuah permasalahan, guru hanya berperan sebagai pembimbing suatu proses belajar mengajar. Tapi, siswalah yang berperan langsung dalam proses pembelajaran tersebut.
       2.6.2 Langkah-Langkah Metode Inquiri
       Menurut Sanjaya (2008:202), menyatakan bahwa pembelajaran inquiri mengikuti langkah- langkah sebagai berikut:

1)        Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
a.    Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b.    Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c.    Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Pada tahap ini guru memberikan motivasi belajar siswa. 
Keterlibatan siswa yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a)    Siswa memberikan respon positif terhadap masalah yang dikemukakan.
b)   Siswa mengemukakan ide awal.
2)        Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inquiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
      
       Keterkaitan siswa yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a)    Siswa melakukan pengamatan terhadap masalah yang diberikan oleh guru.
b)    Siswa merumuskan masalah.
c)    Siswa mengidentifikasi masalah.
3)        Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara untuk dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasahan yang dikaji.
Keterlibatan siswa yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a)    Siswa membuat hipotesis.
b)   Siswa merancang eksperimen.
4)        Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inquiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5)        Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Keterkaitan siswa yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a)    Siswa melakukan eksperimen.
b)   Siswa melakukan kerja sama dalam mengumpulkan data.
6)        Merumuskan Simpulan
Pada tahap ini guru mengajak siswa melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil-hasil teori yang diperoleh,  sehingga siswa mendapat konsep dan teori yang benar sesuai konsepsi ilmiah serta terhindar dari miskonsepsi. Keterlibatan siswa yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a)    Siswa menyimpulkan hasil eksperimen.
b)    Siswa menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil eksperimen.





2.6.3   Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Inquiri
2.6.3.1  Kelebihan Metode Pembelajaran Inquiri 
Kelebihan metode pembelajaran inquiri adalah sebagai berikut :
a.    Membangun kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) siswa terkait dengan proses berpikir reflektif.
b.    Inquiri mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Melalui pembelajaran inquiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
c.    Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
d.   Memberikan ruang pada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
e.    Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.
f.     Pendekatan inquiri dapat membantu siswa belajar melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, menghindari proses belajar secara menghafal, mengembangkan kreatif siswa.
g.    Partisipasi aktif siswa lebih mudah dikembangkan.
h.    Siswa terlibat langsung dalam  belajar sehingga termotivasi untuk belajar
i.      Strategi ini berpusat pada siswa, misalkan memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui.
2.6.3.2  Kelemahan Metode Pembelajaran Inquiri
Kelemahan metode pembelajaran inquiri adalah sebagai berikut :
a.    Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa karena kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa memecahkan masalah.
b.    Memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
c.    Dipersyaratkan guru harus mempersiapkan lembar kerja untuk menerapkan pembelajaran inquiri.

2.7    Glosarium
Inquiri                  : Menemukan
Orientasi               : Peninjauan
Hipotesis             : Dugaan sementara
Ilustrasi                : Gambaran untuk memperjelas isi buku

2.8    Soal-Soal Latihan
Petunjuk : Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c,d atau e pada jawaban yang anda anggap paling tepat!
1.        Proses memetik dan memahami arti yang terkandung dalam bahasa tulis adalah pengertian dari...
a.    Membaca
b.    Menulis
c.    Berbicara
d.   Menyimak
e.    Mendengarkan
2.        Membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa, yang memiliki urutan ke...
a.    Satu
b.    Dua
c.    Tiga
d.   Empat
e.    Jawaban d benar
3.        Nama penerbit dan alamatnya merupakan salah satu dari unsur kegiatan ...
a.    Membaca buku
b.    Menulis buku
c.    Meringkas buku
d.   Mengenali isi buku
e.    Meresensi buku
4.        Salah satu cara umum untuk dapat mengenali isi buku yaitu melalui...
a.    Daftar pustaka
b.    Daftar isi
c.    Biografi pengarang

