Jumat, 20 September 2013

MAKALAH GEOGRAFI TENTANG PENGUKURAN STATUS SOSIAL



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari pengukuran perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, di saat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain.
Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Meskipun segi-segi yang dipelajari sama tetapi isi bahasannya berbeda, karena masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial orang dewasa tidak akan jauh berbeda kaitannya dengan perkembangan sosial remaja.

1.2         Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1)             Apa yang dimaksud dengan pengukuran perkembangan sosial ?
2)             Bagaimana pengukuran sosial dari segi kelas sosial dan status sosial ?



1.3         Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk:
1)             Mengetahui tentang pengukuran perkembangan sosial.
2)             Mengetahui tentang pengukuran sosial dari segi kelas sosial dan status sosial.

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Pengukuran Perkembangan Sosial
Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian pengukuran perkembangan sosial adalah mengukur berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.

2.2     Kelas Sosial dan Status Sosial
Para peneliti sering mengukur kelas sosial dari sudut status sosial yaitu dengan membatasi setiap kelas sosial dengan banyaknya status  yang dimiliki para anggota dibandingkan dengan yang dimiliki para anggota kelas sosial lain. Dalam penelitian kelas sosial (disebut juga stratifikasi sosial), status sering dianggap sebagai penggolongan relatif para anggota setiap kelas sosial dari segi faktor-faktor status tertentu.
Sebagai contoh, kekayaan relatif (banyak aset ekonomi), kekuasaan (tingkat pilihan atau pengaruh pribadi terhadap orang lain) dan martabat (tingkat pengakuan yang diperoleh dari orang lain) merupakan tiga faktor yang sering digunakan ketika menilai kelas sosial. Ketika mempertimbangkan perilaku konsumen dan riset pasar, status paling sering ditentukan  dari sudut satu variabel demografis atau yang lebih cocok seperti ini (sosioekonomi), yaitu:
Ø   Penghasilan keluarga
Ø   Status pekerjaan
Ø   Pencapaian pendidikan.
Variabel-variabel sosioekonomi ini, sebagai gambaran status, digunakan sehari-hari oleh para praktisi pemasaran untuk mengukur kelas sosial.

2.3     Kelas Sosial Merupakan Bentuk Segmentasi Hierarkis dan Alamiah.
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status rendah sampai status yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas tertentu merasa para anggota kelas sosial lainya mempunyai status yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari pada mereka. Karena itu, bagi kebanyakan orang, penggolongan sosial berarti orang tersebut sama dengan mereka (dalam kelas sosial yang sama), superior dibanding mereka (kelas sosial yang lebih tinggi), maupun inferior dibanding mereka (kelas sosial yang lebih rendah).

2.4     Ukuran Kelas Sosial
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini, ukuran subyektif, ukuran reputasi, dan ukuran obyektif dari kelas sosial.

1)             Ukuran Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk mengukur kelas sosial, para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing, klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipasi terhadap dirinya atau citra diri partisipan. Kelas sosial dianggap sebagai fenomena yang menggambarkan rasa memiliki atau mengidentifikasi dengan orang lain. Ukuran keanggotaan sosial yang subyektif cenderumg menghasilkan berlimpahnya orang yang menggolongkan diri sebagai kelas menengah.
2)             Ukuran Reputasi
Para sosiolog telah menggunakan pendekatan reputasi untuk memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai struktur masyarakat tertentu yang sedang dipelajari. Tetapi, para peneliti konsumen lebih tertarik pada ukuran kelas sosial untuk memahami pasar dan perilaku konsumsi dengan lebih baik, bukan struktur sosial. Sesuai dengan tujuan yang lebih terfokus ini, pendekatan reputasi telah terbukti tidak dapat dipergunakan.
3)             Ukuran Obyektif
Berbeda dengan metode subyektif dan reputasi, yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas sosial mereka sendiri atau kedudukan para anggota masyarakat lainya, ukuran obyektif terdiri dari berbagai variabel demografis atau sosioekonomis yang dipilih mengenai para individu yang sedang dipelajari. Semua variabel ini diukur melalui kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan faktual kepada para responden mengenai diri mereka sendiri, keluarga atau tempat tinggal mereka. Ketika memilih ukuran obyektif kelas sosial, kebanyakan peneliti lebih menyukai satu atau beberapa variabel berikut ini, yaitu pekerjaan, jumlah penghasilan, dan pendidikan. 
4)             Ukuran obyektif kelas sosial
Ukuran obyektif kelas sosial terbagi menjadi dua kategori pokok yaitu, indeks variabel tunggal indeks dan variabel gabungan.
(1)   Indeks Variabel Tunggal
Indeks variabel tunggal hanya menggunakan satu variabel sosial ekonomi untuk menilai keanggotaan kelas sosial. Beberapa dari variabel yang digunakan untuk tujuan ini, yaitu:
Ø Pekerjaan
Ø Pendidikan
Ø Penghasilan
Ø Variabel lain
(2)   Indeks Variabel Gabungan
Indeks gabungan secara sistematis menggabungkan sejumlah faktor sosial ekonomi untuk membentuk satu ukuran kelas sosial secara menyeluruh. Indeks tersebut sangat menarik bagi para peneliti konsumen karena dapat menggambarkan dengan lebih kompleks kelas sosial dibandingkan indeks variabel tunggal.

Dua diantara indeks gabungan yang lebih penting adalah indeks karakteristik status dan skor status sosial ekonomi.
1)             Indeks karakteristik status, ukuran kelas sosial yang klasik adalah ukuran tertimbang dari berbagai variabel sosial ekonomi, yaitu: pekerjaan, sumber penghasilan, model rumah, dan daerah tempat tinggal.
2)             Skor status sosial ekonomi, ukuran kelas sosial ini yang menggabungkan antara tiga variabel sosial ekonomi dasar yaitu, pekerjaan, keluarga dan tingkat pendidikan.















BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1     Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut, yaitu:
1)             Pengukuran perkembangan social adalah mengukur berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kenutuhan hidup manusia.
2)             Kategori kelas social biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status rendah sampai status yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas tertentu merasa para anggota kelas sosial lainya mempunyai status yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari pada mereka.
3)             Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas social tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini, ukuran subyektif, ukuran reputasi, dan ukuran obyektif dari kelas social.

3.2         Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penyusun menyarankan setiap calon pendidik dapat memahami konsep pengukuran perkembangan sosial peserta didiknya dari segi kelas sosial dan status sosial.




DAFTAR PUSTAKA
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
______. 2010. Perkembangan Hubungan Sosial Remaja. (Online). (http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/makalah-tentang-perkembangan-hubungan.html).
_______.2007. Perkembangan Sosial Anak. (Online). (http://h4md4ni.wordpress.com/perkembang-anak/).
_______. 2010. Perkembangan Hubungan Sosial. (Online). (http://www.g-excesois.com/id/makalah-dan-pengertian-hubungan-sosial.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar