BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk individu dan makhluk sosial, dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial terkandung maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak
dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat, manusia akan selalu
hidup bersama. Dalam kehidupan semacam itulah terjadi interaksi dan komunikasi,
baik dengan alam lingkungan, dengan sesamanya maupun dengan tuhannya.
Dalam
proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif,
kreatif, produktif dan reseptif apresiatif, yang mana salah satu unsurnya
adalah keterampilan membaca, yang bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh
informasi dari apa yang dibaca dari sesuatu yang bernuansa media tulisan.
Membaca
merupakan kegiatan yang nantinya akan mampu menuntun seseorang untuk menuju
tahap menulis, sebab tanpa membaca kita tidak akan mampu menuangkan ide-ide
baru dalam tulisan.
Menurut
Good Man, (1967:127) membaca bukanlah hanya sekedar menuntut kemampuan
mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut
kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna memberi atau membentuk makna.
Suatu
uraian topik yang diperoleh dari hasil membaca buku akan falid jika penerapan
aspek membaca benar-benar dijalankan di dalamnya. Dalam hal ini membaca bukan
hanya sekedar mengeja rentetan kata-kata tetapi haruslah membaca kritis yaitu
membaca yang disertai dengan evaluasi, dilakukan secara bijaksana, penuh
tenggang hati, mendalam, evaluatif serta analitis dan juga membaca kreatif
yaitu membaca dengan usaha mengkombinasikan pengetahuan yang sudah ada dengan
pengetahuan selanjutnya.
Kenyataan
yang terjadi sekarang ternyata masih sangat rendahnya kemauan membaca pada
siswa. Maka dari itu penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian. Adapun
alternatif pemecahannya yang penulis lakukan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah dengan cara melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi
menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan
menggunakan metode Inquiri.
Inquri
merupakan suatu metode mengajar yang sangat kontruktivistik, di mana melalui
metode ini lebih menekankan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan
berpusat pada keaktifan siswa.
Pemilihan
model ini disebabkan Inquiri adalah salah satu metode yang mampu membuat siswa
lebih aktif, kreatif dan imajinatif dalam menemukan sendiri berbagai informasi
dalam pelajaran bahasa Indonesia terutama pada menjelaskan secara lisan uraian
topik tertentu dari hasil membaca buku. Tidak hanya itu, melalui metode
pembelajaran Inquiri siswa dituntut untuk lebih tampil dan mampu menunjukkan
kemampuannya.
Dari
uraian pada latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas, Maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian. Adapun judul penelitian ini
adalah “Peningkatan Kemampuan Menjelaskan Secara Lisan Uraian Topik Tertentu
dari Hasil Membaca Buku dengan Metode Inquiri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan
menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan
metode Inquiri pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang
?
1.3
Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan data tentang
peningkatan kemampuan menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil
membaca buku dengan metode Inquiri pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat bagi peneliti dan bagi mahasiswa lain.
1)
Bagi peneliti, untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
pembelajaran membaca Bahasa dan Sastra Indonesia.
2)
Bagi mahasiswa lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam
merencanakan, melaksanakan dan mencetak kader-kader ke depan yang mampu dan
lebih mencintai aspek keterampilan membaca bukan hanya sekedar mengeja rentetan
kata-kata tetapi juga mampu memahami dan mengapresiasikan isi bacaan tersebut.
1.5
Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.5.1
Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini berfungsi untuk
memperoleh masalah yang telah ditetapkan
sehingga menjadi tumpuan penulis dalam melaksanakan penelitian. Yang menjadi
anggapan dasar dalam penelitian ini adalah materi tentang peningkatan kemampuan
menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan
metode Inquiri pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang.
1.5.2
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih perlu
pembuktiannya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (2003:67)
bahwa “Hipotesis merupakan satu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian samapai terbukti melalui data yang terkumpul”. Yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menjelaskan secara
lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku dengan metode Inquiri pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kutablang.
1.6
Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran perlu
dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1)
Peningkatan adalah usaha meningkatkan suatu kemampuan proses
dan hasil pembelajaran menguraikan topik tertentu secara lisan dari hasil
membaca buku pada siswa.
2)
Kemampuan adalah keterampilan menggungkapkan gagasan secara
lisan.
3)
Menjelaskan secara lisan adalah menerangkan suatu hal dengan
bahasa lisan sehingga dapat dipahami maknanya oleh penyimak.
4)
Uraian topik adalah rentetan kalimat yang mendasari suatu
permasalahan dalam pemaparan suatu materi.
5)
Membaca adalah proses memetik dan memahami arti yang
terkandung dalam bahasa tulis.
6)
Metode adalah cara yang telah dipikir baik-baik dan teratur
untuk mencapai sesuatu maksud, misalnya dalam ilmu pengetahuan.
7)
Metode Inquiri merupakan
suatu metode mengajar yang sangat kontruktivistik, di mana melalui metode ini
lebih menekankan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat
pada keaktifan siswa.
BAB II
LANDASAN
TEORETIS
2.1 Pembelajaran
Membaca
2.1.1 Pengertian Membaca
Menurut Tarigan (2008:7),
mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis.
Menurut Anderson (dalam
Tarigan 1985:7), mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses kegiatan
mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.
Menurut Thorndike
(1967:127), mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses ketika seseorang
berpikir dan bernalar.
