1.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah
individu yang hidup dengan berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut mencakup
hubungan antarmasyarakat, antarmanusia, manusia dengan tuhannya, dan antarperistiwa
yang terjadi dalam batin seseorang. Bagi seorang pengarang yang peka terhadap
permasalahan-permasalahan tersebut, dengan hasil perenungan, penghayatan, dan
hasil imajinasinya kemudian menuangkan idenya tersebut dalam karya sastra. Ide yang dituangkan dalam karya sastra, biasanya menawarkan sebuah gambaran
realita yang bisa menjadi bahan perenungan bagi penikmatnya.
Karya
sastra memuat gambaran realitas yang ada. Sastra dan masyarakat pada gilirannya
berada dalam kaitan dialektis. Pada hakikatnya, sastra lebih banyak ditentukan
oleh masyarakat, sehingga pengarang memiliki keterkaitan dengan keadaan
realitas atau sosial masyarakat dalam menciptakan karya sastra. Hal ini terjadi
karena penyair merupakan bagian dari mobilitas sosial dan sastra merupakan
refleksi dari potret kehidupan masyarakat.
Sebagai genre
sastra karya fiksi dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk, baik itu roman,
novel maupun cerpen. Perbedaannya
hanya terletak pada kadar panjang pendeknya isi cerita, serta jumlah pelaku
yang mendukung isi cerita itu sendiri. Karya sastra novel dan roman merupakan
bagian dari prosa yang dekat dengan masyarakat karena jalan ceritanya tidak
jauh dari realitas kehidupan masyarakat. Novel memiliki cerita yang dikemukakan secara bebas, menyajikan sesuatu secara
lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak melibatkan berbagai
permasalahan yang lebih kompleks. Biasanya juga melukiskan suka, duka, cinta dan
adat istiadat.
Selain menggambarkan
pesan moral, karya sastra ada juga yang memberikan pesan yang berwujud unsur mistik, yaitu bagian yang digambarkan oleh tokoh-tokoh dalam novel
yang berhubungan dengan hal-hal gaib. Unsur tersebut
sangat mempengaruhi prilaku dan
tindakan manusia baik yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Unsur mistik dalam karya sastra banyak mendapatkan respon negatif dari para
pembaca, namun dari setiap sisi negatif tentunya juga terdapat sisi positif
tersendiri.
Dengan adanya unsur mistik tersebut, maka dapat memberikan pandangan tersendiri bagi para pembaca untuk berbuat kebaikan. Bahkan, perlu ditanamkan kesadaran tentang pemahaman dan
penghayatan agar tidak terjerumus terhadap unsur mistik terutama pada zaman globalisasi sekarang
ini sangat diperlukan sebuah karya fiksi berupa novel atau roman memiliki unsur mistik sebagai benteng pengokoh iman.
Novel Syair Munajat Cinta memiliki banyak keunikan tersendiri, salah
satunya adalah dalam novel tersebut menggambarkan unsur mistik yang sangat
kental. Kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam novel tersebut penuh
dengan mistik atau sering melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan
hal-hal gaib atau keramat. Mereka beranggapan dengan tradisi tersebutlah semua keinginan
mereka akan terwujud. Dalam novel ini juga menceritakan sosok anak yang bernama
Dewi. Dia tumbuh dalam keluarga yang mengagung-agungkan hal-hal mistik. Namun, ketika
beranjak dewasa ia mulai menentang semua ajaran sesat dan berjuang keras
meluruskan ajaran Islam. Tidak hanya ayahnya tercinta yang harus disadarkan dan
keluar dari kesesatannya, ia juga harus berjuang meluruskan akidah masyarakat
tempatnya dilahirkan.
Dari uraian pada latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di
atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian. Adapun judul
penelitian ini adalah “Analisis Unsur Mistik dalam Novel Syair Munajat Cinta karya Novia Syahidah”.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penggambaran unsur
mistik dalam novel Syair Munajat Cinta
karya Novia Syahidah?
3.
Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan data tentang penggambaran unsur
mistik dalam novel Syair Munajat Cinta
karya Novia Syahidah.
4.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai dua manfaat yaitu secara teoretis
dan praktis.
Secara teoretis, hasil penelitian
ini diharapkan supaya dapat dijadikan pengalaman baru dalam
mengungkapkan perkembangan dunia sastra Indonesia, yaitu mengenai penggambaran
unsur mistik dalam novel Syair Munajat
Cinta karya Novia Syahidah.
Selanjutnya, secara praktis hasil
penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk memperkarya
pengetahuan tentang kesusastraan Indonesia, khususnya novel yang mengungkapkan
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat serta dapat menambah wawasan dalam
menganalisis karya sastra terutama novel dari segi penggambaran unsur mistik
guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Sedangkan, bagi mahasiswa
lain dapat memberi informasi empiris dan pendalaman ilmu serta pengetahuan
mengenai bidang kesusastraan, sehingga akan memotivasi untuk lebih mencintai
karya sastra Indonesia berbentuk novel.
5.
Ruang
Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu tentang
analisis unsur mistik yang terdapat dalam novel Syair Munajat Cinta karya Novia Syahidah.
6.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan beberapa definisi
operasional sebagai berikut:
1)
Analisis adalah suatu
kegiatan pengkajian atau pengamatan yang dilakukan untuk meneliti tentang unsur
mistik yang terdapat dalam novel Syair
Munajat Cinta karya Novia Syahidah.
2)
Unsur mistik adalah bagian
yang menggambarkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu yang ada
di luar logika dan nalar manusia dan bersumber dari hal-hal gaib.
3)
Novel adalah suatu
bentuk karya sastra yang menceritakan kehidupan pelaku sampai pada tahap penyelesaian masalah dan di
dalamnya terdapat berbagai muatan nilai, dan peristiwa-peristiwa tentang
kehidupan manusia.
4)
Syair Munajat Cinta
adalah salah satu novel yang sarat dengan unsur mistik/religius yang
digambarkan lewat tokoh-tokohnya.
5)
Novia Syahidah adalah
seorang pengarang novel Syair Munajat
Cinta.
7.
Landasan Teoretis
7.1 Pengertian Novel
Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang
berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun melalui
unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan
lain-lain, yang kesemuanya bersifat naratif. Novel berasal dari bahasa Italia
novella, yang dalam bahasa Jerman novell, dan dalam bahasa Yunani novellus.
Kemudian masuk ke Indonesia menjadi novel dan novellus mengandung pengertian
yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris: novelette), yang berarti
sebuah karya prosa fiksi yang panjang cakupan tidak terlalu panjang, namun juga
tidak terlalu pendek.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di
dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar. Hal ini dikarenakan daya komunikasinya
yang luas dalam masyarakat. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat
memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya, novel hiburan hanya dibaca untuk
kepentingan santai belaka, yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya
untuk menyelesaikannya. Novel juga
menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, di mana
kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan
nasib tokohnya.
Menurut Zaidan, dkk (dalam Purba, 2001: 64) ia menyatakan
bahwa ”Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan
yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan
mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi
dasar konvensi penulisan”. Sedangkan menurut Kosasih (2003: 250),
ia mengemukakan bahwa ”Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh
atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh”. Lalu, Tarigan
(dalam Purba, 2001: 63), ia juga mengungkapkan bahwa ”Novel adalah suatu prosa
yang fiktif dengan panjangnya tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta
adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan
yang agak kacau atau kusut”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa novel adalah suatu karya sastra yang berbentuk prosa dan menguraikan
suatu kejadian yang luar biasa, juga sebagian mengisahkan tentang kehidupan
manusia yang dibangun melalui unsur intrinsik berupa tema, peristiwa, latar,
tokoh, sudut pandang, dan lain-lain yang bersifat naratif, serta unsur
ekstrinsik.