d.   Sampul depan buku
e.    Kata pengantar
5.        Membuat pertanyaan dari setiap subjudul lalu mencari jawabannya merupakan cara untuk...
a.    Mencatat isi pokok sebuah buku
b.    Menulis sebuah buku
c.    Mengenali watak si pengarang buku
d.   Menerjemahkan isi buku
e.    Merensensi buku
6.        Pokok-pokok pertanyaan yang akan anda catat dari sebuah buku, dapat anda catat berdasarkan...
a.    Bab pendahuluan buku
b.    Bagian penutup buku
c.    Bagian inti buku
d.   Keseluruhan isi buku
e.    Sub-subjudulnya
7.        Salah satu penyebab yang dapat membuat sebuah buku memiliki daya tarik dan minat pembaca adalah ...
a.    Bahasa yang digunakan jarang didengar
b.    Bahasanya lucu
c.    Isi bukunya tentang sesuatu yang belum pernah didengar
d.   Bahasa yang digunakan mudah dipahami
e.    Jawaban a dan b benar
8.        "Sajian dalam buku ini disertai dengan berbagai gambar berwarna yang menarik. Itulah yang membuat kita tidak bosan untuk membacanya". Contoh tanggapan di atas merupakan tanggapan yang berkaitan dengan daya tarik isi buku yang berkenaan dengan...
a.    Manfaatnya
b.    Ilustrasinya
c.    Temanya
d.   Metode penyajiannya
e.    Judulnya
9.        Ketika kita menyampaikan isi sebuah buku kepada seseorang, yang pertama sekali yang harus kita sebutkan adalah...
a.    Pengarangnya
b.    Penerbitnya
c.    Ketebalan buku itu
d.   Temanya
e.    Judulnya
10.    Agar pendengar tertarik untuk mendengarkan penjelasan anda ketika menyampaikan isi sebuah buku dan memahaminya, anda harus menyampaikan isi buku tersebut secara berurutan, yang dimulai dengan...
a.    Kata pengantar
b.    Isi buku
c.    Bab pendahuluan

d.   Penutup
e.    Biografi pengarang


2.9    Kunci Jawaban
1.    A
2.    C
3.    D
4.    B
5.    A
6.    E
7.    D
8.    B
9.    E
10.    C

2.10 Skor Nilai
Data yang diperoleh berupa skor atau nilai sebagai berikut :
No.
Nama Siswa
Nis
Nilai
Keterangan
1
Nova Mauliza
1002040031
90

2
Riski Arunita
1002040032
80

3
Munira
1002040033
100

4
Roswati
1002040034
70

5
Rosnita
1002040035
90

6
Suryani
1002040036
100

7
Darniati
1002040037
80

8
Nurul Husna
1002040038
100

9
Maulidiana
1002040039
100

10
Nur Akmal
1002040040
70

11
Kausar
1002040041
90

12
Basri
1002040042
80

13
Anita
1002040043
90

14
Ani Malisa
1002040044
100

15
Farida Fardiana
1002040045
80

16
Jumiati
1002040046
100

17
Elawati
1002040047
80

18
Fera Rahmalia
1002040048
100

19
Dewi Agustina
1002040049
100

20
Fiyanti
1002040050
70

21
Syarifah Agusni
1002040051
100

22
Elizar
1002040052
90

23
Fitria Ramadhani
1002040053
80






BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif besifat deskriptif dengan mengguanakan analisis statistik. Data hasil penelitian berupa skor nilai yang dimasukkan dalam tabel distribusi dan frekuensi serta persentase kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang.

3.2  Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang, yang terletak di Desa Paya Nie Kecamatan Kutablang Kabupaten Bireuen. Penelitian ini diharapkan agar dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPA 2 dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku.

3.3 Sumber Data dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah mencakup:
1)        Hasil tes siswa dengan membagikan 10 butir soal.
2)        Jawaban diperiksa dan diberi penilaian kemudian dimasukkan ke dalam data skor nilai.
3)        Nilai tersebut disusun menurut nilai tertinggi dan nilai terendah.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
       Pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan dengan pengamatan observasi, teknik tes dan catatan lapangan.

3.5 Teknik Analisis Data
       Data hasil tes yang diperoleh siswa dengan menghitung nilai rata-rata dan diklasifikasikan dengan skala penilaian kurikulum KTSP 2006.
Langkah-langkah analisis data sebagai berikut:
1)        Mentabulasikan nilai yang diperoleh siswa secara acak.
2)        Mengurutkan nilai kemampuan yang responden dari nilai tertinggi hingga nilai terendah.
3)        Mengurutkan range (Rg) yaitu dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah, dengan rumus: Rg=H-L+1.
4)        Menentukan jumlah kelompok kelas, dengan rumus: K=1+3,3 log n
5)        Menentukan interval kelas, dengan rumus: I= 
6)        Membuat tabel distribusi dan frekuensi dengan jumlah kelompok kelas dan interval yang ditetapkan.
7)        Menghitung nilai kemampuan rata-rata (Mean), dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan yaitu: N=
Keterangan :
M  = rata-rata
f    = frekuensi
x   = nilai tengah
fx = frekuensi x nilai tengah
N  = jumlah sampel


       Nilai 86 s/d 100 dinyatakan sangat baik (A)
       Nilai 76 s/d 85 dinyatakan baik (B)
       Nilai 66 s/d 75 dinyatakan cukup (C)
       Nilai 56 s/d 65 dinyatakan kurang (D)
       Nilai 55 ke bawah dinyatakan jelek (E)



































BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
Setelah data hasil penelitian karya tulis ilmiah ini diperoleh, data tersebut selanjutnya diolah untuk dapat ditentukan nilai rata-rata kemampuan menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku siswa secara total. Pengolahan penulisan dan analisis data dilakukan berdasarkan  teknik pengolahan data yang telah diperoleh. Pengukuran menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku ini dilakukan dengan cara memberikan lembaran pertanyaan yang berhubungan dengan teks pembahasan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis. Nilai menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku diukur dengan menghitung data yang diperoleh sebagai berikut.
Tabel 1: Data yang diperoleh berupa skor atau nilai sebagai berikut :
No.
Nama Siswa
Nis
Nilai
Keterangan
1
Nova Mauliza
1002040031
90

2
Riski Arunita
1002040032
80

3
Munira
1002040033
100

4
Roswati
1002040034
70

5
Rosnita
1002040035
90

6
Suryani
1002040036
100

7
Darniati
1002040037
80

8
Nurul Husna
1002040038
100

9
Maulidiana
1002040039
100

10
Nur Akmal
1002040040
70

11
Kausar
1002040041
90

12
Basri
1002040042
80

13
Anita
1002040043
90

14
Ani Malisa
1002040044
100

15
Farida Fardiana
1002040045
80

16
Jumiati
1002040046
100

17
Elawati
1002040047
80

18
Fera Rahmalia
1002040048
100

19
Dewi Agustina
1002040049
100

20
Fiyanti
1002040050
70

21
Syarifah Agusni
1002040051
100

22
Elizar
1002040052
90

23
Fitria Ramadhani
1002040053
80


Rumus Pengolahan Data :
Jumlah Jawaban :
Keterangan : Jumlah jawaban yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 100.

4.2 Pembahasan
       Untuk memudahkan pengolahan data, penelitian tersebut disusun berdasarkan urutan nilai tertinggi hingga nilai terendah.


Susunannya sebagai berikut :
100      100      100      100      100      100      100      100      100      90        90        90
90        90        80        80        80        80        80        80        70        70        70       
Setelah data diperoleh, selanjutnya langkah yang ditempuh adalah range. Range adalah selisis nilai tertinggi (H) dengan nilai terendah (L), kemudian ditambah satu (1).
Rumusnya adalah: Rg = H-L+1
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 70.
Dengan demikian, rangenya adalah:
Rg = H-L+1
 = 100-70+1
 = 30+1
 = 31
Setelah range diketahui, selanjutnya ditentukan lebar kelas, dengan rumus:
K = 1+(3,3) log n
           = 1+(3,3) log 23
 = 1+(3,3) 1,361
 = 1+4,49
 = 5,49
   = 5

Setelah lebar kelas diketahui, selanjutnya ditentukan nilai lebar kelas (I) dalam penentuan lebar kelas digunakan rumus:
Rg =
Dengan demikian interval penelitian adalah:
I =
        =
         = 6,2
         = 6
Setelah menentukan range dan lebar kelas selanjutnya disusun tabel distribusi dan frekuensi sebagai berikut.
Tabel 2 : Distribusi dan frekuensi kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang
No
interval kelas
frekuensi (f)
nilai tengah (x)
perselisihan (fx)
1
95-100
9
97,5
877,5
2
89-94
5
91,5
457,5
3
83-88
-
85,5
-
4
77-82
6
79,5
477
5
70-76
3
73
219
-
N=23
-
2031


Berdasarkan distribusi dan frekuensi di atas berikutnya menentukan nilai rata-rata untuk rumus sebagai berikut:
M =
    =      
     = 88,30      
     = 88 %

Dengan demikian nilai rata-rata kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sebesar 88 %.
Setelah nilai rata-rata diperoleh selanjutnya nilai tersebut dimasukkan ke dalam skala penelitian. Dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 23 orang, prestasi skor yang diperoleh sangat bervariasi, yaitu 9 orang memperoleh nilai sangat memadai, 5 orang memperoleh nilai memadai dan 9 orang memperoleh nilai belum memadai.
Jika nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan kriteria nilai yang telah ditetapkan maka kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sudah memadai.




Tabel 3: Persentase kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku.
Klasifikasi
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Kualitatif
Kuantitatif
Sangat Memadai
95-100
9
39
Memadai
89-94
5
22
Belum Memadai
88
9
39
Jumlah
N=23
100%
           
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai siswa yang sangat memadai dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku hanya 9 orang atau 39 %, siswa yang memadai dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku diperoleh 5 orang atau 22 %, sedangkan siswa yang belum memadai dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku mencapai 9 orang atau 39 %.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang Kabupaten Bireuen sudah dapat memahami dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan baik.





BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dalam penelitian ini diuraikan simpulan dan saran yang erat hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Dari hasil pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang Kabupaten Bireuen dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku secara keseluruhan berada pada katagori sudah memadai.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1)        Setelah peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sudah pada tahap yang memadai, meski masih perlu perbaikan di sana-sini.
2)        Nilai yang didapat oleh para siswa dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sangatlah bervariasi, mulai dari 9 orang  yang memperoleh nilai sangat memadai, 5 orang memperoleh nilai memadai dan 9 orang memperoleh nilai belum memadai.
3)        Peneliti pun menyadari bahwa melalui metode inquiri peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sudah bisa ditingkatkan.

5.2 Saran
Sebagai usaha pembinaan peningkatan kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang Kabupaten Bireuen dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1)        Kepada Guru Bahasa Indonesia
-          Untuk lebih meningkatkan lagi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar khususnya pada materi menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku.
-          Guru diharapkan menggunakan metode mengajar yang bervariasi agar mampu membuat siswa semakin berminat dan semangat dalam belajar atau tidak jenuh.
2)        Kepada Kepala Sekolah
-          Untuk memberikan fasilitas yang lebih memadai lagi kepada guru dan peserta didiknya, agar proses belajar mengajar bisa berjalan lebih efektif lagi. Misalnya dengan menyediakan lebih banyak lagi bahan bacaan yang bermutu di perpustakaan, menyediakan ruangan kelas yang lebih efisien serta menyediakan tenaga pendidik yang professional.
3)        Kepada Siswa
-          Selayaknya untuk lebih terlibat aktif dalam pembelajaran karena ingatlah bahwa kalian adalah generasi kedepan. Jadi, jangan membuang waktu untuk melakukan hal yang tidak penting.




DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Suyatno. 2009. Mejelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya : Masmedia Buana Pustaka.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

             ,2010. Menjadi Guru Professional (Menciptakan Pembelajaran  Kreatif dan Menyenangkan). Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suharto dan Iryanto, Tata. 1989. Kamus Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya : Indah.






2 komentar:

  1. Mau nanya dalam buku ini ada penjelasan tentang model word square gak?

    BalasHapus
  2. Mau nanya dalam buku ini ada penjelasan tentang model word square gak?

    BalasHapus