Menurut Hodgson (dalam
Tarigan 1985 :7), mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan
serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis
melalui media bahasa tulis.
Menurut Finochiaro dan
Bonono (1973:119), mengemukakan bahwa membaca adalah proses memetik dan
memahami arti yang terkandung dalam bahasa tulis.
Berdasarkan beberapa definisi
tentang pengertian membaca yang telah dikemukakan oleh para pakar di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya, di mana ucapan itu tidak selalu dapat
didengar, misalnya membaca dalam hati. Membaca juga merupakan aktivitas yang
tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara dan menulis, karena sewaktu
membaca, pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, dia
bisa mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis.
Dengan demikian, membaca
merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa
lainnya. Jadi, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, peoses
aktif, bertujuan serta memerlukan strategi tertentu sesuai dengan tujuan dan
jenis membaca.
2.1.2 Tujuan
Membaca
Menurut Henry Guntur Tarigan (2008:7), mengemukakan
bahwa tujuan membaca yaitu :
1)
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts).
Misalnya, membaca untuk
mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh, apa-apa yang
telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau
untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh sang tokoh
2)
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
Misalnya,
membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik
masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang
tokoh dan merangkum hal-hal yang dilakukan sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
3)
Membaca untuk
mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or
organization).
Misalnya, Membaca untuk menemukan atau
mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi
mula-mula pertama, kedua, dan ketiga atau seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk
memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
4)
Membaca untuk
menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
Misalnya,
Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para
tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh
sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat
mereka berhasil atau gagal.
5)
Membaca untuk
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
Misalnya,
membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu
benar atau tidak benar.
6)
Membaca menilai,
membaca evaluasi (reading to evaluate).
Misalnya, membaca untuk menemukan
apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah
kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
7)
Membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
Misalnya, membaca
untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan untuk menemukan
bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan
yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca.
Menurut Nurhadi (
1987:11), mengemukakan bahwa tujuan membaca secara umum yaitu,
1)
Mendapatkan informasi
2)
Memperoleh pemahaman
3)
Memperoleh kesenangan
Tujuan membaca secara khusus yaitu :
1)
Memahami secara detail
dan menyeluruh isi buku.
2)
Menangkap ide pokok
atau gagasan utama secara tepat.
3)
Mendapatkan informasi
tentang sesuatu.
4)
Mengenali makna
kata-kata.
5)
Ingin mengetahui
peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar.
6)
Ingin memperoleh
kenikmatan dari karya sastra.
7)
Ingin mengetahui
peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.
8)
Ingin mencari merk
barang yang cocok untuk dibeli.
9)
Ingin menilai
kebenaran gagasan pengarang.
10)
Ingin memperoleh
informasi tentang lowongan pekerjaan.
11)
Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat
seseorang (ahli) tentang definisi suatu istilah.
Berdasarkan dari
beberapa tujuan membaca yang telah dikemukakan oleh kedua pakar di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca ialah pada dasarnya untuk mencari dan
memperoleh informasi, yang pada hakikatnya melalui informasi yang diperoleh
dari sebuah bacaan tersebutlah akan menciptakan sebuah komunikasi yang lancar
sehingga kita tidak ketinggalan informasi atau miskin informasi, karena ketika
kita kaya akan informasi maka bukan hal sulit bagi kita untuk bergelut dalam
suatu sendi kehidupan, di mana kehidupanlah yang menuntut kita untuk selalu
berinteraksi dengan sesama, alam sekitar dan dengan Sang Maha Pencipta.
2.1.3
Manfaat
Membaca Buku
Menurut Jordan E.
Ayan, mengemukakan bahwa manfaat membaca buku berdampak bagi perkembangan
sebagian besar jenis kecerdasan, diantaranya yaitu :
1)
Membaca dapat menambah kosa kata, pengetahuan
akan tatabahasaan dan sintaksis, membaca juga memperkenalkan kita pada banyak
ragam lingkungan kreatif.
2)
Membaca buku secara
langsung dapat membantu mengalami perasan dan pemikiran yang paling dalam.
3)
Membaca memicu
imajinasi, buku yang baik mengajarkan untuk membanyangkan dunia beserta isinya,
lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya.
4)
Membaca bahan bacaan
umumnya memaksa nalar, pengurutan keteraturan dan pemikiran logis untuk dapat
mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri sehingga akan semakin
memperkukuh kecerdasan matematis dan logis yang dimiliki.
Dari
beberapa manfaat membaca buku yang telah dikemukan oleh Jordan E. Ayan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa manfaat membaca, khususnya sebuah buku ialah mampu
menambah pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tentang suatu bacaan. Melalui
membaca kita juga mampu mengembangkan kefasihan dalam bertutur kata, menambah
wawasan, mampu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir. Semua
manfaat membaca tersebut berdampak positif bagi kita yang mampu menikmati
sebuah bacaan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk malas membaca apa lagi
setelah kita mengetahui bagitu banyak manfaat membaca bagi kita, sebab untuk
membaca tidak membutuhkan waktu khusus, kapan saja kegiatan tersebut bisa kita
lakukan.
2.2 Mendata Isi Buku
Buku merupakan media tertulis yang dapat
melengkapi pengetahuan kita. Jadi, apapun jenis buku yang kita baca, kita tidak
boleh melewatkan kegiatan pendataan buku tersebut, untuk itu awali mengenali
isi buku secara umum yaitu :
a.
Judul
b.
Pengarang
c.
Nama penerbit dan
alamatnya
d.
Nomor edisi
e.
Ketebalan
Berdasarkan uraian yang telah
dipaparkan di atas, penulis akan mendata isi sebuah buku yaitu :
Menjelajah
Pembelajaran Inovatif
Karangan Dr.
Suyatno, M.Pd
Dicetak oleh
Masmedia Buana Pustaka
Jln. Propodo I
No. 111, Waru Sidowarjo-Jawa Timur
Cetakan pertama
: Oktober,2009
vii+176 hlm, 20 cm
Adapun isi buku
secara umum dapat kita ketahui dari daftar isinya. Maka, bagian dari daftar isi
tidak boleh kita lewatkan ketika bermaksud mengenali isi sebuah buku, yaitu :
|
PRAKATA .............................................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
BAB I PEMBELAJARAN INOVATIF............................................................. 1
1.1
Paradigma Baru
Pendidikan................................................................. 3
1.2
Arti Pembelajaran
Inovatif................................................................... 6
1.3
Prinsip Pembelajaran
Inovatif............................................................... 8
1.4
Keberanian Guru dalam
Berinovasi...................................................... 13
BAB II CARA KREATIF MEMILIH METODE PEMBELAJARAN........... 19
2.1
Menjadi Guru Kreatif........................................................................... 21
2.2
Cara Memilih Metode
Pembelajaran.................................................... 25
BAB III ANEKA METODE
PEMBELAJARAN INOVATIF.......................... 37
3.1
Metode Quantum................................................................................. 39
3.2
Metode Partisipatori............................................................................. 44
3.3
Metode Kolaboratif.............................................................................. 46
3.4
Metode Kooperative............................................................................. 51
3.5
Sadapan Ringkas......................................................................... 114
3.6
Aneka Pembelajaran
Inovatif...................................................... 115
BAB IV RPP DALAM
SERTIFIKASI ...................................................... 133
GLOSARIUM................................................................................................. 149
LAMPIRAN................................................................................................... 155
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 171
BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 179
Dari daftar isi tersebut,kita dapat
mengetahui isi buku secara umum, termasuk susunannya. Kita pun dapat menentukan
bagian mana yang perlu di baca atau tidak. Setelah
mengetahui daftar isinya, baca juga prakatanya. Sehingga kita akan memperoleh
tujuan dan gagasan penulisnya secara umum, yaitu :
PRAKATA
Salam
inovatif, Pembaca
yang budiman, Buku Menjelajah
Pembelajaran Inovatif ini sebagai salah satu sarana untuk merenung kembali
dalam memaksimalkan kemampuan proses dan kualitas pembelajaran. Berlatih dan
terus berlatih untuk mengubah kebiasaan bukan merupakan hal yang mudah, tetapi
dapat kita lakukan dengan niat yang kuat. Menjadi guru profesional diperlukan high impulse energy ( tenaga awal yang tinggi ). Apa lagi, selama
ini guru terlalu kuat dan hafal dengan pola pembelajaran klasik.
Dalam
buku ini, disajikan beberapa metode pembelajaran inovatif dengan harapan
memberikan pencerahan baru dalam dunia pembelajaran. Metode lama bukan berarti
tidak dapat digunakan karena tidak ada metode yang paling bagus dan tidak ada
metode yang paling buruk. Metode pembelajaran akan bagus jika sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan konteks anak sebagai pembelajar. Metode pembelajaran
akan menjadi buruk jika tidak sesuai dengan tujuan dan tidak mendukung
keberhasilan belajar anak. Pilihan metode pembelajaran sepenuhnya bergantung
pada guru. Kami
menyadari masih banyak kekurangan terhadap buku ini. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharap koreksi, kritik dan saran dari para membaca yang budiman untuk
penyempurnaan buku ini. Semoga yang sedikit dan kecil ini bermanfaat bagi
masyarakat. Surabaya, April 2009
Drs. Suyatno, M.Pd
Berdasarkan
prakata di atas, maka kita akan mengetahui bahwa tujuan penulisan buku itu
adalah untuk merenung kembali dalam memaksimalkan kemampuan proses dan kualitas
pembelajaran dengan mengunakan beberapa metode pembelajaran inovatif dengan
harapan memberikan pencerahan baru dalam dunia pembelajaran.
2.3 Mencatat Isi Pokok Buku Ketika
kita akan mencatat isi pokok sebuah buku, maka pokok-pokoknya tersebut bisa
kita catat berdasarkan sub-subjudulnya. Hal itu bisa kita lakukan dengan cara
membuat pertanyaan dari setiap subjudul buku tersebut dan jawaban dari
pertanyaan tersebutlah yang nantinya akan menjadi isi pokok sebuah buku. Misalnya : BAB
I PEMBELAJARAN INOVATIF
a.
Bagaimanakah paradigma
baru pendidikan ?
Freire (1986), memberikan paradigma baru
bagi pendidikan berdasarkan paradigma kritis, karena menurutnya pendidikan
adalah proses memanusiawikan manusia. Pendidikan dengan paradigma kritis
menempatkan peserta didik sebagai subjek sebab manusia sejati adalah menjadi
pelaku atau subjek bukan penderita atau objek.
b.
Apakah arti
pembelajaran inovatif ?
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran
yang dikemas guru atas dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah
belajar dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan pada hasil belajar.
c.
Bagaimanakah prinsip
pembelajaran inovatif ?
Prinsip
pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, berbasis
masalah, terintegrasi, memberikan pilihan, tersistem dan berkelanjutan.
d.
Bagaimana cara
menumbuhkan keberanian guru dalam berinovasi?
1)
Yakinlah bahwa setiap
guru tanpa terkecuali dapat berinovasi dalam pembelajarannya.
2)
Sungai besar pasti
dari sungai kecil. Untuk menjadi besar mulailah dari yang kecil. Mulailah
berinovasi dari aspek yang kecil, seperti mengubah tempat duduk.
3)
Buatlah catatan
perubahan dalam buku harian tentang cara dan gaya mengajar setiap hari.
4)
Mulailah mengerti
bahwa inovasi berbeda dengan kreatif, karena inovatif ialah perubahan yang
berangkat dari yang sudah ada untuk bergerak maju dan berkelanjutan.
BAB
II CARA KREATIF MEMILIH METODE PEMBELAJARAN
a.
Bagaimanakah menjadi
guru kreatif ?
1)
Jangan membayangkan
sesuatu itu sulit dan akan menemui kegagalan sebelum anda mencoba beberapa
kali.
2)
Jangan takut dengan
alat dan bahan yang sulit didapat.
3)
Jangan berpikiran
bahwa kreatif itu berkaitan dengan dana besar.
4)
Jangan beranggapan
bahwa kreatifitas itu membutuhkan waktu yang banyak
5)
Jangan percaya dengan
anggapan bahwa untuk kreatif itu membutuhkan pemikiran yang mendalam.
6)
Jangan memfonis bahwa
kreatifitas itu milik orang-orang tertentu.
7)
Jangan menuduh bahwa
diri anda tidak dapat kreatif.
8)
Jangan takut bertanya
kepada siapa saja.
9)
Jangan terlalu asyik
dengan kebiasaan selama ini.
10) Jangan
mudah putus asa, jenuh, marah, dan mudah mengatakan gagal.
b.
Bagaimana cara kreatif
memilih metode pembelajaran?
1)
Perhatikan tujuan
pembelajaran.
2)
Perhatikan
karakteristik siswa.
3)
Perhatikan kemasan
materi pembelajaran.
4)
Perhatikan situasi dan
konteks belajar siswa
5)
Perhatikan sumber
belajar yang ada.
6)
Perhatikan waktu yang
tesedia.
BAB
III ANEKA METODE PEMBELAJARAN INOVATIF
a.
Apa pengertian metode
quantum?
Metode quantum
ialah metode yang mengutamakan percepatan belajar, dengan cara partisipatori
peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasan diri.
b.
Apa pengertian metode
partisipatori?
Metode
partisipatori ialah metode yang lebih menekankan keterlibatan siswa secara
penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan
sebagai subjek belajar.
c.
Apa pengertian metode
kolaborative ?
Metode
kolaborative ialah metode pembelajaran yang lebih menekankan pada pembangunan
makna oleh siswa dari proses sosial yang bertumpu pada konteks belajar.
d.
Apa pengertian metode
kooperatif ?
Metode
kooperatif ialah metode pembelajaran
yang kegiatannya dilakukan dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inquiri.
e.
Apa yang dipaparkan
dalam sadapan ringkas ?
Yang dipaparkan
dalam sadapan ringkas ialah tentang pendidikan kita sekarang yang membutuhkan
perubahan paradigma pendidikan dari pengajaran bergeser kepembelajaran
f.
Apa saja aneka model
pembelajaran inovatif ?
1)
Model Examples Non
Examples
2)
Picture And Picture
3)
Numbered Heads
Together
4)
Cooperative Script
5)
Kepala Bernomor
Struktur
6)
Student Teams-Achievement
Divisions (Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi.
7)
Jigsaw
8)
Problem Based
Introduction (PBI)/Pembelajaran Berdasarkan Masalah
9)
Artikulasi
10) Mind
Mapping
11) Make-A
Macth (Mencari Pasangan)
12) Think
Pair And Share
13) Debat
14) Role
Playing
15) Group
Investigation
16) Talking
Stick
17) Bertukar
Pasangan
18) Snowball
Throwing
19) Facilitator
And Explaining
20) Course
Review Horay
21) Demonstration
22) Explicit
Intruction (Pengajaran Langsung)
23) Cooperative Integrated Reading And Composition
(Circ)/Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.
24) Inside-Outside-Circle
(Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
25) Tabak
Kata
26) Word
Square
2.4 Menemukan Daya Tarik Buku
Daya
tarik sebuah buku yang berkenaan dengan :
1)
Metode penyajiannya, “Buku
ini mampu mengantarkan kita menuju paradigma baru pendidikan, susunan
kata-katanya mampu diserap oleh kepala siapa saja yang membaca”.
2)
Manfaatnya, “ Buku Menjelajah Pembelajaran Inovatif
memberikan banyak pesan kepada sang guru khususnya untuk mampu menjadi guru
yang sebenarnya, guru yang mampu menciptakan bagaimana sebenarnya situasi
belajar yang inovatif. Bagi murid, mampu bertindak lebih aktif, kreatif dan
imajinatif”.
3)
Temanya, “Buku ini
mengupas tentang problematika pendidikan di Indonesia. Bagaimana menciptakan
pembelajaran yang inovatif yang sedang hangat-hangatnya diperdebatkan
dikalangan sang guru khususnya”.
4)
Ilustrasi, “Buku ini
mampu menyajikan berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam
belajar. Itulah yang membuat kita tertarik membacanya”.
2.5 Menyampaikan Secara Lisan Isi Sebuah Buku
Pada saat
menyampaikan isi sebuah buku, pertama-tama sebutkanlah judulnya, tunjukkan pula
bukti fisiknya, terutama ilustrasi pada jilidnya. Selanjutnya, ceritakan isi
buku itu secara garis besar, sebagai pedoman, gunakanlah catatan yang telah
anda persiapkan sebelumnya. Sampaikanlah secara berurutan, yaitu mulai dari bab
pendahuluan, isi, sampai bagian penutupnya. Dengan begitu, penjelasan yang anda
sampaikan lebih mudah dipahami para pendengar.
2.6 Metode Pembelajaran Inquiri
2.6.1
Pengertian Metode Inquiri
Menurut Piaget, ia mengemukakan bahwa
metode inquiri ialah metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik yang lain.
Menurut
Sura (dalam Oemar Hamalik, 2001:219) “Inquiri atau penemuan adalah
proses mental di mana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya
mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat simpulan
dan sebagainya”.
Dari
kedua pendapat pakar di atas tentang pengertian metode pembelajaran inquiri
maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inquiri adalah suatu metode
pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa. Dalam metode ini siswa
dituntut mencari dan menemukan sendiri jawaban atas sebuah permasalahan, guru
hanya berperan sebagai pembimbing suatu proses belajar mengajar. Tapi, siswalah
yang berperan langsung dalam proses pembelajaran tersebut.
2.6.2
Langkah-Langkah Metode Inquiri
Menurut
Sanjaya (2008:202), menyatakan bahwa pembelajaran inquiri mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1)
Orientasi
Pada tahap ini
guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
a. Menjelaskan
topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b. Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c. Menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar. Pada tahap ini guru memberikan motivasi
belajar siswa.
Keterlibatan siswa yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a) Siswa
memberikan respon positif terhadap masalah yang dikemukakan.
b) Siswa
mengemukakan ide awal.
2)
Merumuskan Masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inquiri, oleh karena itu melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai
upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Keterkaitan
siswa yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a) Siswa
melakukan pengamatan terhadap masalah yang diberikan oleh guru.
b) Siswa
merumuskan masalah.
c) Siswa
mengidentifikasi masalah.
3)
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Salah satu
cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara untuk dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasahan yang
dikaji.
Keterlibatan siswa yang dapat
diamati pada tahap ini adalah:
a) Siswa
membuat hipotesis.
b) Siswa
merancang eksperimen.
4)
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data
adalah aktivitas menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam pembelajaran inquiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan
data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5)
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis
adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga
berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban
yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung
oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Keterkaitan siswa
yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a) Siswa
melakukan eksperimen.
b) Siswa
melakukan kerja sama dalam mengumpulkan data.
6)
Merumuskan Simpulan
Pada tahap ini
guru mengajak siswa melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil-hasil teori
yang diperoleh, sehingga siswa mendapat
konsep dan teori yang benar sesuai konsepsi ilmiah serta terhindar dari
miskonsepsi. Keterlibatan siswa yang dapat diamati pada tahap ini adalah:
a) Siswa
menyimpulkan hasil eksperimen.
b) Siswa
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil eksperimen.
2.6.3
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Pembelajaran Inquiri
2.6.3.1
Kelebihan Metode Pembelajaran Inquiri
Kelebihan
metode pembelajaran inquiri adalah sebagai berikut :
a.
Membangun kecakapan
intelektual (kecakapan berpikir) siswa terkait dengan proses berpikir
reflektif.
b.
Inquiri mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Melalui pembelajaran
inquiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
c.
Membantu
siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan
dan proses kognitif siswa.
d.
Memberikan ruang pada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
e.
Membantu
memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri
melalui proses-proses penemuan.
f.
Pendekatan inquiri
dapat membantu siswa belajar melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, menghindari
proses belajar secara menghafal, mengembangkan kreatif siswa.
g.
Partisipasi aktif
siswa lebih mudah dikembangkan.
h.
Siswa
terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar
i.
Strategi
ini berpusat pada siswa, misalkan memberi kesempatan kepada mereka dan guru
berpartisipasi sebagai teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang
jawabannya belum diketahui.
2.6.3.2
Kelemahan
Metode Pembelajaran Inquiri
Kelemahan metode pembelajaran inquiri adalah sebagai
berikut :
a.
Sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa karena kriteria keberhasilan belajar ditentukan
oleh kemampuan siswa memecahkan masalah.
b.
Memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
c.
Dipersyaratkan
guru harus mempersiapkan lembar kerja untuk menerapkan
pembelajaran inquiri.
2.7
Glosarium
Inquiri
: Menemukan
Orientasi
: Peninjauan
Hipotesis
:
Dugaan sementara
Ilustrasi
: Gambaran untuk
memperjelas isi buku
2.8
Soal-Soal
Latihan
Petunjuk : Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c,d atau e pada
jawaban yang anda anggap paling
tepat!
1.
Proses
memetik dan memahami arti yang terkandung dalam bahasa tulis adalah pengertian dari...
a.
Membaca
b.
Menulis
c.
Berbicara
d.
Menyimak
e.
Mendengarkan
2.
Membaca
merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa, yang memiliki
urutan ke...
a.
Satu
b.
Dua
c.
Tiga
d.
Empat
e.
Jawaban d
benar
3.
Nama penerbit dan alamatnya merupakan salah satu
dari unsur kegiatan ...
a.
Membaca buku
b.
Menulis buku
c.
Meringkas
buku
d.
Mengenali isi
buku
e.
Meresensi
buku
4.
Salah satu
cara umum untuk dapat mengenali isi buku yaitu melalui...
a.
Daftar
pustaka
b.
Daftar isi
c.
Biografi
pengarang
d.
Sampul depan
buku
e.
Kata
pengantar
5.
Membuat
pertanyaan dari setiap subjudul lalu
mencari jawabannya merupakan cara untuk...
a.
Mencatat isi pokok sebuah buku
b.
Menulis
sebuah buku
c.
Mengenali
watak si pengarang buku
d.
Menerjemahkan
isi buku
e.
Merensensi
buku
6.
Pokok-pokok
pertanyaan yang akan anda catat dari sebuah buku, dapat anda catat berdasarkan...
a.
Bab
pendahuluan buku
b.
Bagian
penutup buku
c.
Bagian inti
buku
d.
Keseluruhan
isi buku
e.
Sub-subjudulnya
7.
Salah satu
penyebab yang dapat membuat sebuah buku memiliki daya tarik dan minat pembaca adalah ...
a.
Bahasa
yang digunakan jarang didengar
b.
Bahasanya
lucu
c.
Isi
bukunya tentang sesuatu yang belum pernah
didengar
d.
Bahasa
yang digunakan mudah dipahami
e.
Jawaban
a dan b benar
8.
"Sajian
dalam buku ini disertai dengan berbagai gambar berwarna yang menarik.
Itulah yang membuat kita tidak bosan untuk membacanya". Contoh tanggapan di atas merupakan tanggapan yang
berkaitan dengan daya tarik isi buku
yang berkenaan dengan...
a.
Manfaatnya
b.
Ilustrasinya
c.
Temanya
d.
Metode
penyajiannya
e.
Judulnya
9.
Ketika kita
menyampaikan isi sebuah buku kepada seseorang, yang pertama sekali yang
harus kita sebutkan adalah...
a. Pengarangnya
b. Penerbitnya
c. Ketebalan buku itu
d. Temanya
e. Judulnya
10.
Agar
pendengar tertarik untuk mendengarkan penjelasan anda ketika menyampaikan isi sebuah
buku dan memahaminya, anda harus
menyampaikan isi buku tersebut secara
berurutan, yang dimulai dengan...
a.
Kata
pengantar
b.
Isi
buku
c.
Bab
pendahuluan
d.
Penutup
e.
Biografi
pengarang
2.9
Kunci
Jawaban
1.
A
2.
C
3.
D
4.
B
5.
A
6.
E
7.
D
8.
B
9.
E
10.
C
2.10 Skor Nilai
Data yang diperoleh
berupa skor atau nilai sebagai berikut :
No.
|
Nama Siswa
|
Nis
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
Nova Mauliza
|
1002040031
|
90
|
|
2
|
Riski Arunita
|
1002040032
|
80
|
|
3
|
Munira
|
1002040033
|
100
|
|
4
|
Roswati
|
1002040034
|
70
|
|
5
|
Rosnita
|
1002040035
|
90
|
|
6
|
Suryani
|
1002040036
|
100
|
|
7
|
Darniati
|
1002040037
|
80
|
|
8
|
Nurul Husna
|
1002040038
|
100
|
|
9
|
Maulidiana
|
1002040039
|
100
|
|
10
|
Nur Akmal
|
1002040040
|
70
|
|
11
|
Kausar
|
1002040041
|
90
|
|
12
|
Basri
|
1002040042
|
80
|
|
13
|
Anita
|
1002040043
|
90
|
|
14
|
Ani Malisa
|
1002040044
|
100
|
|
15
|
Farida Fardiana
|
1002040045
|
80
|
|
16
|
Jumiati
|
1002040046
|
100
|
|
17
|
Elawati
|
1002040047
|
80
|
|
18
|
Fera Rahmalia
|
1002040048
|
100
|
|
19
|
Dewi Agustina
|
1002040049
|
100
|
|
20
|
Fiyanti
|
1002040050
|
70
|
|
21
|
Syarifah Agusni
|
1002040051
|
100
|
|
22
|
Elizar
|
1002040052
|
90
|
|
23
|
Fitria Ramadhani
|
1002040053
|
80
|
|
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif besifat
deskriptif dengan mengguanakan analisis statistik. Data hasil penelitian berupa
skor nilai yang dimasukkan dalam tabel distribusi dan frekuensi serta
persentase kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 1 Kutablang, yang terletak di Desa Paya
Nie Kecamatan Kutablang
Kabupaten Bireuen. Penelitian ini diharapkan agar dapat meningkatkan pemahaman
siswa kelas XI IPA 2 dalam menjelaskan secara lisan uraian
topik tertentu dari hasil membaca buku.
3.3 Sumber Data
dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
mencakup:
1)
Hasil tes siswa dengan membagikan 10 butir soal.
2)
Jawaban diperiksa dan diberi penilaian kemudian dimasukkan ke
dalam data skor nilai.
3)
Nilai tersebut disusun menurut nilai tertinggi dan nilai
terendah.
3.4 Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan dengan
pengamatan observasi, teknik tes dan catatan lapangan.
3.5 Teknik
Analisis Data
Data hasil tes yang diperoleh siswa dengan menghitung nilai
rata-rata dan diklasifikasikan dengan skala penilaian kurikulum KTSP 2006.
Langkah-langkah analisis data sebagai berikut:
1)
Mentabulasikan nilai yang diperoleh siswa secara acak.
2)
Mengurutkan nilai kemampuan yang responden dari nilai
tertinggi hingga nilai terendah.
3)
Mengurutkan range (Rg) yaitu dari nilai tertinggi dikurangi
nilai terendah, dengan rumus: Rg=H-L+1.
4)
Menentukan jumlah kelompok kelas, dengan rumus: K=1+3,3 log n
5)
Menentukan interval kelas, dengan rumus: I=
6)
Membuat tabel distribusi dan frekuensi dengan jumlah kelompok
kelas dan interval yang ditetapkan.
7)
Menghitung nilai kemampuan rata-rata (Mean), dengan
menggunakan rumus yang telah ditetapkan yaitu: N=
Keterangan :
M = rata-rata
f = frekuensi
x = nilai tengah
fx = frekuensi x nilai
tengah
N = jumlah sampel
Nilai 86 s/d 100 dinyatakan sangat baik (A)
Nilai 76 s/d 85 dinyatakan baik (B)
Nilai 66 s/d 75 dinyatakan cukup (C)
Nilai 56 s/d 65 dinyatakan kurang (D)
Nilai 55 ke bawah dinyatakan jelek (E)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah data hasil penelitian karya tulis ilmiah ini
diperoleh, data tersebut selanjutnya diolah untuk dapat ditentukan nilai
rata-rata kemampuan menjelaskan secara lisan uraian topik
tertentu dari hasil membaca buku siswa secara total. Pengolahan penulisan dan analisis data
dilakukan berdasarkan teknik pengolahan
data yang telah diperoleh. Pengukuran menjelaskan secara lisan uraian
topik tertentu dari hasil membaca buku ini dilakukan dengan cara memberikan lembaran pertanyaan yang
berhubungan dengan teks pembahasan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis.
Nilai menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil
membaca buku diukur
dengan menghitung data yang diperoleh sebagai berikut.
Tabel 1: Data yang diperoleh berupa skor atau nilai
sebagai berikut :
No.
|
Nama Siswa
|
Nis
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
|
Nova Mauliza
|
1002040031
|
90
|
|
2
|
Riski Arunita
|
1002040032
|
80
|
|
3
|
Munira
|
1002040033
|
100
|
|
4
|
Roswati
|
1002040034
|
70
|
|
5
|
Rosnita
|
1002040035
|
90
|
|
6
|
Suryani
|
1002040036
|
100
|
|
7
|
Darniati
|
1002040037
|
80
|
|
8
|
Nurul Husna
|
1002040038
|
100
|
|
9
|
Maulidiana
|
1002040039
|
100
|
|
10
|
Nur Akmal
|
1002040040
|
70
|
|
11
|
Kausar
|
1002040041
|
90
|
|
12
|
Basri
|
1002040042
|
80
|
|
13
|
Anita
|
1002040043
|
90
|
|
14
|
Ani Malisa
|
1002040044
|
100
|
|
15
|
Farida Fardiana
|
1002040045
|
80
|
|
16
|
Jumiati
|
1002040046
|
100
|
|
17
|
Elawati
|
1002040047
|
80
|
|
18
|
Fera Rahmalia
|
1002040048
|
100
|
|
19
|
Dewi Agustina
|
1002040049
|
100
|
|
20
|
Fiyanti
|
1002040050
|
70
|
|
21
|
Syarifah Agusni
|
1002040051
|
100
|
|
22
|
Elizar
|
1002040052
|
90
|
|
23
|
Fitria Ramadhani
|
1002040053
|
80
|
|
Rumus Pengolahan Data :
Jumlah Jawaban :
Keterangan : Jumlah jawaban
yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 100.
4.2 Pembahasan
Untuk memudahkan pengolahan data, penelitian tersebut disusun
berdasarkan urutan nilai tertinggi hingga nilai terendah.
Susunannya sebagai berikut :
100 100 100 100 100 100 100 100 100 90 90 90
90 90 80 80 80 80 80 80 70 70 70
Setelah data diperoleh, selanjutnya langkah yang
ditempuh adalah range. Range adalah selisis nilai tertinggi (H) dengan nilai
terendah (L), kemudian ditambah satu (1).
Rumusnya adalah: Rg = H-L+1
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah adalah 70.
Dengan demikian, rangenya adalah:
Rg = H-L+1
= 100-70+1
= 30+1
= 31
Setelah range diketahui, selanjutnya
ditentukan lebar kelas, dengan rumus:
K = 1+(3,3) log n
= 1+(3,3) log 23
= 1+(3,3) 1,361
= 1+4,49
= 5,49
= 5
Setelah lebar kelas
diketahui, selanjutnya ditentukan nilai lebar kelas (I) dalam penentuan lebar
kelas digunakan rumus:
Rg =
Dengan demikian interval
penelitian adalah:
I =
=
= 6,2
= 6
Setelah menentukan range dan lebar kelas
selanjutnya disusun tabel distribusi dan frekuensi sebagai berikut.
Tabel 2 : Distribusi dan frekuensi kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang
No
|
interval kelas
|
frekuensi (f)
|
nilai tengah (x)
|
perselisihan (fx)
|
1
|
95-100
|
9
|
97,5
|
877,5
|
2
|
89-94
|
5
|
91,5
|
457,5
|
3
|
83-88
|
-
|
85,5
|
-
|
4
|
77-82
|
6
|
79,5
|
477
|
5
|
70-76
|
3
|
73
|
219
|
∑
|
-
|
N=23
|
-
|
2031
|
Berdasarkan distribusi dan
frekuensi di atas berikutnya menentukan nilai rata-rata untuk rumus sebagai
berikut:
M =
=
= 88,30
= 88 %
Dengan demikian nilai
rata-rata kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang dalam menjelaskan
secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sebesar 88 %.
Setelah nilai rata-rata
diperoleh selanjutnya nilai tersebut dimasukkan ke dalam skala penelitian. Dari
keseluruhan jumlah siswa yaitu 23 orang, prestasi skor yang diperoleh sangat bervariasi,
yaitu 9 orang memperoleh nilai sangat memadai, 5 orang memperoleh nilai
memadai dan 9 orang memperoleh nilai belum memadai.
Jika nilai yang diperoleh
siswa dibandingkan dengan kriteria nilai yang telah ditetapkan maka kemampuan
siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang dalam menjelaskan
secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sudah memadai.
Tabel 3: Persentase
kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang dalam menjelaskan
secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku.
Klasifikasi
|
Frekuensi (f)
|
Persentase (%)
|
|
Kualitatif
|
Kuantitatif
|
||
Sangat
Memadai
|
95-100
|
9
|
39
|
Memadai
|
89-94
|
5
|
22
|
Belum
Memadai
|
≤ 88
|
9
|
39
|
Jumlah
|
N=23
|
100%
|
Tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai siswa yang sangat memadai dalam menjelaskan
secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku hanya 9 orang atau 39 %, siswa yang memadai dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku diperoleh 5 orang
atau 22 %, sedangkan siswa yang belum memadai dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku mencapai 9 orang
atau 39 %.
Hal ini menunjukkan bahwa
siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang Kabupaten Bireuen sudah
dapat memahami dalam menjelaskan secara lisan uraian topik
tertentu dari hasil membaca buku dengan baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dalam penelitian ini
diuraikan simpulan dan saran yang erat hubungannya dengan permasalahan yang
diteliti. Dari hasil pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang Kabupaten Bireuen dalam menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku secara keseluruhan berada
pada katagori sudah memadai.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa :
1)
Setelah peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas XI IPA
2 SMA Negeri 1 Kutablang dalam menjelaskan secara
lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sudah pada tahap yang
memadai, meski masih perlu perbaikan di sana-sini.
2)
Nilai yang didapat oleh para siswa dalam menjelaskan secara
lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku sangatlah bervariasi, mulai
dari 9 orang yang memperoleh
nilai sangat memadai, 5 orang memperoleh nilai memadai dan 9 orang
memperoleh nilai belum memadai.
3)
Peneliti pun menyadari bahwa melalui metode inquiri
peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan secara lisan uraian topik
tertentu dari hasil membaca buku sudah bisa ditingkatkan.
5.2 Saran
Sebagai usaha pembinaan
peningkatan kemampuan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Kutablang Kabupaten Bireuen dalam menjelaskan
secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca buku, maka penulis
mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1)
Kepada Guru Bahasa Indonesia
-
Untuk lebih meningkatkan lagi keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar khususnya pada materi menjelaskan secara lisan uraian topik
tertentu dari hasil membaca buku.
-
Guru diharapkan menggunakan metode mengajar yang bervariasi
agar mampu membuat siswa semakin berminat dan semangat dalam belajar atau tidak
jenuh.
2)
Kepada Kepala Sekolah
-
Untuk memberikan fasilitas yang lebih memadai lagi kepada
guru dan peserta didiknya, agar proses belajar mengajar bisa berjalan lebih
efektif lagi. Misalnya dengan menyediakan lebih banyak lagi bahan bacaan yang
bermutu di perpustakaan, menyediakan ruangan kelas yang lebih efisien serta
menyediakan tenaga pendidik yang professional.
3)
Kepada Siswa
-
Selayaknya untuk lebih terlibat aktif dalam pembelajaran
karena ingatlah bahwa kalian adalah generasi kedepan. Jadi, jangan membuang
waktu untuk melakukan hal yang tidak penting.
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta :
Erlangga.
Suyatno. 2009. Mejelajah
Pembelajaran Inovatif. Surabaya : Masmedia Buana Pustaka.
Mulyasa, E. 2006.
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
,2010. Menjadi
Guru Professional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Suharto dan Iryanto, Tata. 1989. Kamus
Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya : Indah.
Mau nanya dalam buku ini ada penjelasan tentang model word square gak?
BalasHapusMau nanya dalam buku ini ada penjelasan tentang model word square gak?
BalasHapus