7.2
Novel Sebagai Salah Satu Bentuk Karya Sastra
Karya sastra sebagai salah
satu bentuk kesenian tidak lepas dari proses kreatif. Orang inggris
menyebutkan, karya sastra sebagai refleksi masyarakatnya. Di dalam
merefleksikan masyarakat itu, seorang sastrawan menerapkan suatu filter halus
berdasarkan nuraninya. Dengan filter itu dia menyaring berbagai hal dalam
masyarakat dan akan memberikan penilaiannya terhadap berbagai hal di dalam masyarakat
yang dianggap melenceng dari standar kepatutan. Bisa juga sastrawan melihat
keganjilan-keganjilan yang terjadi di dalam masyarakat dan menuliskannya di
dalam karya sastranya.
Proses kreatif seni, seniman
tergerak hatinya secara emosional dan intelektual oleh kehidupan, selanjutnya
didukung oleh imajinasi untuk membentuk suatu konsep yang diwujudkan ke dalam
sosok tertentu yang menuntut suatu struktur tertentu. Struktur ini tunduk
kepada sejumlah aturan berkesenian tertentu. Alam beserta isinya memang sangat
layak menjadi sumber segala keindahan dan menjadi satu-satunya sumber yang
ditiru dalam seni. Alam tentu saja tidak terbatas pada pemandangan alam, tetapi
termasuk juga penghuni alam ini, perilaku, pandangan hidupnya, wataknya, dan
sikapnya yang disebut dengan kehidupan.
Keindahan dan kepuasan
rohaniah sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini terbukti bahwa banyak
benda-benda yang dibuat manusia yang sesungguhnya tidak dimiliki dalam
kehidupan lahiriah, tetapi hanya memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan rohaniah. Benda-benda seperti yang lazim disebut dengan istilah benda
seni, karya seni atau hasil seni.
Berdasarkan bentuk dan alat
yang digunakan untuk menghasilkan karya seni, dapat dibedakan adanya macam
bentuk seni. Karya seni yang menggunakan garis dan warna sebagai alatnya
disebut seni lukis, yang menggunakan nada disebut seni suara, yang menggunakan
gerak disebut seni tari dan karya seni yang menggunakan medium disebut bahasa
untuk berbagai aspek disebut sastra, seni sastra atau karya sastra.
Karya
sastra tidak hanya ditujukan kepada karakter manusia secara umum, tetapi sering
pula ditujukan kepada sejumlah penguasa yang merupakan sosok yang dianggap
menyimpang dari standar kepatutan. Tokoh penguasa ini bisa merupakan tokoh yang
korup, yang serakah, yang gila kekuasaan, tidak adil, sewenang-wenang,
penyelewenangan seksual, melenceng dari agama dan sebagainya. Banyak orang
tidak suka menerima kritik, bahkan tidak suka diingatkan, apalagi kalau dia
menduduki posisi sebagai penguasa. Padahal di dalam agama saya, menjadi
kewajiban seorang mukmin untuk mengingatkan sesama mukmin untuk berjalan di
jalan yang sudah ditunjukkan oleh Allah. Bentuk mengingatkan itu yang sering
dianggap kritik dn tidak selalu menyenangkan hati pihak yang diingatkan.
7.3 Pengertian Mistik
Apabila dikaitkan dengan budaya, maka pada hakikatnya mistik merupakan pengetahuan yang tidak rasional
atau tidak dapat dipahami rasio, maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi
tidak dapat dipahami rasio dan memiliki bentuk pemikiran dan ekspresi tentang
kebenaran yang mutlak di dalam suatu masyarakat. Ekspresi dan pemikiran yang
tidak rasional ini kemudian membentuk suatu perilaku dalam kehidupan masyarakat
dan menjadi suatu budaya.
Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang
artinya rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman.
Menurut
Koentjaraningrat, (dalam Wikipedia), menyatakan bahwa ”Mistik adalah bentuk
religi yang berdasarkan kepercayaan kepada satu Tuhan yang dianggap meliputi
segala hal dalam alam dan sistem keagamaan ini sendiri dari upacara-upacara
yang bertujuan mencapai kesatuan dengan tuhan”. Selanjutnya, menurut Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Wikipedia), menyatakan bahwa
”Mistik merupakan hal gaib yang sangat diyakini hingga tidak bisa
dijelaskan dengan akal manusia biasa”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa mistik adalah hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu yang
ada di luar logika dan nalar manusia yang bersumber dari hal-hal gaib.
7.4
Unsur Mistik dalam Novel
Dalam sebuah karya sastra yang berbentuk
novel, tidak hanya terdapat unsur intrinsiknya saja, seperti tema, amanat,
penokohan, latar, seting dan gaya bahasa. Namun, juga terdapat unsur ekstrinsik
yaitu unsur pembangun karya sastra tersebut dari luar, baik itu berupa budaya,
adat, bahasa, pendidikan, latar belakang pengarang, dan nilai yang terkandung
dalam karya sastra tersebut.
Unsur ekstrinsik yang terkandung dalam
novel, salah satunya adalah tentang adat dan budaya. Berkaitan dengan adat dan
budaya tersebutlah, salah satu unsur yang menjadi pembangun novel adalah unsur
mistik. Unsur mistik dalam novel merupakan unsur pembangun novel yang berwujud
sebuah tradisi masyarakat dalam novel yang berhubungan dengan hal-hal gaib dan
di luar akal sehat manusia.
Dalam novel Syair Munajat Cinta karya Novia Syahidah sarat dengan nilai mistik
yang dianut oleh masyarakat setempat. Setiap kegiatan yang dilalui oleh
masyarakat tidak luput dari bersekutu dengan setan atau hal lain yang bersifat
gaib dan mistik.
7.5
Biografi Pengarang
Novia Syahidah, lahir di Payakumbuh,
Sumatera Barat. Ia mengawali perannya di dunia kepenulisan pada tahun 2002,
semua berawal ketika ia menulis cerita bersambung di majalah Annida, yang
kemudian diterbitkan dalam bentuk novel. Setelah itu, mulai bermunculan
diberbagai media. Sampai saat ini, cerpen-cerpen penulis yang menggemari karya
Najib Khailani ini juga dapat dibaca dalam berbagai buku antologi, kemudian menyusul
beberapa karyanya yang lain.
Novel Titip Rindu buat Ibu (Dar Mizan,
2013), Novel Pengemas Rindu (LTTH, 2004), Novel Diselubung Malam (Dar Mizan,
2004), Kumpulan Cerpen dalam Sunyi (Zikrul Hakim, 2004), Kumpulan Cerpen
Sepotong Kata Cinta (GIP, 2005), dan Novel Bayangan Lenggini (Syaamil, 2006), juga
sebuah novel anak yang berjudul Hantu Sungai (GIP, 2007). Selain itu, ia juga
membuat sebuah Buku Antologi bersama suaminya, Arul Khan yang berjudul Sebuah
Janji untuk Istriku (LPPH, 2006).
Cerpen pertamanya yang berjudul Pasanga
Ri Kajang berhasil masuk nominasi untuk kategori sastra dalam lomba tingkat
nasional yang diadakan FLP pada tahun 2002, kemudian Cerpen Jimat Pemikat juga
menjadi nominasi dalam lomba yang diadakan FLP pada tahun 2005. Lalu, novelnya
yang berjudul Diselubung Malam merupakan pemenang anugerah Fena 2005 kategori
Novel Remaja Terpuji yang diberikan oleh Forum Lingkar Fena. Terakhir novelnya
yang berjudul Syair Munajat Cinta (Jendela, 2008) merupakan novel yang sungguh menarik
dari segi mistik yang kental dalam setiap alur perjalanan kisah para tokoh
dalam novel tersebut.
Selain itu, penulis masih suka membaca
Komik Donal Bebek serial Abu Nawas dan Nasruddin Hoja. Komik ini masih dapat
dilihat dalam buku leksikon Sastra Jakarta yang dikeluarkan oleh Dewan Kesenian
Jakarta-Bentang budaya untuk mengenal lebih jauh bunda dari Dinda Hilwa
Syahidah dan Kennajmi Syahidah ini, klik saja www.noviasyahidah.com atau kontak di noviasyahidah@yahoo.com.
8.
Metode Penelitian
8.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif bersifat deskriptif, karena data hasil dilakukan dengan tidak mengutamakan angka-angka, tetapi mengutamakan
kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara
empiris.
Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kutha Ratna (2009: 47),
ia mengungkapkan bahwa ”Pendekatan
kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah yaitu data dalam
hubungannya dengan konteks keberadaannya. Objek penelitian bukan gejala sosial
sebagai bentuk substantif melainkan makna-makna yang terkandung dibalik
tindakan yang justru mendorong timbulnya gejala sosial tersebut. Dalam hubungan
inilah pendekatan kualitatif dianggap sama dengan pemahaman. Sesuai dengan
namanya, pendekatan ini mempertahankan nilai-nilai sehingga pendekatan ini
dipertentangkan dengan pendekatan kualitatif yang berarti bebas nilai”.
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural hermeneutik. Wiyatmi (2009: 89), ia menyatakan bahwa
”Pendekatan struktural berarti penelitian yang memandang dan memahami karya
sastra dari segi struktur karya sastra itu sendiri”. Pada dasarnya pendekatan struktural sastra sering juga
dinamakan pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik,
bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra sebagai karya kreatif memiliki
otonomi penuh yang harus dilihat sebagai sosok yang berdiri sendiri terlepas
dari hal-hal lain yang berada di luar dirinya. Bila hendak dikaji atau
diteliti, yang harus dikaji dan diteliti yaitu baik unsur intrinsik maupun
ekstrinsik, salah satu unsur ekstrinsik adalah unsur mistik yang dikandung oleh
sastra tersebut.
Menurut Endraswara (2003: 42), ia menyatakan bahwa ”Studi sastra mengenal hermeneutik
sebagai tafsir sastra. Hermeneutik merupakan sebuah paradigma
yang berusaha menafsirkan teks atas dasar logika linguistik, yang akan dapat
membuat penjelasan teks sastra dan pemahaman makna dengan menggunakan makna
kata dan selanjutnya makna bahasa. Makna kata lebih berhubungan dengan konsep
semantik teks sastra dan makna bahasa lebih bersifat kultural. Makna kata akan
membantu pemahaman makna bahasa. Oleh karena itu, dari kata-kata akan tercermin
makna kultural teks sastra”.
Dari kedua pendapat di
atas, maka pendekatan struktural hermeneutik adalah pendekatan yang memberikan tafsiran
terhadap teks sastra yang berkenaan dengan aspek yang membangun karya sastra,
salah satunya dilihat dari langkah kerja pendekatan struktural yaitu membahas
mengenai unsur mistik yang dikandung oleh sastra tersebut. Jadi teks sastra
yang dianalisis adalah teks-teks sastra yang berhubungan dengan penggambaran unsur
mistik yang digunakan dalam novel tersebut.
8.2 Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini
adalah kutipan
atau teks-teks yang berada dalam novel tersebut yang berhubungan dengan penggambaran
unsur mistik sedangkan sumber
data dalam penelitian ini adalah novel Syair
Munajat Cinta karya Novia Syahidah, terbit tahun 2008 setebal 298 halaman,
penerbit Jendela.
8.3 Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data dalam
penelitian hermeneutik struktural ini adalah sebagai berikut:
1)
Peneliti membaca dan memahami novel Syair
Munajat Cinta karya Novia
Syahidah.
2)
Peneliti mencatat dan memberi kode pada teks-teks yang mengungkapkan
penggambaran unsur mistik dalam novel tersebut.
3)
Peneliti mengumpulkan kutipan yang mengungkapkan
penggambaran unsur mistik dalam novel tersebut.
4)
Peneliti
menganalisis kutipan yang telah dikumpulkan, untuk kemudian diambil kesimpulan.
5)
Peneliti menuangkan hasil penelitian ke dalam sebuah
tulisan atau skripsi dengan judul ”Analisis
unsur mistik dalam novel Syair Munajat
Cinta karya Novia Syahidah.”
8.4
Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis secara
kualitatif yaitu menganalisis unsur mistik dalam novel
Syair Munajat Cinta karya Novia
Syahidah. Menurut Sugiono (2009:
337), ia mengungkapkan bahwa
”Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu”.
Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teori Miles dan
Huberman. Miles dan Huberman (Sugiono 2009: 337), mengemukakan bahwa ”Aktifitas dalam analisis kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas
sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu mereduksi
data, menyajikan data dan menyimpulkan data”.
Adapun langkah-langkah
yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1)
Mereduksi data
Tahap
mereduksi data merupakan tahap awal dalam penganalisisan data dalam penelitian.
Mereduksi berarti kegiatan
menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini, data
yang direduksi adalah penggambaran unsur mistik dalam
novel Syair Munajat Cinta karya Novia
Syahidah.
2)
Menyajikan data
Menyajikan
data merupakan tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan reduksi. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan cara pengorganisasian
dari hasil reduksi data dengan cara menyusun sekumpulan informasi yang telah
diperoleh dari hasil reduksi. Hal ini diharapkan dapat memberi kemungkinan menarik kesimpulan. Dalam menganalisis penggambaran
unsur mistik dalam novel Syair Munajat
Cinta karya Novia Syahidah adalah menyajikan tulisan
yang menunjukkan/menjurus kepada penggambaran unsur mistik
yang terdapat dalam novel tersebut.
3)
Verifikasi
Langkah ketiga
adalah verifikasi, yaitu langkah yang dilakukan untuk menguji kebenaran dan
mencocokkan makna-makna yang muncul dari data. Pengujian dan
pencocokan makna-makna yang muncul diharapkan dapat menjadi temuan baru yang
sebelumnya pernah ada, temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Dalam menganalisis unsur mistik dalam novel Syair
Munajat Cinta karya Novia Syahidah, diharapkan
akan mendapatkan kejelasan tentang penggambaran karakter tokoh dalam novel
tersebut setelah diteliti.
8.5
Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data merupakan hal
yang penting dalam penelitian, untuk mengecek keabsahan data maka teknik yang
digunakan adalah teknik kriteria kepercayaan yang dikembangkan oleh Moleong (2010: 330), yaitu:
1)
Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
2)
Ketekunan pengamatan, dilakukan pengamat dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti, rinci, dan terus menerus selama kegiatan
analisis terhadap penggambaran unsur mistik yang terdapat dalam novel tersebut,
sehingga didapatkan hasil penelitian yang tepat dan sesuai.
3)
Pemeriksaan sejawat, yaitu mendeskripsikan proses dan hasil
penelitian dengan pembimbing, teman sejawat, dan dosen yang memiliki
pengetahuan mengenai judul penulis.
Maka, jelas bahwa melalui triangulasi, ketekunan pengamatan dan pemeriksaan sejawatlah keabsahan data tentang penggambaran unsur
mistik yang terdapat dalam novel
Syair Munajat Cinta karya Novia
Syahidah dapat dibuktikan keabsahan
datanya.
8.6
Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap yang dilaksanakan
dalam jenis penelitian hermeneutik struktural ini adalah:
1)
Tahap Persiapan
Dalam
tahap persiapan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
membaca novel Syair Munajat Cinta
karya Novia Syahidah.
2)
Tahap
Pelaksanaan
Dalam
tahap ini,
peneliti mengelompokkan data berdasarkan penggambaran unsur mistik yang terdapat
dalam novel Syair Munajat Cinta karya
Novia Syahidah.
3)
Tahap
Observasi
Observasi
ini dilakukan dengan tujuan agar memperoleh informasi yang lebih mendalam
tentang data berupa penggambaran unsur mistik yang terdapat dalam novel Syair Munajat Cinta karya Novia Syahidah.
4)
Tahap
Refleksi
Dalam tahap refleksi, yang dilakukan peneliti adalah menganalisis data-data yang
diperoleh dalam novel Syair Munajat Cinta karya Novia Syahidah
lalu menganalisis unsur mistik dan disimpulkan.
DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Caps.
Kosasih, Encang. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan
dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya.
Kutha Ratna,
Nyoman. 2010. Teori,
Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Denpasar: Pustaka Pelajar.
Moleong, Laxy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Panitia Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Matangglumpangdua: FKIP Universitas Almuslim.
Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: USU
Press.
Sugiono. 2010. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syahidah, Novia. 2008. Novel
Syair Munajat Cinta. Jakarta: Jendela.
Wiyatmi. 2009. Pengantar
Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar